Naskah Pilihan Pekan Ini (12-19 Maret): Inisiatif Lucarelli Bersama Enzo

Naskah Pekan Ini

by redaksi

Naskah Pilihan Pekan Ini (12-19 Maret): Inisiatif Lucarelli Bersama Enzo

Ini menjadi pekan keenam bagi rubrik “Naskah Pilihan Pekan Ini“. Untuk mengkurasi naskah-naskah sepakbola yang tayang sepanjang periode 12 Maret hingga 19 Maret 2015 ini, kami meminta kesediaan Vetricia Wizach. Di tengah kesibukannya sebagai editor di CNN Indonesia, Vetri (begitu ia biasa disapa) bersedia memeriksa, memilah dan akhirnya memilih naskah-naskah sepakbola yang layak untuk disebut sebagai “naskah pilihan pekan ini”.

Vetri merupakan salah seorang yang sudah terlibat sejak awal pendirian Pandit Football Indonesia. Dari menulis hingga kemudian menjadi penyunting. Ia menulis sepakbola dari berbagai perspektif, dari taktikal dan match analysis, hingga persoalan ekonomi sepakbola dan renungan-renungan panjang mengenai sepakbola, seperti esainya tentang Bill Shankly (baca esainya di sini dan di sini) hingga elegi untuk pensiunnya Javier Zanetti (baca esainya di sini).

Untuk membaca naskah-naskah pilihan pada pekan-pekan sebelumnya yang dipilih oleh kurator-kurator tamu lain, anda bisa membacanya di rubrik “Naskah-naskah Pilihan Pekan Ini”.

Pengetahuannya yang baik tentang sepakbola, juga ketelitiannya dalam menyunting, membuat CNN Indonesia memintanya menjadi pemimpin di rubrik olahraga. Pertengahan 2014, ia resmi "ditransfer" ke CNN. Tentu saja ia masih menjadi bagian keluarga Pandit Football, kendati kesehariannya ia bertungkuslumus dengan berita-berita olahraga di kantornya yang baru. Vetri mengaku ia kini sudah jarang menulis esai sepakbola, dan sedang menikmati mengkurasi, menyunting dan menulis cerita-cerita non-sepakbola seperti tinju dan bulutangkis.

Ia tak senang disebut sebagai "penulis sepakbola perempuan terbaik di Indonesia". Jika baik sebutlah penulis yang baik, jika buruk ya sebut saja penulis yang buruk. Tak perlu membawa embel-embel perempuan, katanya. Anda bisa menghubungi Vetri melalui akun twitternya: https://twitter.com/vetriciawizach">@vetriciawizach.

Berikut naskah-naskah sepakbola yang menurut Vetri layak disebut sebagai “Naskah Pilihan Pekan Ini”.

shutterstock_59490955-427x284 (1)

"Enzo", cerita pendek sepakbola karya https://twitter.com/zzzeen">Ahmad Zaini

Meski dunia tulis-menulis di sepakbola telah berkembang seiring dengan melimpahnya data, statistik, dan akses pada informasi tentang sepakbola luar, kehadiran fiksi sepakbola bisa dihitung dengan jari dalam satu atau bahkan dua tahun terakhir. Apalagi fiksi yang mampu bertutur dengan menarik dan dibuka dengan satu kaki dashi atau kalimat mula-mula yang sangat kuat:

Ingat tugasmu cuma satu: Jangan bikin gol!"

Jalan cerita yang sangat akrab, meski samar dan jarang diperbincangkan secara gamblang, dengan sepakbola Indonesia ini mampu menghadirkan tokoh Enzo yang secara sadar membuat saya berharap bahwa tokoh ini benar-benar nyata.

Cerpen ini tayang di web-blog sepakbola www.fandom.id sekaligus menandai rubrik fiksi sepakbola di web-blog tersebut. Cerpen ini dipilih, salah satunya, sebagai ucapan selamat datang untuk wajah baru web-blog tersebut, juga dengan harapan agar genre fiksi sepakbola semakin diminati.

Secara tema, cerpen ini sebenarnya tidak terlalu baru. Seno Gumira Ajidarma dan Ugoran Prasad sudah sejak lama menuliskan tema tentang bagaimana pengaturan skor dan mafia merasuki sepakbola Indonesia, dengan lebih sublim ketimbang cerpen ini sebenarnya, melalui cerpen "Matinya Seorang Pemain Sepakbola" (terbit di Kompas, 1981) dan "Sepatu Tuhan" (terbit di Kompas, 2007).

Berikut petikan naskahnya:

Peti mati yang membulatkan tekadku untuk menyerbu negeri ini. Terjun di lapangan yang sama denganmu. Mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas pedihmu. Mencari cara untuk membayar lunas deritamu.

Ayah, malam ini aku meninggalkan negeri ini. Hidup dan membawa uang sekoper. Lebih dari cukup untuk modal hidup kami-kami yang kau tinggalkan.

