Kebencian yang Dilontarkan Melalui Berondongan Peluru

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kebencian yang Dilontarkan Melalui Berondongan Peluru

Kerusuhan yang terus muncul dari tribun sepakbola sempat membuat Liga Yunani ditunda selama satu pekan agar para perusuh sadar jika sepakbola sebagai hiburan masyarakat sebaiknya dirayakan dengan cara-cara yang tak kelewat barbar.

Tapi pelajaran dari Yunani itu ternyata tak disesap dengan sebaik-baiknya oleh suporter dari Turki, negara yang sudah lama masyhur karena fanatisme suporternya yang memang gila-gilaan. Terakhir, muncul insiden mengerikan di pekan ke-26 lanjutan Super Lig Turki di Stadion Yeni Rize Sehir, kandang Rizespor, pada Sabtu (4/4) pekan lalu.

Tidak ada masalah selama 90 menit pertandingan antara Rizespor yang meladeni Fenerbahce . Mungkin yang terasa menyakitkan bagi kubu Rizespor adalah kekalahan telak 5-1 di hadapan pendukung sendiri dari Fenerbahce. Namun hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan mengingat kedua kesebelasan ini tidak memiliki rivalitas yang tinggi.

Alih-alih mendapatkan kesenangan yang tinggi karena meraih tiga poin dari kandang lawan secara telak, The Canaries, julukan Fenerbahce, malah harus berjumpa dengan serangan yang mengerikan. Sekitar pukul 22.15 malam, dalam perjalanan pulang menuju bandara Trabzon untuk pulang ke Instanbul, kota asal mereka, serangan yang sangat serius malah menghadang.

Garis keras suporter di Super Lig Turki memang cukup sering mengganggu lawan di luar pertandingan seperti ketika Besiktas menjamu Liverpool jelang 32 besar Europa League 2014/2015.  Memang cukup gila seperti apa yang dilakukan para suporter Galatasaray di Emirates Stadium ketika pertandinga Liga Champion 2014/2015 melawan Arsenal.

Ketika melewati jalan raya Sürmene-Arakl?, timur laut kota Trabzon, bus yang ditumpangi 40 pemain dan staf Fenerbahce diserang oleh kawanan yang tidak dikenal. Gerombolan yang muncul dari jalan tersebut menghancurkan kaca kanan dan kiri bus The Canaries dengan batu.

Serangan membabi buta itu membuat bus kehilangan kendali karena kepala Ufuk Kiran, supir bus Fenerbahce terluka. Beruntung Serdal Kilic, keamanan kesebelasan yang duduk di sebelah Kiran, sempat menginjak rem untuk mencegah bus meluncur dari tepi jembatan. Kemudian pasukan keamanan memberikan pengawalan bersenjata untuk membawa Emre Belozoglu dkk., ke bandara Trabzon. Sesampainya di bandara Sabiha Gokcen Istanbul The canaries pun langsung disambut ratusan pendukungnya.



Pada awalnya dugaan sementara penyerangan kepada kesebelasan besutan Ismail Kartal tersebut memang cuma diserang memakai batu, namun rupanya ada hal yang janggal setelah penyelidikan dari pihak kepolisian Trabzon.

Rupanya ada tiga kaca yang rusak karena tembakan dari senjata api yang dilakukan kawanan tidak dikenal tersebut. Bukti tersebut semakin menguat ketika kepala Ufuk Kiran supir bus mengalami cedera di pelipis kiri karena terserempet peluru sesuai dengan adanya temuan senyawa logam di lukanya.

"Peluru menyebabkan luka di sisi kiri wajah pengemudi, sedangkan tomografi menunjukkan sepotong logam di bawah tulangnya," kata Tevfik Özlü, Kepala Rumah Sakit Karadeniz Technical University. Selain itu bukti penembakan diperkuat dengan ditemukannya pistol rakitan tanpa nomor seri di dekat lokasi penyerangan.

Tentunya itu menguatkan kesaksian salah seorang saksi mata yang melihat di antara gerombolan penyerang ada yang membawa senapan dan melepaskan tembakan. "Pada awalnya kita pikir batu dilemparkan ke bus tapi penyidik polisi di tempat kejadian telah menyimpulkan itu adalah serangan bersenjata," ujar Abdil Celil Oz, Gubernur Trabzon, kepada stasion TV 360.

