Ancaman Spurs Tidak Hanya Berasal dari Serangan Balik

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ancaman Spurs Tidak Hanya Berasal dari Serangan Balik

Tottenham Hotspur harus menjamu tamu tangguh dari sudut utara Inggris, Manchester City, dalam lanjutan Liga Inggris musim 2022/2023 pekan ke-22. Laga antara dua tim penghuni papan atas klasemen sementara tersebut akan dihelat di Tottenham Hotspur Stadium, Minggu (5/2) dipimipin oleh Andy Madley.

Kedua tim mengalami sedikit masalah kebugaran pemain. Spurs dipastikan tidak bisa menurunkan Lucas Moura dan Pape Sarr akibat cedera. Sementara tim tamu kehilangan John Stones serta Phil Foden yang masih diragukan tampil akibat cedera. Satu pemain lain yang dipastikan absen adalah Joao Cancelo yang dipinjamkan ke FC Bayern hingga akhir musim.

Kondisi tersebut berpotensi menjadi alasan Josep ‘Pep’ Guardiola untuk kembali menggunakan skema tiga bek, seperti yang ia lakukan ketika menghadapi Arsenal dalam putaran keempat FA Cup. Meski demikian, Pep masih memungkinkan kembali ke skema awal dengan empat pemain belakang karena Aymeric Laporte atau Ruben Dias sudah pulih dari cedera.

Jika Pep mempertahankan skema baru tersebut, maka diperkirakan akan “bertabrakan” dengan skema yang Antonio Conte terapkan. Pelatih asal Italia tersebut sejak awal musim bermain dengan skema tiga bek meskipun struktur di lapangan bisa membentuk 3-4-1-2 atau 3-4-3. Pertemuan taktik ini akan menjadi sesuatu yang segar sebab ini akan menjadi kali pertama Conte menghadapi Pep dengan komposisi pemain yang hampir serupa dengan yang ia turunkan.

Dalam pertandingan ini, Conte diragukan bisa mendampingi anak asuhnya karena ia baru saja menjalani operasi radang kandung empedu awal pekan lalu. Jika tak bisa mendampingi Kane dkk, posisi Conte akan digantikan asistennya, Cristian Stellini.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama

Serupa tapi Tak Sama

Meskipun kedua tim diperkirakan menerapkan format dasar yang sama, tapi penerapan di lapangan akan berbeda. Tottenham akan lebih banyak mengandalkan lebar lapangan dan berusaha menciptakan keunggulan pemain di area tersebut. Sementara City akan berusaha memenangkan pertarungan di area tengah. Dengan perbedaan tersebut, berdampak pada cara kedua tim mengantisipasi taktik lawan.

Tim besutan Pep Guardiola kemungkinan besar akan lebih banyak menguasai bola. Mereka memulai serangan dari lini belakang untuk mengakses posisi Rodrigo atau Rico Lewis. Jika Spurs menutup akses tersebut. Grealish dan Mahrez mendapat tugas untuk turun lebih jauh ke belakang untuk menciptakan opsi umpan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Pep memiliki banyak alternatif agar proses membangun serangan tidak terhambat.

Pada kondisi ini, Conte perlu menentukan prioritas untuk meminimalisasi risiko sebab kemungkinan besar City akan selalu menemukan cara untuk memulai serangan meski anak asuhnya menerapkan high press. Opsi terbaiknya bukan menutup akses kepada pivot, tapi akan lebih bijak jika menjaga area sayap sekaligus mengawal Kevin De Bruyne dengan intensitas tinggi.

Cara tersebut sukses dilakukan oleh Manchester United pada laga bertajuk Derbi Manchester yang berlangsung pada hari Sabtu (14/1). Pada laga tersebut, Fred memiliki tugas khusus untuk mengawal De Bruyne sepanjang pertandingan. Conte bisa mengadaptasi cara tersebut dan menugaskan Hojbjerg untuk menjalankan tugas yang sama dengan apa yang Fred lakukan.

Satu Sisi Paling Sibuk

Di kubu tim tamu, Pep wajib mewaspadai kecepatan sayap Spurs, terutama sayap kanan. yang sering diisi oleh Dejan Kulusevski dan Emerson Royal. Hingga pekan ke-22, mayoritas peluang yang diciptakan tim asal London Utara tersebut berasal dari sisi kanan (47,2 persen). Dari peluang tersebut, berhasil tercipta 10 gol.

Conte menggunakan salah satu sisi sayap untuk memulai serangan dan menjadikan sisi sayap lainnya untuk menyelesaikan peluang. Rodrigo Bentancur akan lebih banyak bergerak ke kanan untuk mendukung Kulusevski dan Emerson Royal sehingga memaksa lawan untuk menempatkan lebih banyak pemain di area tersebut. Tujuannya, untuk menciptakan ruang di sisi lainnya.

Cara ini kemungkinan besar akan digunakan untuk mengejutkan publik Etihad. Terlebih, Conte kali ini mendapatkan beberapa amunisi baru, salah satunya adalah Arnaut Danjuma yang baru dipinjam dari Villareal. Ia juga masih memiliki Harry Kane sebagai pencetak gol terbanyak.

Di sisi lain, Manchester City juga sering mengandalkan sisi kiri untuk menciptakan peluang. Tercatat 40 persen arah serangan City berasal pada sisi tersebut. Dengan demikian, akan ada satu sisi yang paling sibuk yaitu sisi kanan Spurs yang akan berhadapan dengan sisi kiri City.

Bahaya Bola Mati

Secara statistik, Manchester City unggul dari segala aspek, termasuk produktivitas. The Citizens hingga pekan ke-22 telah mencetak 53 gol sementara Spurs hanya 40 gol. Tapi jika dibandingkan seluruh tim, baik City maupun Spurs termasuk sebagai tim dengan jumlah gol terbanyak. Berdasarkan catatan tersebut, pertandingan ini berpotensi menghadirkan hujan gol.

Salah satu yang mencolok dari perolehan gol Spurs adalah persentase gol bola mati mereka yang mencapai 25 persen. Catatan tersebut menjadikan The Lilywhites sebagai tim dengan gol bola mati terbanyak. Fakta tersebut layak mendapatkan perhatian lebih agar para pemain City tidak gegabah dalam melakukan pelanggaran.

Pada situasi sepakan pojok, potensi Spurs mencetak gol lebih besar karena mereka memiliki banyak pemain yang kuat dalam duel udara. Eric Dier, Clement Lenglet, dan Harry Kane adalah tiga pemain yang sangat berbahaya di udara. Tercatat presentase kemenangan duel udara mereka di atas 40 persen.

Komentar