Nasib Para Peraih Delapan Kemenangan Terbesar Liga Champions

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Nasib Para Peraih Delapan Kemenangan Terbesar Liga Champions

Liverpool tidak lagi satu-satunya kesebelasan yang pernah memenangi pertandingan Champions League delapan gol tanpa balas. Dengan kemenangan 8-0 atas Malmö FF, Real Madrid menyamai rekor Liverpool.

Berhubung kemenangan delapan gol tanpa balas adalah skor terbesar era Champions League, kami rangkum cerita-cerita dari delapan kemenangan terbesar era Champions League; termasuk nasib para pemenangnya yang ternyata tidak selalu baik. Pastikan Anda terus membaca sampai menemukan twist dalam cerita.

Liverpool 8-0 Be?ikta?

Anfield, 6 November 2007 – Crouch (19, 89), Benayoun (32, 53, 56), Gerrard (69), Babel (78, 81)

Liverpool, finalis Champions League musim sebelumnya, hanya meraih satu angka dari tiga pertandingan pertamanya di Grup A Champions League 2007/08: Porto 1-1 Liverpool, Liverpool 0-1 Marseille, dan Besiktas 2-1 Liverpool.

Di pertandingan keempat Liverpool mengamuk dan menang 8-0 kala menghadapi Besiktas. Dalam dua pertandingan berikutnya Liverpool mencetak delapan gol dan hanya kebobolan sekali (Liverpool 4-1 Porto, Marseille 0-4 Liverpool). Liverpool lolos ke fase gugur sebagai runner-up; satu angka di belakang Porto yang mengoleksi 11 poin.

Liverpool menyingkirkan Inter Milan di 16 besar dan Arsenal di 8 besar, namun gugur di semifinal setelah kalah agregat 3-4 melawan Chelsea. Manchester United keluar sebagai juara setelah menang adu penalti melawan Chelsea.

Juventus 7-0 Olympiakos

Delle Alpi, 10 Desember 2003 – Trezeguet (14, 25) Miccoli (19), Enzo Maresca (28), Di Vaio 62, Del Piero (67), Zalayeta (79)

Nyaris separuh dari seluruh gol Juventus di Grup D Champions League 2003/04 berasal dari pertandingan ini, pertandingan terakhir di fase grup. Sedikit banyak ini merupakan pembalasan terhadap Olympiakos yang mengalahkan Juventus 1-2 di Georgios Karaiskakis; satu-satunya kekalahan Juventus di Grup D 2003/04.

Dengan empat kemenangan dan satu hasil imbang (Real Sociedad 0-0 Juventus), Juventus lolos sebagai juara grup. Juventus gugur di 16 besar setelah dua kali kalah 0-1 melawan Deportivo La Coruña.

Arsenal 7-0 Slavia Praha

Emirates Stadium, 23 Oktober 2007 – Fàbregas (5, 58), Hubá?ek (og, 24), Walcott (41, 55), Hleb (51), Bendtner (89)

Arsenal membuka perjalanan mereka di Champions League 2007/08 dengan kemenangan kandang tiga gol tanpa balas melawan Sevilla. Di Steaua Bucure?ti, The Gunners menang lewat gol tunggal Robin van Persie.

Tak berhenti di sana, Arsenal melanjutkan rangkaian kemenangan mereka di pertandingan ketiga. Dan tidak tanggung-tanggung, Slavia Praha mereka bantai habis tujuh gol tanpa balas. Walau tiga pertandingan berikutnya tidak berjalan begitu mulus (Praha 0-0 Arsenal, Sevilla 2-1 Arsenal, dan Arsenal 2-1 Bucure?ti), Arsenal tetap lolos sebagai runner-up sebelum perjalanan mereka terhenti oleh Liverpool, yang di fase grup menorehkan kemenangan delapan gol tanpa balas melawan Be?ikta?.

MŠK Žilina 0-7 Olympique de Marseille

Štadión pod Dub?om, 3 November 2010 – Gignac (12, 21, 54), Heinze (24), Rémy (36), Lucho González (52, 63)

MŠK Žilina bukan hanya menjadi juru kunci di Grup F Champions League 2010/11; mereka juga menjadi penanda kebangkitan Olympique de Marseille. Marseille memulai perjalanan dengan kekalahan 0-1 ketika menjamu Spartak Moskva.

