Fajar Baru Ivan Perisic

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Fajar Baru Ivan Perisic

Ivan Perisic adalah salah satu penampil terbaik saat Inter Milan memenangi Derby della Madonnia. Ketika AC Milan dihajar 3-0, lampu sorot lebih diarahkan ke Lautaro Martinez, sang pencetak brace, atau Romelu Lukaku yang membidani gol pertama Lautaro dengan asis brilian dan mencetak gol penutup. Tetapi, penampilan Perisic tak kalah brilian.

Pemain asal Kroasia itu konstan meneror Rossoneri dari sayap kiri. Umpan cut-back pendeknya ke Lautaro pada menit 57 merampungi kerja sama apik Inter dalam serangan balik. Ia pun mencetak asis kedua dengan mengirim umpan jauh dari area pertahanan kepada Romelu Lukaku. Striker asal Belgia tersebut membereskan sisanya: menggiring bola dari tengah lapangan dan menaklukkan Gianluigi Donnarumma dengan tembakan mendatar ke sudut gawang.

Kemenangan itu membuat Inter melebarkan jarak menjadi empat poin atas sang rival. Kini, pada pekan 25, keunggulan La Beneamata semakin menjauhi Milan dengan keunggulan enam poin di puncak klasemen. Pasalnya, pada giornata 25 lalu, Milan ditahan imbang Udinese sedangkan Inter membenamkan Parma.

Inter semakin mendekati Scudetto, sesuatu yang gagal mereka raih sejak 2010. Performa sejauh ini tentu menyenangkan Antonio Conte serta para penggawa Nerazzuri, terutama Perisic. Musim ini, pemain yang memulai karier di Sochaux itu mulai dipercaya Conte. Perisic selalu masuk 11 pertama dalam enam pertandingan terakhir Serie A. Ia telah memainkan 33 pertandingan (semua kompetisi) pada 2020/21, 19 kali menjadi starter.



Sebelumnya, masa depan Perisic di Giuseppe Meazza diliputi ketidakjelasan. Ketika Conte mengambil alih kemudi pada 2019/20, Perisic dipinjamkan ke Bayern Muenchen. Transfer peminjaman ke klub tersukses Jerman itu memuat klausul pembelian. Tetapi, pada September 2020, Bayern tak mengaktifkan klausul tersebut dan mengembalikan Perisic ke Inter.

Berposisi natural sebagai winger, Perisic awalnya tak masuk rencana Conte. Eks pelatih Juventus itu tak memiliki ruang bagi winger macam Perisic dalam timnya. Untuk outlet serangan dari sayap, Conte memanfaatkan wing-back yang punya tanggung jawab lebih ke pertahanan.

Perisic pun harus beradaptasi jika ingin masuk rencana Conte. Dan musim ini, ia membuktikan bahwa adaptasinya berjalan baik.

“Kita tahu dia [Perisic] bisa menyerang, tetapi kemampuan bertahannya adalah perkembangan baru dan dia tidak melakukan satu pun kesalahan sore ini. Perisic adalah seorang pemain yang kembali ke Inter dan kami harus memanfaatkan segala yang kami punya. Itu memakan waktu yang agak lama, tetapi sekarang kami memanen ganjarannya,” kata Conte usai timnya membungkam Lazio, 15 Februari silam.

Perisic sekarang memiliki kesadaran defensif yang dituntut Conte. Bagi sang pelatih sendiri, mengubah seorang winger eksplosif menjadi wing-back bertanggung jawab bukanlah hal baru. Di Chelsea, ia melakukannya pada Victor Moses.

Penampilan Perisic musim ini pun membuatnya sulit digeser. Kontribusinya bagi pertahanan Inter semakin baik. Rata-rata tekel per pertandingan Perisic (0,91) memang tergolong rendah, tetapi kemampuannya dalam menahan serangan, baik dengan cara menghalangi jalur lari atau jalur umpan lawan, meningkat. Perisic mencatatkan 2,05 blok dan 0,84 intersep per pertandingan. Statistik blok Perisic tertinggi kedua di antara skuad Inter, menandakan bahwa ia cermat mengikuti gerak lawan dan bersedia pasang badan demi pertahanan.

Meskipun mendapat peran baru, insting ofensif Perisic sama sekali tak berkurang. Musim ini, ia telah mencetak dua gol dan lima asis di ajang Serie A Italia.

Wing-back Conte dituntut rajin melakukan overlap saat transisi menyerang. Dari sayap, Perisic rajin mengirim umpan silang untuk rekan-rekannya. Perisic dan Achraf Hakimi adalah dua pemain Inter yang paling rajin mengirim umpan silang sejauh ini.

Kemampuan dribel Perisic pun rupanya masih berbahaya bagi klub-klub Serie A. Ketika menjadi winger, Perisic sering menusuk ke dalam, membelokkan posisi tubuh dengan cepat dan mengelakkan diri dari adangan bek untuk mendapat ruang tembak. Bek pun seringkali kesulitan menebak pergerakan Perisic. Pasalnya, ia memiliki kaki kiri dan kanan yang sama kuat.

Dalam diri Perisic, Conte menemukan pemain sayap komplet yang mampu bertahan dan cakap menyerang dari pinggir. Entah overlap ke sisi kiri atau cut-inside, Perisic mampu melakukannya.

Kehadiran Perisic saat menyerang pun memberi Inter opsi lebih di kotak penalti. Dua gol Perisic di Serie A musim ini dicetak dari dalam kotak penalti. Gol pertama adalah sundulan krusial lawan Parma pada Desember 2020. Sedangkan gol kedua, dalam pertandingan lawan Fiorentina, dicetak Perisic memanfaatkan umpan silang mendatar Achraf Hakimi.

Di lain sisi, Perisic masih bisa mengisi peran yang lebih ofensif seperti gelandang serang atau striker. Keserbabisaan pemain ini amat berharga bagi Conte. Selain cakap menjadi wing-back, Perisic bisa diandalkan untuk melapisi para penyerang Nerazzuri.

Ivan Perisic adalah aset berharga Inter untuk meraih Scudetto. Musim ini adalah kesempatan terbaik La Beneamata dalam sepuluh tahun terakhir. Anak asuh Conte tampil konsisten dan baru kalah dua kali. Hasil maksimal, terutama lawan rival-rival terdekat, tentu wajib didapat Inter. Pada giornata 26, mereka akan menghadapi salah satu rival terdekat, Atalanta. Inter dan Atalanta sendiri tercatat sebagai tim tersubur Serie A musim ini, masing-masing mencetak 62 dan 60 gol.

Komentar