Ayah, mereka memberi satu tugas untukku malam ini: Jangan bikin gol. Tapi aku memilih membuat dua gol untukmu. Kekalahan lelaki berpiyama yang menjadi kemenangan kita, juga kemenangan negeri ini.

Malam ini, dendam kuanggap tuntas.

Selengkapnya: https://fandom.id/fitur/fiksi/2015/03/enzo/


"Lucarelli dan Cinta yang Dibawanya" karya https://twitter.com/pram_ichanx">@pram_ichanx

Nama (Alessandro) Lucarelli memang sering terdengar akhir-akhir ini setelah kapten Parma tersebut lantang berbicara untuk membela rekan-rekan setim dan staff kesebelasan yang belum mendapatkan hak mereka untuk digaji. Namun, Andhika memilih untuk membicarakan sosok lain yang memiliki nama sama yang juga memiliki pertalian darah dengan Alessandro, yaitu sang kakak, Cristiano.

Cristiano sendiri sosok yang tak kalah kharismatik dengan sang adik, dengan keduanya sama-sama memiliki prinsip untuk berbicara lantang membela prinsip-prinsip dalam hidup mereka, sehingga sebagai suatu narasi Cristiano pun tak kalah asik untuk diceritakan kembali.

Salah satu faktor yang membuat saya memilih tulisan ini ke dalam daftar Naskah Pekan Ini adalah kesabaran penulisnya dalam bercerita dan melakukan riset, tak hanya pada subjek Lucarelli, namun juga subjek Livorno sebagai suatu klub dan kota.

Nama Lucarelli sebenarnya sudah cukup populer di kalangan pencinta sepakbola Indonesia -- khususnya mereka yang minatnya agak anti-mainstream. Sayangnya naskah ini terlalu sedikit, sehingga tampak agak gampangan, mengisahkan konteks pertarungan ideologi di Italia yang membuat Livorno bisa menjadi "kota kiri" di Italia. Untuk menambal kekurangan itu, kami merekomendasikan esai kami di bulan September 2014 yang berjudul Benteng Terakhir Komunisme di Italia.

Berikut Petikan Naskahnya:

Kota Livorno dapat di rangkum secara ringkas dengan melihat sosok Lucarelli. Walaupun Lucarelli tidak pernah tamat sekolah, Lucarelli tahu betul bagaimana caranya menjadi orang Livorno. Ia besar dan terdidik dengan cara Livorno. Lucarelli tahu betul siapa yang harus ia idolai jika harus memilih antara Che Guevara atau Silvio Berlusconni.

Dan tidak salah juga jika kita melabeli semua tindakan Lucarelli terhadap Livorno karena di dasari cinta. Cinta yang mungkin akan membuat CV karier sepakbola Lucarelli miskin trophy dan tenggelam dalam sejarah panjang sepakbola dunia. Tapi percayalah, nama seorang Cristiano Lucarelli akan abadi di kota tua itu.

Bukankah nama yang terus di ingat karena keteguhan hati jauh lebih membanggakan dari sekedar deretan trophy?

Selengkapnya: https://andhikamppp.com/2015/03/lucarelli-dan-cinta-yang-dibawanya/


"Filosofi dan Mahalnya Sebuah Insiatif" karya https://twitter.com/arsenalkitchen">@arsenalkitchen

Memberikan kritik ketika tim sedang kalah menjadi hal biasa, dan tulisan yang menyoroti Arsenal ketika mereka mendapatkan tiga poin dari Sunderland ini yang membuat saya tertarik untuk memasukkannya ke dalam naskah pilihan pekan ini.

Arsenal's Kitchen sendiri adalah blog yang mengkhususkan untuk menulis segala sesuatu tentang Arsenal secara lebih mendalam. Karena dituliskan secara rutin, maka blog ini memiliki keunggulan bahwa mereka mengetahui perkembangan Arsenal secara rinci dan tanpa kesulitan mendeteksi jika terjadi sesuatu yang aneh pada tim mereka.

Salah satu produk yang lahir dari pengamatan tersebut adalah tulisan ini. Meski Arsenal menang dan mencetak dua gol, para koki di balik dapur blog pun dengan cepat meresponsnya menjadi suatu tulisan untuk menjelaskan inti permasalahan dari permainan Arsenal saat ini.

Akan menjadi hal bagus jika blog ini bisa berlanjut dan konsisten menguraikan ulasan-ulasannya tentang Arsenal dengan gaya seprti yang sudah dituliskan dalam tulisan ini.

Berikut petikannya:

Kenapa Arsenal bermain buruk? Tidak seperti David Moyes, yang oleh Rio Ferdinand disebut delusional, Arsene Wenger disebut Aaron Ramsey sangat detail dalam menerapkan filosofinya. Artinya, pemain Arsenal masih belum konsisten menyerap apa yang boss mau. Gambaran passing yang sederhana di atas bisa menjadi pengejawantahan bahwa gelandang (bertahan) Arsenal masih belum pintar.

