Menjaga Kebesaran Sebuah Kesebelasan à la Santos (Bagian 1)

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Menjaga Kebesaran Sebuah Kesebelasan à la Santos (Bagian 1)

Bukanlah sebuah hal aneh jika sebuah kesebelasan menggunakan mayoritas pemain muda pada timnya. Selain untuk meminimalisasi pengeluaran, dalam hal ini kegiatan transfer pemain, penggunaan pemain muda pun dipraktekkan jika para pemain lulusan akademinya cukup memiliki talenta menjanjikan.

Mungkin akan muncul keraguan dengan skuat yang mayoritas pemain muda ini. Karena minim pengalaman para pemainnya, prestasi pun diragukan bisa hadir. Pada akhirnya kesebelasan seperti ini hanya berusaha untuk bertahan di kompetisi agar tak terdegradasi.

Namun di Brasil sana, terdapat sebuah kesebelasan yang cocok menjadi model ideal bagi kesebelasan muda. Meski dihuni para pemain lulusan akademi, mereka beberapa kali menghadirkan trofi juara. Dan kesebelasan itu adalah Santos Futebol Club.

Kota Kecil Penghasil Pemain Besar

Santos FC bukanlah kesebelasan besar Brasil layaknya Corinthians, Palmeiras, atau pun Sao Paulo. Wajar memang, karena Santos memang kota kecil dari negara bagian Sao Paulo. Santos sendiri merupakan kota pelabuhan yang jauh dari hingar-bingar Sao Paulo, kota terbesar di Amerika Selatan.

Namun dengan para pemain muda yang dimilikinya, Santos pun menjelma (dan tetap) menjadi sebuah kesebelasan yang dihormati di Brasil. Dan dengan tenaga para pemain mudanya pula mereka bisa terus ‘hidup’ hingga sekarang ini, 103 tahun.

Dari era Diego Ribas ke Ganso, atau era Neymar yang meneruskan era Robinho, Santos selalu melahirkan talenta-talenta hebat. Namun, hasil produksi terbaik mereka yang kemudian diakui dunia tak lain dan tak bukan adalah Edson Arantes do Nascimento alias Pele.

Pele, sebagaimana kita ketahui, disebut-sebut sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa. Julukan yang disematkan padanya pun O Rei de Futebol yang berarti Raja Sepakbola. Ia debut bersama Santos ketika masih berusia 15 tahun. Dan setahun kemudian, menjalani debut untuk timnas Brasil.

Ya, penggunaan pemain muda di Santos FC sudah terjadi sejak era Pele atau lebih dari setengah abad yang lalu. Mereka secara konsisten memberikan kesempatan para talenta-talenta muda berbakat untuk unjuk gigi di kompetisi tertinggi hingga saat ini. Lebih dari itu, mereka bersaing di kompetisi utama Brasil dengan para pemain binaannya sendiri.

Santos sendiri memiliki landasan dasar dalam mengembangkan para pemainnya. Identitas permainan Santos yang diajarkan pada pemain mudanya adalah sepakbola menyerang yang cepat dan cair. Identitas ini lahir dari tempat bocah-bocah Santos dibesarkan di mana mereka memainkan sepakbola jalanan yang menjadikan gol sebagai tujuan utama bermain sepakbola.

Sepakbola Santos adalah sepakbola menyerang. Santos sendiri dengan bangga menyatakan bahwa mereka telah mencetak lebih dari dua belas ribu gol dalam 103 tahun mereka, lebih banyak dari kesebelasan mana pun di dunia. Pele sendiri mencetak 1.283 gol sepanjang kariernya, seperti yang disebutkan dalam situs These Football Times.

Memang, hal ini menjadi perdebatan dan banyak yang tidak mengakuinya. Selain itu, banyak gol yang mereka ciptakan dari pertandingan persahabatan. Santos sendiri merupakan salah satu kesebelasan Brasil yang sering melakukan tur ke luar negeri untuk uji coba.

Meskipun begitu, seorang jurnalis asal Sao Paulo bernama Euan Marshall coba menjelaskan,“Sejarah Santos yang paling membanggakan terjadi pada 60-an, meskipun sebelumnya sepakbola menyerang yang mengalir bebas sudah menjadi ciri khas mereka. Pada tahun 1920-an, kesebelasan ini pun sudah hebat. Termasuk ketika mencetak 100 gol hanya dalam 16 pertandingan.”

Pemain hebat dari Santos memang terus lahir sambung menyambung dari generasi satu ke generasi lain. Inilah yang menjadikan mereka menjadi salah satu kesebelasan yang cukup ditakuti di Brasil, meski dari kota kecil. Selain tercatat telah menjuarai Serie A Brasil sebanyak delapan kali dan 20 trofi Campeonato Paulista, Santos merupakan satu dari lima kesebelasan Brasil yang belum pernah sekalipun terdegradasi dari kompetisi teratas Brasil.

Halaman berikutnya, Menjadi Besar Lewat Akademi

Komentar