Para Pesepakbola yang Ditempa Gaelic Football

Cerita

by Redaksi 16

Redaksi 16

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Para Pesepakbola yang Ditempa Gaelic Football

Para pesepakbola asal Britania Raya dikenal dengan kemampuan fisik yang mumpuni. Mereka memiliki kekuatan untuk berduel dan beradu badan, modal penting dalam perebutan bola. Gaya tersebut tidak muncul dengan sendirinya, tetapi berasal dari latar belakang budaya. Rugbi dan gaelic football banyak dimainkan di Britania Raya, dan keduanya tak punya tempat untuk pemain ringkih.

Satu tim gaelic football beranggotakan 15 pemain. Untuk mencetak gol, para pelaku olahraga ini dituntut untuk berlari, mengumpan, dan menghantam lawan. Olahraga ini memiliki kemiripan dengan sepakbola. Gambaran lebih tepatnya: perpaduan sepakbola dengan rugbi.

Sepakbola, khususnya di Irlandia, memang tidak bisa dilepaskan dari gaelic football. Banyak pemain Irlandia (maupun mereka yang keturunan Irlandia) memainkan gaelic football sebelum fokus berkarier sebagai pesepakbola.

Jack Grealish adalah salah satu pesepakbola yang merupakan mantan pemain gaelic football. Sebelum memutuskan bergabung dengan akademi Aston Villa, dirinya terlebih dahulu menekuni olahraga tersebut. Memiliki keturunan Irlandia dari sang kakek, pemain yang lahir di Inggris itu pernah memperkuat klub John Mitchell yang tergabung dalam Warwickshire GAA (Asosiasi Gaelic Warwickshire).

Kecepatan dan kekuatan menjadi yang dimiliki oleh Grealish berasal dari pengalamannya bermain gaelic football. Bermain sebagai seorang winger, Grealish dituntut untuk berlari dan memiliki ketahanan ketika melakukan kontak fisik dengan lawan.

Kekuatan Grealish terlihat ketika pada musim ini menjadi pemain yang paling banyak dilanggar oleh lawan di kompetisi Championship Inggris. Total ia dilanggar sebanyak 30 kali, jauh mengungguli Nick Powell yang berada di posisi kedua dengan 18 kali dilanggar. Meski lawan sering menjatuhkan dirinya, ia sama sekali tidak mendapatkan cedera.

“Ada banyak kesamaan ketika dirinya sering diterjang [oleh lawan] pada musim sebelumnya bersama Villa. Saya kira permainannya dengan Mitchels membuat dirinya semakin kuat, hal tersebut dikarenakan kamu akan mendapat banyak terjangan dibandingkan dengan sepakbola,” ucap Michael Healy, pelatih klub John Mitchels, dikutip dari The Guardian.

Itu juga yang dirasakan Kevin Doyle. Malang melintang di persepakbolaan Inggris bersama Reading, Wolverhampton Wanderers, Crystal Palace, serta Queens Park Rangers, ia bisa merasakan dampak dari pernah menggeluti gaelic football.

Sebelum benar-benar memilih sepakbola sebagai karier profesional, Doyle tercatat pernah menjadi bagian dari klub gaelic football Irlandia, Wexford. Bahkan setelah pensiun, Doyle tidak bisa lepas dari gaelic football. Kini ia bergabung pada jajaran manajemen dan menjadi penasihat Wexford U-20.

Kemampuan fisik dirinya menjadi salah satu keunggulan. Sebagai penyerang ia dituntut untuk bisa beradu kuat dengan lawan pada kotak penalti. Dengan kekuatan fisik yang dimiliki, ia berhasil mencetak 105 gol dari 409 penampilan di seluruh kompetisi. Dengan pengalamannya menjadi pemain gaelic football, ia tak banyak merengek ketika mendapati lawan menerjang dirinya.

“Itu [gaelic football] menguatkan dirimu untuk semakin terbiasa dijatuhkan [lawan],” ucap Doyle, ketika dirinya masih bermain untuk Reading pada 2006, dikutip dari The Guardian. "Itu banyak membantu saya, mungkin jika bisa berkata jujur, ketika saya dijatuhkan lawan sekarang saya tidak banyak mengeluh."

Selain membentuk kekuatan fisik, gaelic football juga membentuk kemampuan dalam bermain sepakbola. Kapten timnas Irlandia saat ini, Seamus Coleman, menjadi salah satu bek kanan terbaik di Liga Primer Inggris berkat permainan ini. Kemampuannya untuk bisa bertahan dan menyerang sebagai seorang fullback merupakan hasil tempaan ketika ia bermain gaelic football. Bergabung dengan tim Killybegs, posisinya merupakan seorang half-back. Tugasnya menjaga lawan serta sesekali ikut membantu serangan di sisi lapangan.

Gaya permainan yang ia tunjukkan ketika bermain gaelic football menular pada kariernya sebagai pesepakbola. Sebagai seorang bek kanan dengan tugas utama menjaga lawan, ia juga memiliki daya serang yang tinggi. Terlihat dari 24 gol serta 25 asis yang berhasil dicetak bagi The Toffees.

“Ia [Coleman] merupakan seorang half-back yang menyerang untuk mereka [Killybegs] tapi ia juga memiliki tugas untuk menjaga lawan,” tutur Peter McGinley, pelatih Killybegs ketika Coleman masih bergabung, dikutip dari SportsJoe. “Ia bukanlah merupakan pemain yang bertubuh besar dalam tim tetapi ia bisa menjadi salah satu pemain utama dalam permainan dan pada posisi half-back, ia sangat gigih, dan seorang pesepakbola dengan kemampuan menyerang."

Olahraga gaelic—meski telah berkembang cukup lama—menjadi fenomena tersendiri bagi dunia sepakbola. Perpaduan teknik sepakbola serta kekuatan fisik seperti pemain rugbi telah mengembangkan para pesepakbola untuk memiliki kemampuan yang komplet. Apalagi bagi para pemain yang memiliki garis keturunan Irlandia, bermain gaelic seakan menjadi batu loncatan sebelum menekuni karier profesional sepakbola. Grealish, Doyle, dan Coleman menjadi segelintir pemain yang tangguh dalam kedua olahraga tersebut.

Komentar