Inilah yang membuat inisiatif menjadi barang mahal. Tidak percaya? Masih ingat proses gol Diego Costa? Umpan jauh Cesc adalah inisiatif. Masih ingat gol Oliver Giroud di laga debut Mesut Ozil? Skema serangan balik dan umpan tarik dari Ozil adalah inisiatif. Masih ingat gol Ramsey hasil assists Oliver Giroud di final FA? Pergerakan ke kotak penalti itulah yang namanya inisiatif.

Poin fundamental itulah yang hilang dari Arsenal dalam beberapa laga terakhir. Percikan percaya diri dan kokohnya mental tidak selalu menjadi jaminan. Belajar memahami folosofi dan menerapkannya ke dalam sebuah laga adalah hal lain yang lebih sulit. Satu poin ini, apabila tidak diwaspadai, akan menghancurkan Arsenal. Jangan bicara kutukan jika Anda tidak memahami faktor teknis dan faktor non-teknis dalam sepak bola. Sepak bola selalu berkembang dan pemahaman akan detail yang akan memberikan kesempatan bagi sebuah klub untuk berjaya (lagi).

Selengkapnya: https://arsenalskitchen.wordpress.com/2015/03/16/filosofi-dan-mahalnya-sebuah-inisiatif/


====================

Mengapa kami membuat rubrik “Naskah Pilihan Pekan Ini“?

oleh Zen RS, managing editor Pandit Football Indonesia

Pandit Football Indonesia akan secara rutin mengeluarkan daftar tulisan sepakbola pilihan dalam sepekan. Tulisan-tulisan sepakbola yang dipilih (1) ditulis dalam bahasa Indonesia, (2) berbentuk non-berita (kecuali feature), (3) dan ditulis oleh siapa saja kecuali oleh staf Pandit Football. Siapa pun, kecuali staf penulis Pandit Football Indonesia, berhak dikurasi karya tulisnya mengenai sepakbola untuk masuk ke dalam naskah pilihan pekan ini.

Semua jenis tulisan sepakbola, kecuali berita, dimungkinkan untuk dikurasi. Dari mulai tulisan taktik, finansial, sejarah, musik, film, jersey, sepatu bola, hingga cerita pendek atau puisi. Selama masih bisa dianggap sebagai atau berkaitan dengan sepakbola, baik berkaitan langsung atau tidak langsung. Tulisan bisa diunggah di portal berita, forum-forum (seperti kaskus dan yang lain), blog pribadi, blog komunitas, kompasiana bahkan notes di facebook dan di mana pun. Maaf, kami tidak bisa memasukkan kultwit, baik yang sudah di-chirpstory maupun yang belum. :)

Kami akan berusaha mengundang para penulis tamu sebagai kurator yang akan menyeleksi naskah-naskah yang layak dianggap sebagai naskah pilihan dalam sepekan. Hanya dalam kondisi mendesak saja salah satu dari penulis Pandit Football Indonesia yang akan menjadi kurator naskah.

Untuk mengakomodasi keragaman jenis tulisan, bukan tidak mungkin kurator yang dipilih bukan seorang penulis sepakbola. Bisa saja merupakan seorang cerpenis, penyair, penulis musik bahkan seorang penulis kuliner sekali pun. Sebab kami percaya, sepakbola memang bisa dinikmati oleh siapa saja.

Melalui rubrik “Naskah Pekan Ini”, kami hendak memberikan apresiasi yang besar kepada orang-orang yang (konsisten atau pun tidak) sudi mengerahkan kemampuannya untuk menuliskan sepakbola. Kami percaya, genre penulisan sepakbola sudah berkembang sedemikian pesat, tidak kalah massifnya dengan para penulis perjalanan, kuliner, otomotif, politik, sastra, film atau musik. Dan penting kiranya untuk bisa memotret pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan terbaru dari genre penulisan sepakbola ini.

Melalui rubrik ini pula, sesungguhnya, kami sedang mengakui keterbatasan kami sendiri. Tidak semua hal bisa, sempat atau sanggup kami tuliskan. Kami percaya, banyak penulis di luaran sana yang bisa menghasilkan tulisan-tulisan dengan mutu yang baik dan terus membaik.

Kami berharap anda sudi membantu proyek kecil-kecilan ini. Caranya mudah: tiap kali anda menulis sebuah artikel sepakbola atau baru saja membaca sebuah artikel sepakbola yang dirasa memuaskan mutunya, silakan mention kami melalui akun @panditfootball atau mengirimkan tautannya melalui email panditfootball@gmail.com. Ini penting agar tidak ada naskah bermutu yang terlewatkan untuk dikurasi oleh kurator yang bertugas.

Kami juga sangat terbuka dengan masukan-masukan. Jika anda punya usul terkait proyek komunal ini, silakan ditaruh di kolom komentar. Anda juga bisa menggugat pilihan kurator, juga dengan berargumentasi di kolom komentar.

Sumber lukisan: pixgood.com

Komentar