David Moyes dan Nasib Manajer-Manajer Britania di Spanyol

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

David Moyes dan Nasib Manajer-Manajer Britania di Spanyol

Chris Coleman

Jika Moyes membutuhkan saran menjelang langkah besarnya ke San Sebastian, maka Chris Coleman adalah orang yang tepat untuk ia mintai saran.

Setelah mengasuh Fulham, Chris Coleman menghabiskan satu musim di Sociedad. Dia mengambil alih klub setelah mereka terdegradasi pertama kalinya ke divisi Segunda dalam empat puluh tahun terakhir.

Coleman berhasil membimbing Sociedad ke posisi lima klasemen akhir sebelum akhirnya ia mengundurkan diri karena perselisihannya dengan pemiliki klub, Iñaki Badiola.

Dia adalah manajer Britania terakhir di tanah Spanyol sebelum kedatangan Moyes. Sekarang ia menjadi manajer tim nasional Wales, untuk membimbing pemain andalannya yang bermain di Spanyol, Gareth Bale.

Terry Venables

Setelah mencicipi sukses di Crystal Palace dan Queens Park Rangers, Barcelona menawarkan Venables pekerjaan menjadi manajer di Nou Camp atas rekomendasi dari Sir Bobby Robson.

“El Tel” menghabiskan tiga tahun di Barca. Ia menggunakan sistem yang sangat Inggris, yaitu 4-4-2 klasik dengan mengandalkan bek-bek seperti Gerardo, Migueli, dan Julio Alberto. Sementara di lini tengah ia mengandalkan Schuster.

Selama tiga musim di Catalonia, Venables memimpin klub untuk gelar Liga Spanyol pada tahun 1985 (gelar pertama mereka sejak 1974) dan Copa del Rey pada tahun 1986.

Barcelona juga mencapai Final Piala Eropa 1986, meskipun mereka kalah dari Steaua Bucharest dalam adu penalti menyusul hasil imbang 0-0. Ini adalah penampilan pertama Barcelona di final Piala Eropa sejak tahun 1961 dan telah dicapai setelah salah satu hasil yang paling dramatis di semifinal. Mereka berhasil mengatasi kekalahan 3-0 di leg pertama dari klub Swedia, IFK Göteborg, dengan memenangkan leg ke dua di Camp Nou melalui adu penalti setelah agregat skor berakhir 3-3.

Venables juga membawa dua striker Inggris ke Barcelona pada tahun 1986, yaitu Gary Lineker dari Everton dan Mark Hughes (Sparky) dari Manchester United. Namun, meskipun mendatangkan kedua pemain di atas, Barcelona kesulitan di liga dan harus kalah dari Real Madrid yang menjadi juara dengan selisih satu poin di tahun 1987. Setelah itu ia langsung dipecat.

Kisahnya yang paling terkenal di luar negeri memang bukan datang dari Spanyol, melainkan dari Australia. Venables mengundurkan diri karena malu setelah tim nasional Australia yang dipimpinnya telah memimpin 3-1 di play-off Piala Dunia melawan Iran, tetapi malah kebobolan dua gol di akhir laga. Akibat pertandingan tersebut, The Socceroos gagal lolos ke Piala Dunia Prancis 1998.

Glenn Hoddle (Academy)

The Glenn Hoddle Academy di Jerez
The Glenn Hoddle Academy di Jerez

Kisah yang terakhir ini memang sangat berbeda dari empat kisah di atas. Bukannya menjadi manajer di Spanyol, tetapi Glenn Hoddle malah menjalani petualangan yang lebih unik di negeri Matador tersebut.

Pada Januari 2008, Hoddle berusaha untuk meningkatkan modal untuk membentuk Glenn Hoddle Academy yang berbasis di Spanyol. Tujuan dari akademi ini adalah untuk memberikan kesempatan lain untuk pemain muda yang dilepas oleh klub di Inggris untuk menjadi pemain profesional.

Ikechi Anya adalah pemain pertama di akademi untuk mendapatkan kontrak profesional di klub, dengan Sevilla Atlético (klub divisi Segunda División B) di Spanyol.

Pada bulan Juni 2011, The Glenn Hoddle Academy dihubungkan dengan klub North Conference di Inggris, Hyde. Akademi ini menikmati hubungan dengan Spanyol melalui tim yang sekarang berlaga di divisi Preferente de Andalucía, Jerez Industrial.

Pada musim panas 2010, Jerez berada pada risiko kebangkrutan, tetapi diselamatkan ketika mereka menandatangani kontrak lima tahun dengan Glenn Hoddle Academy. Selanjutnya, pinjaman sekitar 160.000 poundsterling dibayar oleh Hoddle sehingga klub bisa membayar utang dan melanjutkan kompetisi.

Delapan pemain dari akademi bergabung dengan status pinjaman di paruh kedua musim itu. Hoddle memegang kendali dari semua operasi sepakbola tim Jerez. Pelatih-pelatih asal Inggris, yaitu Nigel Spackman, Graham Rix, dan Dave Beasant bergiliran memimpin tim dari pinggir lapangan. Namun, itu tidak cukup untuk membantu Jerez menghindari degradasi kembali ke divisi keempat.

The Glenn Hoddle Academy mengakhiri perjanjian dengan Jerez Industrial pada Maret 2011, dan para pemainnya kembali ke Britania meninggalkan klub dengan hanya tim muda mereka untuk bermain mengakhiri kompetisi.

Komentar