Foden Sayap Kiri Paling Cocok untuk Southgate

Piala Dunia

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Foden Sayap Kiri Paling Cocok untuk Southgate

Inggris melaju ke babak perempat final Piala Dunia 2022 setelah mengalahkan Senegal 3-0 di Al Bayt Stadium, Senin (5/12) dini hari WIB. Tiga gol mereka masing-masing dicetak Jordan Henderson (38’), Harry Kane (45+3’), dan Bukayo Saka (57’).

Dalam pertandingan ini, Southgate menurunkan formasi 4-3-3 dengan susunan pemain yang hampir sama seperti ketika menghadapi Wales di fase grup. Hanya saja, Ia mencadangkan Marcus Rashford dan memilih Bukayo Saka tampil sebagai menit pertama. Sementara, Phil Foden digeser ke sayap kiri untuk mengisi posisi yang biasanya menjadi milik Raheem Sterling. Nama terakhir diketahui pulang ke Inggris setelah rumahnya kerampokan.

Adapun Senegal tampil dengan kekuatan penuh. Kalidou Koulibaly memimpin rekan-rekannya dari lini belakang. Nampalys Mendy dan Ismaila Ciss menjadi dua poros yang mengalirkan bola dari lini belakang ke lini depan. Ismaila Sarr tetap menjadi senjata utama di lini depan bersama Krepin Diatta dan Boulaye Dia.

Gambar 1 - Susunan Pemain Inggris dan Senegal

Sumber : SofaScore

Sang finalis EURO 2020 memang layak memenangi pertandingan. Selain unggul penguasaan bola (61% berbanding 39%), Inggris juga lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Dari delapan tembakan yang dilepaskan The Three Lions, empat di antaranya mengarah ke gawang (dan tiga di antaranya berbuah gol). Sementara, Senegal hanya mampu mencatatkan dua tembakan ke gawang dari 10 percobaan.

Lebih jauh, keberhasilan Inggris memenangi pertandingan sebenarnya berangkat dari pemilihan pemain, struktur posisi di lapangan, dan kualitas individu serta mental yang seimbang antara pemain senior dan pemain junior. Terdapat beberapa detail taktik Gareth Southgate yang efektif membongkar pertahanan Senegal.

Menyerang dengan Dua Kelompok

Pemilihan Henderson ketimbang Mason Mount (yang tampil sebagai starter dalam dua laga pertama) untuk menemani Declan Rice dan Jude Bellingham di lini tengah merupakan buah pertimbangan Southgate. Ia mengincar keseimbangan dalam bertahan dan menyerang.

Ketika menyerang, Inggris membentuk struktur kelompok berpasangan di kedua sayap yang diisi oleh tiga pemain. Di sisi kiri diisi oleh Luke Shaw, Bellingham, dan Foden. Sementara sisi kanan diisi Walker, Henderson, dan Saka. Dua kelompok ini bertugas untuk menciptakan kombinasi di kedua sayap untuk membongkar pertahanan lawan. Rice bersama dua bek tengah tetap berdiri di tengah untuk mengantisipasi serangan balik sementara Kane bergerak dinamis di depan lini pertahanan lawan.

Gambar 2 - Ilustrasi Rata-Rata Penempatan Posisi Pemain Inggris (kiri) dan Arah Serangan Inggris (kanan)

Sumber : WhoScored

Pada ilustrasi di atas terlihat bahwa penempatan posisi pemain membentuk kelompok di sisi kiri dan kanan (area arsir kuning). Bola yang telah mengalir ke kaki Rice akan diteruskan ke arah Bellingham atau Henderson. Jika ke arah Bellingham, maka arah serangan Inggris akan dimulai dari sisi kiri sementara sisi lainnya berusaha mencari ruang di kotak penalti atau menjaga kelebaran. Begitupun sebaliknya.

Pada pertandingan ini, serangan dari sisi kiri jauh lebih efektif. Gol Henderson dan Saka berasal dari kreativitas di sisi kiri. Ilustrasi di atas pun menunjukan bahwa 48 persen serangan berasal dari sisi tersebut.

Penggunaan Phil Foden

Taktik pada bagian sebelumnya tidak akan berhasil dieksekusi tanpa kepiawaian kedua sayap Inggris, terutama Foden. Pemain berusia 22 tahun tersebut baru mendapatkan kesempatan pada pertandingan sebelumnya melawan Wales. Penampilannya langsung menarik perhatian dengan mencetak satu gol.

Foden punya kecepatan yang berguna dalam duel. Ia juga memiliki visi dan kreativitas untuk menilai situasi dan mencari celah di pertahanan lawan. Selain itu, Foden terbiasa bermain dengan suatu sistem tertentu seperti yang sering Pep Guardiola praktekkan di Manchester City. Pep tidak jarang memasang Foden sebagai penyerang tengah sehingga insting menetak gol dan ketajaman penyelesaian akhir sangat terasah.

Pemain berusia 22 tahun itu menjadi pemain terbaik pada laga melawan Senegal. Ia menyumbang dua asis penting, masing-masing untuk gol Kane dan Saka.

Bercermin pada penampilannya dalam dua pertandingan terakhir, seharusnya Southgate tidak ragu untuk menjadikan Foden sebagai pilihan utama di sayap kiri di sisa turnamen.

Komentar