Tiga Hal dari PFA Team of the Year Musim 2015/2016

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tiga Hal dari PFA Team of the Year Musim 2015/2016

Sejak pertama kali dilaksanakan pada 1973, setiap musimnya para pemain di Liga Primer Inggris memilih 11 pemain terbaik yang diberi nama PFA Team of the Year. Jika pada awalnya dilakukan hanya untuk level kompetisi Liga Primer Inggris, kemudian penghargaan juga diberikan kepada 11 pemain terbaik di masing-masing level kompetisi.

Komposisi 11 pemain terbaik Liga Primer Inggris musim 2015/2016 sendiri sudah diumumkan oleh PFA selaku asosiasi pesepakbola profesional Inggris. Leicester City dan Tottenham menjadi tim yang paling banyak menyumbang pemain. Kedua kesebelasan masing-masing mengirimkan empat pemain. Sementara sisanya merupakan pemain dari Arsenal, Manchester United, dan West Ham.

Ada kejutan, ada juga yang memang sudah diprediksikan akan masuk ke dalam tim terbaik Liga Primer Inggris. Berikut tiga hal menarik dari pemilihan tim terbaik Liga Primer Inggris musim ini.

Wes Morgan Menjadi Pemain yang Paling Sering Muncul

Kapten tim Leicester City ini memang menjadi salah satu pemain yang tidak banyak disorot. Publik lebih sering membicarakan duo Jamie Vardy dan Riyad Mahrez. Padahal Wes Morgan juga memiliki peran besar sehingga Leicester bisa memuncaki klasemen Liga Primer Inggris.

Dibandingkan kontestan lain, Morgan menjadi pemain yang paling sering masuk dalam jajaran Team of the Year. Sejauh ini ia sudah empat kali terpilih untuk ambil bagian dalam 11 pemain terbaik. Morgan sudah tiga kali terpilih di tim terbaik di Divisi Championship. (2009/2010, 2012/2013, 2013/2014). Dan penghargaan tahun ini menjadi yang pertama kali baginya di level Liga Primer Inggris.

Pemilihan Morgan ini sempat menimbulkan banyak pertanyaan. Orang-orang lebih memilih bek United, Chris Smalling untuk menempati posisi bek tengah di tim terbaik menemani Toby Alderweireld. Banyak yang merasa bahwa Smalling tampil lebih disiplin ketika mengawal lini pertahanan timnya ketimbang Morgan.


Namun apabila merujuk kepada statistik, meskipun tampaknya Smalling mampu membuat tim nya menjadi kesebelasan yang sedikit kemasukan gol, peran Morgan di lini pertahanan lebih sentral. Catatan bertahan Morgan juga lebih baik dibandingkan yang dimiliki Smalling. Dan juga apabila dikaji lebih lanjut, minimnya gol yang bersarang di gawang Manchester United juga tidak terlepas dari ketangguhan kiper David de Gea di bawah mistar gawang.

David de Gea dan Harry Kane Kembali Terpilih

Musim Liga Primer Inggris menjadi salah satu yang paling sulit diprediksi. Karena itu kemungkinan komposisi Team of the Year juga berubah-ubah setiap musimnya. Tercatat di komposisi tim musim ini hanya dua pemain yang mampu mempertahankan posisi dalam PFA Team Of The Year, yaitu David de Gea dan Harry Kane.

Meskipun Steven Gerrard menjadi pemain yang paling banyak masuk ke dalam Team of the Year di era Liga Primer, dengan delapan kali, kenyataannya mantan kapten tim Liverpool tersebut tidak melakukannya secara beruntun. Terhitung hanya Alan Shearer yang berhasil melakukan streak terbanyak. Penyerang Inggris tersebut berhasil masuk dalam jajaran Team of The Year dalam lima musim secara beruntun.

Konsistensi bermain dalam setiap musim menjadi kunci. Dengan usia yang masih muda, baik De Gea maupun Kane bisa saja terus terpilih, menyamai rekor Shearer, atau bahkan melebihi catatan tersebut.

Mengapa Tidak Ada Nama Mesut Ozil?

Dalam setiap edisinya, pemilihan pemain yang kemudian masuk ke dalam jajaran Team of the Year selalu saja menyisakan banyak tanda tanya. Termasuk pada musim ini, banyak pihak mempertanyakan mengapa tidak ada nama Mesut Ozil di daftar 11 pemain yang masuk ke dalam tim terbaik musim ini.

Pemain dengan assists dan operan kunci terbanyak tidak masuk tim terbaik, bagaimana bisa? Tentunya menjadi pertanyaan besar. Namun sebenarnya ada dua hal yang mungkin menjadi alasan mengapa Ozil tidak masuk ke dalam Team of the Year Liga Primer Inggris musim ini.


Pertama, meskipun secara individu Ozil menunjukkan bahwa dirinya adalah gelandang yang berkualitas, ia tidak banyak membawa tim nya meraih kemenangan. Ozil tercatat sudah mengalami tujuh kekalahan bersama Arsenal, sementara itu kontestan lain di posisi gelandang memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan Ozil. Sebut saja Riyad Mahrez dan N’Golo Kante yang baru kalah tiga kali sepanjang musim ini. Ozil sendiri sudah pernah berujar bahwa, pencapaian individu tidak akan berarti apapun seandainya tim tidak memenangkan apapun di akhir musim.

Selanjutnya karena Ozil bukanlah orang Inggris. Melihat susunan pemain di posisi gelandang bisa kita lihat di dominasi oleh para gelandang yang berasal dari luar Inggris, tidak masuknya Ozil dan terpilihnya Dele Alli, juga salah satu alasannya adalah terkait eksistensi pemain asli Inggris. Sebagai "tuan rumah", tentunya tidak mungkin Inggris urung mengirimkan wakilnya di tim terbaik kompetisi negaranya sendiri. Apalagi Alli merupakan representasi dari generasi terbaru sepakbola Inggris.

**

Pemilihan pemain yang termasuk dalam daftar Team of the Year memang selalu mengundang tanda tanya, dan selalu menarik untuk menjadi bahan diskusi. Pasalnya yang memilih 11 pemain terbaik tersebut adalah para pemain dari kompetisi Liga Primer Inggris itu sendiri. Maka standar yang dipakai adalah berdasarkan subjektivitas yang dimiliki oleh masing-masing pemain ketika memilih 11 pemain yang masuk dalam Team of the Year.

Maka ketika ada pemain yang tidak masuk ke dalam daftar, maka bisa jadi pemain tersebut memang tidak sesuai dengan Team of the Year. Setidaknya menurut para pemain yang secara langsung merasakan dan pernah berhadapan dengan pemain yang masuk ke dalam daftar ini ataupun tidak.


Sumber : BBC, Transfermarkt, Squawka

ed: fva

Komentar