Belum Saatnya, Tuchel!

Cerita

by redaksi

Belum Saatnya, Tuchel!

Perjalanan Borussia Dortmund di ajang Europa League sudah berakhir. Pasukan berjuluk Die Schwarzgelben ini harus menerima kenyataan pahit kala dikandaskan Liverpool pada leg kedua babak perempat final Liga Europa.

Sosok Thomas Tuchel tampaknya menjadi sorotan bagi sebagian kalangan. Bagaimana tidak? Dortmund yang sebenarnya hanya perlu (setidaknya) mempertahankan keunggulan dua gol mereka pada babak pertama, nyatanya membuang kesempatan untuk melangkah lebih jauh di ajang Eropa.

Hasil imbang pada laga Ruhrderby yang berlangsung beberapa hari sebelum laga leg kedua perempat final ini berlangsung membuat Dortmund kemungkinan besar mustahil meraih titel Bundesliga musim ini. Banyak pihak menilai kalau fokus Dortmund setelah kegagalan merebut gelar Bundesliga adalah trofi Europa League. Tebakan banyak orang salah besar. BVB ternyata "menyerahkan" begitu saja tiket semifinal Europa League musim ini.

Pria kelahiran 29 Agustus 1973 ini bahkan tak habis pikir bagaimana gol-gol dari Liverpool bisa begtu saja terjadi dengan mudahnya. "Saya tidak bisa menjelaskannya. Ini tidak masuk akal. Anda tidak bisa menjelaskannya,” ujarnya pasca-laga seperti dikutip BT Sport.

Kehadiran sosok Thomas Tuchel di Dortmund di awal musim ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkan. Pasalnya, di klubnya terdahulu, FSV Mainz, Tuchel dengan sukses memperagakan fleksibilitas taktik dan pandai memanfaatkan kedalaman skuat. Kala itu Tuchel berhasil meraih posisi pelatih kepala Mainz setelah sukses membawa tim Mainz U-19 meraih titel juara pada tahun debutnya.

Keberhasilan Tuchel mengantarkan tim berjuluk Die Nullfünfer berada di papan tengah Bundesliga dan berpeluang untuk berlaga di Europa League menjadikan Tuchel salah satu pelatih yang diprediksi akan bersinar di Bundesliga kala itu.

Cara yang dilakukan oleh Tuchel memang berbeda dengan pelatih Dortmund terdahulu, Jürgen Klopp. Tuchel dirasa lebih memberikan detail soal cara timnya bermain di atas lapangan hijau. “Di bawah Thomas Tuchel kami belajar banyak tentang penguasaan bola. Ini benar-benar tentang detail; dengan kaki mana aku harus menerima bola dan dengan kaki mana aku harus mengumpannya,” terang bek Dortmund, Neven Subotic dikutip Bild.

Di bawah asuhannya, Dortmund bermain lebih terkontrol dan dinamis. Berbeda dengan era Klopp, permainan Dortmund saat ini menampilkan mereka menjadi jarang berlari, tapi lebih banyak mengoper. Tidak ada lagi gegenpressing. Mereka lebih memanfaatkan sayap daripada menekan area tengah, sembari tetap menjaga kecepatan dan ketajaman di lini serang. Mereka masih menjadi tim yang mematikan saat menekan, namun tak seperti yang diperagakan Dortmund di era Klopp.

Pendekatan taktik Tuchel dipandang lebih cerdas, tidak terlalu banyak menuntut kerja fisik, dan "berada di antara Guardiola dan Klopp". Meskipun Dortmund menyajikan pola permainan yang berbeda dan memberikan potensi yang menjanjikan, namun penggemar Dortmund masih tetap belum memberikan tempat yang istimewa di klub.

Hal ini juga pernah diutarakan salah satu penggemar Dortmund. Menurutnya, saat ini Tuchel belum mendapatkan tempat di hati penggemar. "Tuchel adalah pelatih hebat, ia sangat cerdas, tetapi Kloppo membuat kami serasa melayang," ungkap salah satu penggemar Dortmund, Caspar, mengutip Goal.

"Ia merasa menjadi bagian dari kami, hanya seorang fan yang sangat mengharapkan yang terbaik bagi timnya. Ia seperti teman, tetapi Tuchel hanya seorang pelatih," ujarnya.


*

Kegagalan Thomas Tuchel mengantarkan Dortmund untuk berprestasi di Europa league musim ini membuat sosoknya terus berada dalam bayang-bayang Jürgen Klopp. Apalagi, Dortmund dengan pahit harus menerima kenyataan "disingkirkan" oleh Klopp dengan cara yang dramatis. Dengan ini, makinlah fans Dortmund tidak bisa melupakan sosok Jürgen Klopp.

Namun baiknya fans Dortmund perlu mengingat, bahwa masih banyak waktu yang diperlukan Tuchel membawa Dortmund meraih kembali masa jaya. Pengalaman Tuchel di kompetisi Eropa mungkin masih perlu diasah kembali, mengingat raihan maksimal Tuchel di ajang ini adalah babak kualifikasi putaran ketiga, satu langkah sebelum fase putaran pertama, kala membesut Mainz. Langkah Dortmund hingga babak perempat final Europa League musim ini akan menjadi modal dan pelajaran besar baginya untuk berlaga di level yang lebih tinggi, Liga Champions musim depan.

Mainz dan Dortmund memang tidak bisa disamakan, dari mulai materi pemain serta ambisinya. Namun pendukung BVB patut memaklumi hal ini dengan lapang dada dan pikiran terbuka.

Masih perlu waktu bagi Thomas Tuchel untuk membuktikan apakah dirinya layak memimpin Borussia Dortmund ke era kejayaan. Dengan prestasi runner-up (sejauh ini) di Bundesliga dan tumbang di perempat final (secara dramatis) agaknya bukan raihan yang buruk-buruk amat bagi debut Tuchel di Dortmund, apalagi Dortmund kini masih berpeluang meraih gelar dari ajang DFB-Pokal. Bisa dibilang tahun ini belum saatnya bagi seorang Thomas Tuchel meraih gelar Bundesliga dan kompetisi eropa seperti Europa League.

[tr]

ed: fva

Komentar