Abdil pun mengaku jika kejadian penyerangan tersebut mendapatkan sorotan dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menelpon Abdil agar kasus itu segera dituntaskan.

Kebencian Trabzonspor kepada Fenerbahce

Kecurigaan suporter Trabzonspor sebagai pelaku serangan bukan tanpa alasan karena Fenerbahce memiliki rivalitas yang kuat dengan Trabzonspor, kesebelasan dari Kota Trabzon. Permusuhan kedua kesebelasan tersebut pertama kali muncul sejak tahun 2011 karena Fenerbache telah terlibat dalam skandal kecurangan pangaturan pertandingan Super Lig Turki 2010/2011.

Fenerbahce dituduh memanipulasi hasil akhir 19 pertandingan Super Lig yang membuat mereka menjadi juara pada musim 2010/2011. Asalnya The Canaries berada di peringkat ketiga klasemen Super Lig Turki. Namun 16 dari 17 partai selanjutnya berakhir dengan kemenangan. Hasilnya Fenerbahce meraih juara menyalip Trabzonspor karena keunggulan selisih gol.

Akibat dari kasus pengaturan skor di Super Lig 2010/2011 tersebut membuat Aziz Yildirim, presiden Fenerbahce, dan 92 manajer, pemain maupun pejabat kesebelasan di Turki ikut didakwa. Sementara nasib The Canaries di liga Champions 2011/2012 diganti Trabzonspor yang menjadi runner-up, namun gelar juara Super Lig Turki 2010/2011 tetap dimiliki Fenerbahce walau protes terus dilakukan suporter Trabzonspor.

Kasus tersebut tidak bisa diterima Fenerbahce maupun Trabzonspor. Para suporter The Canaries tidak terima atas tuduhan pengaturan skor yang diberikan kepada kesebelasan kesayangannya. Ketika Aziz, sang presiden, sedang manjalani persidangan pun ratusan pendukung Fenerbahce berunjuk rasa di luar ruang sidang untuk mendukung presiden.

Sementara itu di dalam stadion permusuhan Trabzonspor kepada Fenerbahce kian memanas. Penyerang The Canaries, Emmanuel Emenike, menceritakan kesan menyeramkan ketika bertandang ke Stadion Hüseyin Avni Aker, kandang Trabzonspor. Pada Super Lig musim lalu di Hüseyin Avni Aker pertandingan harus dihentikan karena berbagai benda dilemparkan ke lapangan.

Selain itu pada dua tahun lalu suporter Trabzonspor mengeluarkan pistol ke arah bus administrator tapi tidak menembak karena terlalu terbuka untuk direkam ke program televisi saat itu. "Kami tidak punya masalah dengan Rize (Rizespor). Tapi bermain di Trabzon seperti bermain di zona pemberontak," cetus Emenike seperti yang dikutip BBC.

Berdampak Liga Ditunda

Atas tragedi penyerangan tersebut pihak Fenerbahce menginginkan Super Lig Turki ditunda untuk sementara waktu hingga pelaku penembakan dan pelemparan ditangkap walau para pemainnya tidak ada yang terluka. Apalagi jika mengingat insiden penyerangan bus tersebut sedang dalam situasi negara Turki yang sedang panas.

Sudah seminggu ini ketegangan tinggi terjadi dalam politik Turki menjelang pemilihan umum pada Juni mendatang. Dua orang anggota kelompok revolusioner  dari Front Revolusiner Pembebasan Rakyat (DHKP-C), partai Marxis-Leninis di Turki, menyandera jaksa di pengadilan Istanbul dan menahannya selama berjam-jam sebelum tiga orang tewas karena adu tembak dengan polisi.

Selain itu polisi di Istanbul juga membunuh seorang wanita bersenjata terkait dengan DHKP-C setelah berusaha menyerbu markas polisi di ibukota Turki. Alhasil Federasi Sepakbola Turki (TFF) menunda sementara pertandingan Fenerbahce melawan Mersin Idmanyurdu pada 8 April dan menunda juga laga Fenerbahce melawan Bursaspor pada 13 Apri mendatang.

Komentar