Para Pemilik Kesebelasan di Inggris yang Dibenci Pendukungnya

Cerita

by Redaksi 31

Redaksi 31

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Para Pemilik Kesebelasan di Inggris yang Dibenci Pendukungnya



Roland Duchatelet (Charlton Athletic)

Pengusaha di bidang elektronik Belgia ini mengambil alih saham mayoritas Charlton Athletic pada 2014 silam. Kebijakan-kebijakannya untuk Charlton dianggap gagal total. Mulai dari penunjukan direksi, pelatih, dan perekrutan pemain, yang kemudian berdampak buruk bagi penampilan The Addicks di lapangan hijau.



Dalam waktu kurang dari 2 tahun, Duchâtelet telah mengganti empat pelatih. Perlakuan dewan klub yang menganggap suporter sebagai "pelanggan" juga membuat kebecian pada rezim Duchatelet menjadi-jadi. Puncaknya, aksi protes yang digelar pendukung Charlton Athletic dari dpan stadionnya sendiri hingga mengejar Duchatelet hingga ke Belgia. Aksi ini dilakukan karena Ducatelet juga jarang terlihat di The Valley, markas Charlton.

Pendukung Charlton kini harus menahan pilu karena tim kesayangannya dipastikan tampil di divisi League One musim depan.

Mike Ashley (Newcastle United)

Ashley memegang saham mayoritas di Newcastle United pada 2007. Pengusaha perlengkapan olahraga ini terkenal dekat dengan suporter Newcastle dan sering mengikuti laga tandang bersama.

Di awal eranya, Ashley sempat populer karena menunjuk Kevin Keegan sebagai manajer. Namun di musim-musim berikutnya, Ashley menunjukkan kebiasaannya yang cenderung pelit dan tidak efektif dalam berbelanja pemain. Pemecatan Chris Houghton di musim 2009/2010 menjadi keputusan yang tidak disukai fans Newcatle.



Ia semakin dibenci ketika mengubah nama stadion St. James Park menjadi Sports Direct Arena, nama perusahaan yang ia miliki. Pada 2014, ia membeli saham di kesebelasan Skotlandia, Rangers FC. Pada musim ini anggaran transfer besar yang dikeluarkannya tidak membuahkan hasil. Newcastle United kini masih berjuang untuk keluar dari zona degradasi.

Fawaz Al-Hasawi (Nottingam Forest)

Miliarder asal Kuwait ini berambisi untuk mengembalikan kejayaan Nottingham Forest di era 70-an saat berhasil meraih dua trofi Piala Champions. Ia mengambil alih klub sejak tahun 2012 silam.

Alih-alih berprestasi di Championship, Nottingham menjadi tidak stabil di era Al-Hasawi. Dalam dua musim pertamanya, ia sudah melakukan empat kali pergantian manajer. Sejumlah nama berpengalaman ditunjuk untuk menangani Forest namun hal tersebut sering gagal lantaran Al-Hasawi ingin turut serta melakukan intervensi dalam pemilihan skuat. Hingga kini total 7 pelatih ia ganti dalam 4 tahun terakhir.

Ia bahkan mengeluarkan pernyataan yang membuat pendukung Forest geram. “Saya pikir kan mudah membawa Forest ke Premier League, tapi ternyata itu tidak mudah,” ujar Al Hasawi.

***

Memiliki sebuah kesebelasan bukanlah perkara yang mudah. Uang memang bisa membeli segalanya di sepakbola, namun tidak untuk gairah dan akal sehat. Proses dan pembangunan tim jangka panjang juga diperlukan untuk membuat sebuah klub bisa mencapai masa kejayaannya. Seperti pepatah yang mengatakan, "Roma tidak selesai dibangun dalam sehari" memang benar adanya.

Baca juga: Para Pemilik Klub Tergila!

Foto: telegraph, express, walesonline, skysports,dailymail, itv
[tr]


ed: fva

Komentar