Teknologi, Drama, dan Olahraga yang Bercampur di FIFA 17

Video Games

by Dex Glenniza 25143

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Teknologi, Drama, dan Olahraga yang Bercampur di FIFA 17

5 aspek gameplay terbaru dan menjanjikan lainnya

Selain "The Journey" yang merupakan perkembangan yang paling dinanti-nantikan dari FIFA 17, ada lima aspek gameplay yang EA Sports umbar dalam acara E3 pada 12 Juni 2016 yang lalu. Kelima aspek ini dianggap akan menjadi kunci lainnya yang akan membuat FIFA 17 semakin menawarkan "pengalaman sepakbola yang baru".

Pertama, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang aktif. EA meningkatkan teknologi dalam pengambilan posisi untuk AI (baik rekan setim maupun lawan) agar lebih baik melalui pergerakan tanpa bola mereka. Di sini penekanannya adalah pada pemahaman akan ruang.

Kemudian teknik menyerang yang baru. `Pass with purpose` yang dikembangkan di FIFA 16 (yang sebenarnya masih banyak cacatnya) disempurnakan di FIFA 17 dengan perluasan pada lemparan kiper, umpan terobosan, dan yang paling penting, shooting. Dengan sistem driven finish dan downward header, kita bisa membangun kekuatan tendangan dengan menahan tombol (power bar), kemudian menekannya lagi (tap) agar membuat tembakan tetap rendah.

Ketiga adalah penyusunan ulang set-piece. Mekanika tendangan bebas yang baru membuat kita bisa menggerakan pemain di sekitar bola, membuat banyak kemungkinan untuk menembak, termasuk menggunakan kaki bagian luar. Pengambilan ancang-ancang pada saat penalti juga bisa kita modifikasi untuk kebutuhan power, placement, dan bahkan menipu kiper. Mekanika tendangan sudut disusun ulang agar bisa menampilkan kemelut yang lebih alami. Lemparan ke dalam juga membuat kita bisa bergerak di touchline dan menipu lawan dengan pura-pura melempar.

Selanjutnya adalah fisik dalam permainan. Teknologi "pushback" membuat keseimbangan ketika merebut maupun melindungi bola, yang bisa membuat kita bergerak pada kemungkinan 360-derajat, adu body, kesempurnaan pada sistem agar lebih kontekstual untuk mengetahui apakah kita sedang berusaha merebut atau mempertahankan bola, dan sekarang kita bisa bertabrakan dengan kiper ― kemungkinannya bola akan terlepas, pelanggaran untuk kita, pelanggaran untuk kiper, ataupun kesempatan mencetak gol.

Terakhir, fokus pada individualitas. EA Sports menginginkan untuk refleksi pada kemampuan dan kepribadian pemain di dunia nyata, sehingga FIFA 17 menggunakan full-body performance capture dan teknologi animasi wajah yang lebih realistis. Akan ada gerakan gocekan dan teknik tekel baru, dibarengi juga dengan kecairan dalam dribel sambil berlari tanpa merusak build-up permainan (seperti pada FIFA 15 di mana speed bisa mengalahkan segalanya, tapi di FIFA 16 justru speed tidak bisa berbicara banyak).

Untuk lebih jelas mengenai aspek gameplay ini, kita bisa sama-sama menyimaknya pada trailer lainnya yang juga dirilis oleh EA Sports di bawah ini.

Bagaimana jika dibandingkan dengan PES 2017?

Lupakan sejenak persaingan Jose Mourinho vs Pep Guardiola musim depan, karena FIFA 17 vs PES 2017 sudah memulai persaingan mereka jauh sebelum musim dimulai. Sejujurnya kami hanya bisa mengamati, karena belum bisa memainkannya, tapi menurut apa yang kami dapatkan dari FourFourTwo, kedua game akan sangat menjanjikan.

Perubahan besar di FIFA tidak dipungkiri terjadi karena Pro Evolution Soccer (PES) melakukan banyak evolusi, sesuai nama judul game mereka.

Tahun ini, PES tidak melakukan terlalu banyak perubahan seperti tahun lalu. Mereka fokus untuk menguatkan fondasi seperti operan yang semakin halus dan akurat, tembakan yang menawarkan banyak variasi dalam kekuatan dan akurasi, dan menggiring bola yang menjadi lebih ketat, memungkinkan kita untuk melewati lawan dengan timing yang cerdik alih-alih kelihaian dalam skill-trick.

Dari segi lisensi, FIFA masih unggul terlalu jauh meskipun PES baru saja mendapatkan lisensi untuk Arsenal, serta Atletico Madrid, Prancis, dan Jerman yang dilaporkan akan segera didapatkan lisensinya oleh Konami sebagai pengembang PES. Yang membuat PES unggul adalah lisensi mereka untuk Liga Champions UEFA, Liga Europa, dan liga-liga antarklub yang juga sudah mereka dapatkan di serial PES sebelumnya.

Ben Wilson melalui FourFourTwo, yang sudah memainkan kedua game di acara E3, mengatakan bahwa jika kedua game dirilis sekarang, tanpa melihat lisensi dan presentasi pertandingan (alias hanya melihat pertandingan di atas lapangannya saja), PES 2017 lebih unggul.

Namun, suporter sepakbola di seluruh dunia tetap menginginkan tim yang sesuai kenyataan dan presentasi pertandingan yang sesuai seperti di televisi, apalagi mengingat kualitas komentator di FIFA, Martin Tyler dan Alan Smith; maka Wilson mengatakan FIFA 17 pada akhirnya akan merajai game sepakbola di dunia pada musim yang akan datang.

Komentar