Pertandingan Pertama Kiblat Sepakbola

Backpass

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Pertandingan Pertama Kiblat Sepakbola

Jika sepakbola adalah agama, maka Maracanã adalah kiblatnya. Stadion yang terletak di Rio de Janeiro (Brasil) ini dianggap sebagai kakbah, katedral, atau kuil suci bagi sepakbola.

Wacana pendirian Maracanã hadir ketika Brasil diputuskan menjadi tuan rumah Piala Dunia 1950, yang merupakan Piala Dunia pertama pasca Perang Dunia II usai. Meski ada kontroversi soal biaya, pembangunan stadion ini dimulai pada Agustus 1948.

Konstruksi Maracanã memang baru benar-benar selesai 15 tahun setelahnya, yaitu pada 1965. Namun sejarah sudah tercipta jauh sebelumnya. Pada 16 Juni 1950, ketika stadion tersebut bahkan belum memiliki toilet dan tribun pers, Maracanã memainkan pertandingan pertamanya, pertandingan pembuka bagi kiblat sepakbola: Rio de Janeiro All-Star menghadapi São Paulo All-Star.

Gol pertama di Maracanã dicetak oleh gelandang Fluminense, Valdir "Didi" Pereira, untuk Rio All-Star. Rio memenangi pertandingan 3-1.

***

Meski lebih dikenal dengan nama Maracanã, nama resmi stadion ini sebenarnya Estádio Jornalista Mário Filho. Filho adalah jurnalis lokal di Rio yang sangat mendukung pendirian stadion tersebut walau banyak kritik menghujam. Nama tersebut diresmikan pada 1966, setelah Filho meninggal.

Maracanã sendiri adalah nama sungai populer di Rio. Jenis burung beo yang terkenal di daerah tersebut juga bernama Maracanã.

Pembangunan Maracanã awalnya melibatkan 1.500 pekerja, tapi kemudian ditambah 2.000 pekerja lagi menjelang pembukaan Piala Dunia 1950. Delapan hari setelah pertandingan pertama antara Rio dan São Paulo All-Star, Maracanã memainkan pertandingan pembukaan Piala Dunia. Saat itu Brasil mengalahkan Meksiko 4-0 di depan 81.000 penonton.

Jumlah itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kapasitas Maracanã yang bisa menampung angka sedikit di bawah 200.000 penonton, yang sempat membuatnya sebagai stadion terbesar di dunia.

Stadion ini baru benar-benar menjadi stadion terbesar di dunia tepat satu bulan setelah pertandingan bersejarah antara Rio dan São Paulo All-Star di atas. Pada 16 Juli 1950, Maracanã menampung 199.854 penonton. Jumlah tersebut masih menjadi yang terbesar di sepakbola hingga saat ini.

Pertandingan dengan penonton terbesar itu juga terkenal dengan sebutan "Maracanazo" atau "Tragedi Maracanã": Brasil kalah 1-2 dari Uruguay di final Piala Dunia 1950. Pencetak gol kemenangan Uruguay saat itu adalah Alcides Chiggia.

Selengkapnya soal Maracanazo: Uruguay Ledek Brasil dengan `Si Hantu 50`

Rentetan sejarah terus terjadi di Maracanã. Pelé mencetak gol pertama dan gol ke-1000-nya ("O Milésimo" pada 1969) di Maracanã. Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 juga di stadion sakral ini.

Setelah renovasi besar-besaran, terutama untuk Piala Dunia 2014 demi menghasilkan stadion dengan tempat duduk penuh (all-seater), sekarang Maracanã memiliki kapasitas 78.838; masih menjadi yang terbesar meski "hanya" di Amerika Latin.

Selain sepakbola, Maracanã sempat dipakai untuk beberapa acara. Pertandingan voli antara Brasil dan Uni Soviet dengan rekor jumlah penonton terbanyak, 95.000, dimainkan di Maracanã. Beberapa artis juga pernah manggung di Maracanã: A-ha, Tina Turner, Paul McCartney, KISS, Prince, Guns N` Roses, Sting, Madonna, The Rolling Stones, Foo Fighters, Rush, Backstreet Boys, Pearl Jam, dan Coldplay.

Namun dari nama-nama di atas, hanya ada tiga kejadian yang paling ikonik: konser Frank Sinatra di hadapan 180.00 penonton (16 Januari 1960), Paus John Paul II, dan tentu saja, gol Chiggia di Maracanazo.

"Hanya ada tiga orang yang bisa membuat Maracanã terdiam: Paus, Frank Sinatra, dan aku," adalah kutipan terkenal Chiggia.

Semua itu tak akan terjadi jika tak ada pertandingan yang benar-benar membuka Maracanã. Selamanya kita akan mengingat jika kiblat sepakbola ini diresmikan oleh Rio dan São Paulo All-Star pada 16 Juni 1950.

Komentar