Bertandang ke Chelsea di matchday 2 tidak membuat segalanya lebih baik: Marseille kalah dua gol tanpa balas. Di matchday 3 Marseille kembali bertindak sebagai tuan rumah dan menang 1-0 atas Žilina. Setelah itu semuanya berubah.

Kemenangan 7-0 atas Žilina di matchday 4 diikuti oleh kemenangan 3-0 di kandang Moskva dan 1-0 saat menjamu Chelsea. Marseille lolos sebagai runner-up, namun mereka tersingkir di 16 besar karena kalah agregat 1-2 dari Manchester United yang akhirnya mencapai final.

Valencia 7-0 KRC Genk

Estadi de Mestalla, 23 November 2011 – Jonas (10), Soldado (13, 35, 39), Pablo Hernández (68), Aritz Aduriz (70), Costa (81)

Valencia hanya berhasil mengumpulkan dua poin dari tiga pertandingan pertamanya. Kemenangan 3-1 melawan Bayer Leverkusen dan 7-0 melawan KRC Genk menjaga peluang lolos Valencia tetap hidup. Namun kalah di pertandingan terakhir, 0-3 melawan Chelsea (yang juga masih membutuhkan kemenangan) di Stamford Bridge, membuat Valencia harus puas duduk di peringkat ketiga.

Kegagalan di Champions League membuka jalan Valencia di Europa League. Loc Che menyingkirkan Trabzonspor, PSV Eindhoven, dan AZ Alkmaar untuk mencapai semifinal, di mana mereka tersingkir oleh Atlético Madrid (agregat 2-5) yang pada akhirnya menjadi juara.

Bayern München 7-0 FC Basel

Allianz Arena, 13 Maret 2012 – Robben (11, 81), Müller (42), Gomez (44, 50, 61, 67)

Semua orang tahu bahwa jika sebuah kesebelasan kalah di leg pertama 16 besar Champions League, kesebelasan tersebut harus memenangi leg kedua untuk memastikan diri dapat melaju ke putaran berikutnya. Bayern München, yang kalah 0-1 di kandang FC Basel pada leg pertama, mengunci kepastian lolos dengan mencetak rekor. Bermodal rekor kemenangan terbesar mereka di era Champions League, Bayern terus melaju hingga pertandingan final yang digelar di kandang mereka sendiri, Allianz Arena. Bayern kalah adu penalti 3-4 melawan Chelsea setelah bermain imbang 1-1.

BATE 0-7 Shakhtar Donetsk

Borisov-Arena, 21 Oktober 2014 –Alex Teixeira (11), Luiz Adriano (28 p , 36, 40, 44, 82 p), Douglas Costa (35)

Malang benar nasib BATE. Dalam enam pertandingan Grup H 2014/15, 24 kali mereka kebobolan. Setengah di antaranya mereka rasakan dalam dua pertandingan melawan Shakhtar Donetsk.

Di antara semua lawan di Grup H, hanya Athletic Bilbao yang ramah kepada mereka; hanya mencetak tiga gol ke gawang BATE dalam dua pertandingan. FC Porto menang kandang 6-0 dan tandang 3-0. Donetsk, yang menang 5-0 kandang, malah menang dengan selisih lebih besar di pertandingan tandang. BATE menduduki peringkat terbawah dengan tiga angka (dari kemenangan 2-1 melawan Athletic) sedangkan Donetsk lolos sebagai runner-up, hanya untuk kemudian ....

Bayern München 7-0 Shakhtar Donetsk

Allianz Arena, 11 Maret 2015 – Müller (4 p, 52), Boateng (34), Ribéry (49), Badstuber (63), Lewandowski (75), Götze (87)

... gugur di 16 besar setelah kalah agregat 7-0 melawan Bayern München. Padahal sebenarnya, Donetsk berhasil menahan imbang Bayern 0-0 saat bertindak sebagai tuan rumah di leg pertama.

Anda tidak salah melihat:  Nama Bayern München dan Shakhtar Donetsk lagi-lagi muncul dalam pertandingan yang berkesudahan 7-0. Hanya saja Bayern dua kali muncul sebagai pemenang sementara Donetsk kali ini menjadi pihak yang kalah. Dan Donetsk merasakan kedua sisi 7-0 di satu musim yang sama. Menang melawan BATE, Donetsk kalah melawan Bayern.

Komentar