4 Aspek Taktik yang Membuat Timnas U-19 Layak Tersingkir

Editorial

by Zen RS

Zen RS

Board of director | Panditfootball.com

4 Aspek Taktik yang Membuat Timnas U-19 Layak Tersingkir

Tak Bisa Mengatasi Pressing Lawan

Ini cerita lama yang sudah terlihat sejak Piala AFF U-19. Orientasi Evan Dimas, dkk., untuk menguasai bola secara nyaman di lini tengah, untuk kemudian mengirimkan umpan terobosan di antara bek tengah dan full back lawan, membuat mereka tidak punya alternatif lain.

Seperti yang sudah diuraikan di bagian sebelumnya, timnas U-19 tidak terbiasa membiarkan kedua flank untuk turun atau masuk ke tengah, guna menambah jumlah pemain di lini tengah, untuk memecahkan pressing lawan. Beban untuk melakukan penguasaan bola melulu dan selalu dibebankan pada trio lini tengah.

Inilah yang selalu membuat timnas U-19 selalu kerepotan tiap kali menghadapi tim yang berani memainkan high-pressing. Saat lawan berani menekan Indonesia sedini mungkin, termasuk bahkan saat bola masih di dekat kotak penalti Indonesia sendiri, trio lini tengah Indonesia selalu kesulitan melepaskan diri dari tekanan.

Apa yang dilakukan Vietnam di babak grup maupun final Piala AFF U-19 menjadi ilustrasi betapa ringkihnya paradigma penguasaan bola ala Indra Sjafri saat menghadapi lawan yang berani berduel jauh di pertahanan Indonesia. Ini yang membuat Vietnam berhasil mengalahkan Indonesia di babak grup Piala AFF U-19 dan ini pula yang membuat Indonesia "hanya" bisa menang lewat adu penalti atas Vietnam di partai final Piala AFF U-19.

Uzbekistan mempraktikkan dengan sangat baik resep jitu yang sudah dicontohkan oleh Vietnam ini. Dalam 30 menit pertama, mereka dengan sangat meyakinkan berhasil menekan Indonesia jauh di pertahanannya sendiri. Uzbekistan tak pernah membiarkan lini tengah Indonesia bisa dengan nyaman menerima bola dari lini pertahanan. Uzbekistan bahkan berani menekan saat bola masih dikuasai oleh bek tengah Indonesia.

Karena pressing yang digelar secara konstan, spartan dan agresif inilah Uzbekistan bisa unggul cepat dua gol sekaligus dalam waktu yang relatif singkat. Pertahanan Indonesia terlihat kacau, tergesa-gesa ingin melepas bola dan nervous saat menerima tekanan yang agresif dan konstan ini.

Jika pun bola bisa dilepas pada trio lini tengah, tekanan pun akan segera dilakukan pada trio lini tengah ini. Situasinya menjadi sama. Indonesia tak bisa menerapkan penguasaan bola dan dipaksa untuk melepas bola jauh ke lebar lapangan saat kedua flank Indonesia sebenarnya belum dalam posisi ideal.

Halaman Berikutnya: Lini Pertahanan yang Tak Berkembang 

Komentar