Tanpa Papu Gomez, Atalanta Tetap Berbahaya dengan Josip Ilicic

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tanpa Papu Gomez, Atalanta Tetap Berbahaya dengan Josip Ilicic

Josip Ilicic tampil impresif pada laga Atalanta melawan AC Milan di San Siro, Sabtu (23/1) waktu setempat. Pemain asal Slovenia ini sangat merepotkan barisan pertahanan Milan dan mencetak satu gol. Performa impresif Ilicic mengantarkan Atalanta menang tiga gol tanpa balas meski bermain tandang.

Masih tanpa Papu Gomez, Atalanta tetap tampil luar biasa secara tim. Sang pemuncak klasemen seakan tidak berdaya di tangan Atalanta. Pressing dengan orientasi man-to-man membuat Milan sangat kesulitan. Lini terakhir Atalanta juga bermain sangat baik dengan sejumlah blok krusial. Pada fase menyerang, kontribusi Ilicic tidak bisa dikesampingkan.

Peran free role yang diberikan Gian Piero Gasperini mampu mengeluarkan performa terbaik Ilicic. Dengan tinggi 190 cm dan sudah berusia 32 tahun, Ilicic tidak memiliki kecepatan dan eksplosivitas. Tapi kualitas teknik tinggi menjadi kelebihan yang membuat Ilicic tampil impresif.

Ilicic mencatatkan tujuh tembakan (terbanyak), tiga umpan kunci (terbanyak), tiga dribel (terbanyak), dan 79 sentuhan (kedua terbanyak) meski hanya bermain 81 menit. Sebuah kontribusi serangan yang sangat apik. Tak hanya bisa membahayakan gawang Gianluigi Donnarumma, ia juga menjadi playmaker dan membuat peluang.

Kebebasan bergerak sangat menguntungkan Ilicic. Dipadukan dengan pemahaman permainan yang baik, ia secara konstan mampu memberi opsi umpan bagi rekannya. Contohnya pada menit ke-17 (detik 21 di video), Ilicic datang dari blindside Rafael Leao sehingga Hans Hateboer memiliki opsi umpan. Satu dua simpel dan Hateboer memiliki ruang untuk umpan silang.

Ilicic sebenarnya bermain sebagai tandem Duvan Zapata di lini depan, didukung dengan Matteo Pessina sebagai gelandang serang pada formasi 3-4-1-2. Namun justru Ilicic yang berfungsi sebagai pengatur serangan, bukan Pessina. Memulai posisi dari kanan, Ilicic kerap tidak terkawal sehingga memiliki ruang untuk mengolah bola.

Pada momen di bawah ini, Ilicic semula berada di kanan. Setelah Remo Freuler tampak mencari opsi di area tengah, Ilicic bergerak lewat blindside Franck Kessie. Ia kemudian mengumpan ke Robin Gosens di sisi kiri. Terlihat simpel namun diperlukan positioning dan pemahaman permainan yang baik.

Kelebihan lain dari Ilicic adalah kontrol bola di ruang sempit. Meski kakinya panjang, ia tetap mampu mengolah si kulit bundar dengan baik. Dribel yang baik di ruang sempit membuat Ilicic bisa menciptakan ruang tembak sendiri atau memaksa pemain Milan melakukan pelanggaran. Contohnya pada gambar di bawah ini, ia mampu menyelinap di antara Sandro Tonali dan Theo Hernandez meski ruang terlihat sangat sempit. Theo terpaksa melanggar Ilicic di area yang berbahaya.

Gol pertama juga tak lepas dari kelebihan Ilicic ini (detik 40 di video). Berawal dari sepak pojok pendek, Ilicic mampu melewati Samu Castillejo sebelum mengumpan ke Gosens. Wingback kiri Atalanta itu kemudian mengirim umpan silang yang sukses dimanfaatkan oleh Christian Romero. Pada babak kedua (menit 2 detik 18 di video), Ilicic mampu mengalahkan Mateo Musacchio pada situasi 1v1 dan melepaskan tembakan berbahaya meski masih sedikit melebar.

Ilicic merupakan pemain kidal. Meski begitu, kaki kanannya tidak mati. Ketika tidak bisa cut inside sehingga ia terpaksa dribel di area sayap, Ilicic bisa melepaskan umpan silang berkualitas dengan kaki kanan. Contohnya di babak kedua ketika umpan silang Ilicic ditanduk Zapata meski gagal berbuah gol (menit 2 detik 7 di video).

Performa impresif kontra Milan melanjutkan catatan baik Ilicic di tahun 2021. Ia sukses mencetak dua gol dan tiga asis dalam enam pertandingan Serie A. Perubahan peran tentu saja berpengaruh terhadap penampilan Ilicic di atas rumput hijau.

Semula Gomez menjadi playmaker dengan kebebasan bergerak. Usai ia bermasalah dengan Gasperini pada Desember lalu, Ilicic-lah yang diplot menggantikan peran Gomez. Posisinya tidak berubah, tetap sebagai striker kanan, namun peran Ilicic kini membuat kreativitas eks pemain Fiorentina ini digunakan secara maksimal.

Bahkan posisi Ilicic yang bukan sebagai gelandang serang kerap menguntungkan. Ia bisa datang dari blindside. Rotasi pun sering dilakukan dengan Pessina. Pemahaman taktik yang baik menjadi salah satu kunci utama lini serang Atalanta.

Secara statistik, Ilicic musim ini lebih baik Gomez musim-musim sebelumnya soal kreativitas. Terlihat dari angka expected assists dan umpan kunci. Perubahan peran Ilicic juga terbukti bisa memaksimalkan kreativitasnya, terlihat dari statistik musim ini yang naik cukup jauh dibanding beberapa musim lalu.

Perbandingan Expected Assists dan Umpan Kunci Antara Papu Gomez dan Josip Ilicic di Tiga Musim Serie A Terakhir

2018/192019/202020/21
Expected AssistsUmpan KunciExpected AssistsUmpan KunciExpected AssistsUmpan Kunci
Papu Gomez0,373,70,333,350,192,16
Josip Ilicic0,262,520,373,140,483,76

Sebagai kompensasinya, ancaman gol dari Ilicic menurun dibanding musim lalu. Musim ini ia lebih sering turun untuk berkreasi. Gol per 90 menit Ilicic turun dari 0,81 menjadi 0,32. Begitu pula dengan expected goals yang turun dari 0,5 menjadi 0,33. Musim lalu ia sukses mencetak 15 gol di Serie A. Hingga paruh musim Serie A musim ini, Ilicic baru mencetak tiga gol.

Kompensasi tersebut sebanding dengan apa yang didapat Gasperini dari Ilicic. Gomez dikabarkan akan segera hengkang, Gasperini perlu playmaker baru untuk mengatur serangan Atalanta. Ilicic merupakan sosok terbaik. Ancaman gol yang menurun tampak tidak bermasalah karena ada pemain lain yang bisa diandalkan sebagai pencetak gol yaitu Zapata. Setidaknya hingga akhir musim, memainkan Ilicic pada posisi dan peran ini adalah yang terbaik untuk Atalanta.

Komentar