Lini Tengah Akan Krusial di Derbi Manchester

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lini Tengah Akan Krusial di Derbi Manchester

Berbekal empat kemenangan beruntun, Manchester United akan menghadapi ujian besar dengan menjamu Manchester City pada hari Sabtu (14/1) di Old Trafford. Bagi Man City, kandang Man United ini merupakan tempat berlaga yang cukup menyenangkan.

Sebab The Citizens tidak pernah menelan kekalahan dalam tiga laga terakhir ketika bertandang ke Old Trafford. Bahkan, mereka hanya kalah dua kali di Liga sejak tahun 2011.

Edisi sebelumnya, Man. City menjamu Man. United di Etihad Stadium Oktober lalu. Mereka membungkan tim tamu dengan skor 6-3 sekaligus mempertahankan tahta sebagai penguasa Kota Manchester.

Meski demikian, Man United diperkirakan tampil lebih percaya diri. Tim besutan Erik ten Hag tidak terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir dengan catatan tiga kali nirbobol. Di kubu lawan, Man City mengalami penurunan performa pasca jeda Piala Dunia 2022.

Meski tidak terkalahakan dalam tiga pertandingan terakhir, The Citizens selalu kebobolan. Bahkan mereka sempat ditahan Everton dengan skor 1-1 akhir tahun lalu.

Soal susunan pemain, Josep ‘Pep’ Guardiola dipastikan tidak bisa menurunkan Ruben Dias dan John Stones karena cedera. Di sisi lain, Ten Hag kehilangan Donny van De Beek akibat cedera panjang. Sama halnya dengan Diogo Dalot yang menderita cedera paha.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama

sumber : WhoScored

Serangan Balik Bisa Jadi Momen Krusial

Kemungkinan besar Ten Hag akan bermain dengan double pivot yang diisi oleh Casemiro dan Eriksen. Dua pemain senior ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi di lini tengah.

Peran Casemiro dan Eriksen tidak hanya krusial sebagai unit permainan, tapi juga cocok dengan gaya permainan MU yang mengandalkan kecepatan dan direct ball. Ten Hag diperkirakan akan menurunkan trio Marcus Rashford, Antony, dan Anthony Martial di lini depan. Tiga pemain ini memiliki kecepatan yang akan menjadi target direct ball yang nantinya dikimkan dari kaki Casemiro, Eriksen, atau Bruno.

Ketika proses membangun serangan (build up), Ten Hag biasanya memulai serangan dari belakang sebelum diserahkan ke kaki Eriksen. Bruno sebagai gelandang serang akan mencari ruang kosong agar Eriksen mampu mengaksesnya atau turun mendekat ke tengah untuk memancing bek lawan.

Pada momen tersebut, insting Antony, Martial, dan Rashford sangat diandalkan untuk berlari ke arah ruang di belakang garis pertahanan lawan bersamaan dengan direct ball yang dikirimkan dari lini tengah. Skema tersebut merupakan cara paling efektif yang sering digunakan Ten Hag.

Jika tim tamu justru berhasil mendominasi penguasan bola, Ten Hag tidak perlu khawatir karena mereka memiliki skema dan pemain yang sangat cocok untuk melakukan serangan balik cepat. Ketika bertahan, Ten Hag menyisakan Rashford dan Martial di lini depan untuk menjadi target serangan balik. Jika serangan City terputus, kondisi menjadi menguntungkan bagi United karena mereka memiliki dua pemain di depan. Tidak heran jika Manchester United merupakan tim dengan gol serangan balik terbanyak, yaitu enam gol.

Serangan balik juga akan menjadi senjata utama Ten Hag untuk mengalahkan City. Ia diperkirakan akan lebih banyak menunggu di area sendiri dan meningkatkan kerapatan lini belakang. Casemiro akan berdiri di depan lini belakang untuk mengawal Foden atau Mahrez yang sering beroperasi di area tersebut. Eriksen, Bruno dan trio lini depan yang akan mengeksekusi serangan balik.

Lampu Kuning untuk Pep Guardiola

Pep Guardiola wajib memberi perhatian lebih kepada lini pertahanan. Tiga laga tanpa clean sheet merupakan ciri bahwa pertahanan City mengalami penurunan performa. Absennya Dias dan Stones memperparah situasi ini sebab Pep kini hanya memiliki Akanji, Laporte, dan Ake yang bisa bermain sebagai bek tengah. Di posisi bek sayap Joao Cancelo masih menjadi pilihan utama tapi Kyle Walker masih diragukan tampil akibat tingkat kebugaran yang belum maksimal.

Jika melihat komposisi dan gaya permainan United, Pep perlu menyiapkan lini belakang yang mampu beradu kecepatan. Kemungkinan besar ia akan memasangkan Akanji dan Ake sebagai bek tengah karena Laporte sedikit lebih lambat dari dua pemain tersebut. Jika Walker belum bisa bermain, Pep diperkirakan akan memainkan salah satu pemain muda.

Pep perlu mempertimbangkan serangan balik United yang sangat berbahaya. Setidaknya ia harus memiliki tiga pemain yang tetap di area pertahanan ketika City menyerang. Dengan demikian, ketika MU memulai serangan balik masih ada tiga pemain yang bisa mengawal Rashford dan Martial yang disiapkan sebagai eksekutor serangan balik.

Jika Pep konsisten dengan mengutus dua bek sayap untuk ikut menyerang, ia perlu memasang Gundogan dan Rodri di belakang Kevin De Bruyne yang berperan sebagai gelandang serang. Mereka akan bergantian, berbagi tugas menyerang dan bertahan. Jika Gundogan bergerak ke zona pertahanan MU, maka Rodri tetap di belakang bersama dua bek tengah untuk mengantisipasi serangan balik. Jangan sampai dua pemain ini kalap sehingga keduanya meninggalkan pos pertahanan.

Tidak Harus Selalu Haaland

Pep harus menemukan cara agar para pemain tidak terlalu fokus untuk “melayani” Erling Haaland. Sebab Man United dipastikan akan fokus kepadanya atas hattrick yang dicetak Haaland pada pertemuan putaran pertama.

Salah satu caranya adalah memberikan kebebasan kepada Foden dan Mahrez (jika bermain) untuk berkreasi di area flank atau half space. Dua pemain ini memiliki kemampuan penetrasi, kontrol bola di area sempit, dan sepakan yang akurat.

Jika dua pemain ini mendapat ruang dan kebebasan, besar kemungkinan mereka akan mengancam gawang David De Gea dari sisi sayap atau tembakan dari luar kotak penalti. Agar rencana tersebut berhasil, tiga gelandang Pep harus pintar mengatur jarak.


Sebab apabila jarak terlalu dekat, maka area untuk Foden dan Mahrez akan terlalu sempit. Tapi, jika terlalu jauh mereka akan mudah terisolasi. Pertahanan yang didesain Ten Hag cenderung mempersempit ruang di depan kiper sehingga garis pertahanan tidak terlalu tinggi. Dengan demikian, ruang untuk Foden dan Mahrez akan muncul di area flank atau half space dengan catatan ruang antar lini sudah diisi oleh De Bruyne dan Bernardo Silva.

Komentar