You Now Walk Alone, Rodgers!

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

You Now Walk Alone, Rodgers!

Karya Rendiansyah Nugroho

“Mr.Henry, we respect you as well as our manager Brendan Rodgers but we all know something is wrong. Something doesn't fit. Its not working .The millions of us supporters of our beloved club deserve more. We want change. Please do the honourable thing Mr.Henry and release Brendan Rodgers from his duties.

Yours sincerely,

Millions of Liverpool Football Club supporters.”

Begitulah kiranya potongan kalimat penutup dari sebuah petisi online yang dibuat oleh Steven Red, salah satu Liverpudlian dari Blackburn, Inggris.

Mungkin Steven Red adalah penganut slogan “mencegah lebih baik daripada mengobati”.  Oleh karenanya dia membuat sebuah petisi online yang berisikan tuntutan kepada John Henry, sang pemilik,  agar sesegera mungkin untuk memecat Brendan Rodgers. Sebenarnya petisi online ini sudah dibuat 4 bulan yang lalu oleh Steven Red, namun akhir-akhir ini kembali ramai beredar di dunia maya.

Para fans sepertinya merasa sudah cukup sabar dan cukup memberikan toleransi kepada seorang Brendan Rodgers setiap musim dalam tiga tahun terakhir.

Tahun ini adalah tahun keempatnya bersama The Reds. Namun masih belum juga ada satu trofi yang mampu Rodgers persembahkan untuk Liverpudlian. Sebenarnya, musim 2013-2014 (hampir) seharusnya menjadi musim yang bahagia bagi seluruh jajaran The Anfield Gank. Saat mereka hampir memperoleh gelar juara EPL ke-20. Musim itu menyuguhkan permainan yang atraktif, yang memanfaatkan umpan-umpan pendek dan serangan balik mematikan. Tahun itu adalah tahunnya trio “S” (Sterling-Sturridge-Suarez), mereka menggila, mereka merajalela.

Namun menjelang akhir musim 2013-2014, mereka harus terpeleset untuk yang kesekian kalinya. Harus merelakan gelar juara EPL ke-20 mereka berpindah ke etalase trofi Manchester City. Dan mungkin tahun 2013-2014 inilah Rodgers terakhir kali mendapat dukungan penuh dari para fans.

Pasalnya, pada akhir tahun 2014 Rodgers membuat para fans kecewa saat harus mengetahui salah satu ujung tombak andalan, Luis Suarez, harus hijrah ke Catalan.  Kepindahan Suarez dikarenakan sang pemain sangat menginginkan memenangkan gelar dalam karirnya. Kesungguhan cita-cita Suarez itu bisa dilihat saat timnya harus menelan hasil imbang 3-3 melawan Crystal Palace yang mempertegas kegagalan Liverpool untuk meraih gelar. Suarez menangis sesenggukan karena tidak bisa menahan kekecewaan.

Kesalahan Rodgers berlanjut. Uang hasil penjualan Luis Suarez tidak dimanfaatkan dengan bijak. Dia tidak bisa mencari sosok pengganti El Pistolero. Rodgers malah membeli seorang Mario Balotelli & Ricki Lambert sebagai pengganti, yang keduanya kini sudah tak lagi memperkuat tim.

Pertanyaan datang menyerbu Rodgers, kenapa ia tidak membeli pemain yang handal yang benar-benar bisa menggantikan sosok seorang Suarez? Kenapa malah membelanjakan uang hasil penjualan yang lumayan untuk pemain-pemain yang serba “tanggung”? Padahal dengan £75 juta ia bisa setidaknya membeli satu striker handal, bahkan dua, atau juga tiga..

Sejak itulah Liverpool tidak punya seorang predator mematikan di depan gawang. Karena pada musim 2014-2015 Sturridge terlalu sering berkutat dengan cedera, Sterling yang mulai kehilangan tajinya akibat ditinggal kedua rekannya (Sturridge & Suarez), dan Balotelli yang terlalu sibuk dengan sensasi dan kelakuannya. Dan itu semua berujung pada posisi Liverpool di klasemen. Hilangnya kombinasi cantik trio “S” dan serangan balik mematikan membuat The Kop tidak mampu berbuat banyak, mereka hanya mampu mengamankan posisi ke-6, dan lagi-lagi harus mengikhlaskan gelar plus tiket bermain di Liga Champions.

Sekali lagi para Liverpudlian harus merasakan kekecewaan.

Belum menemukan solusi siapa pengganti Suarez, kini Rodgers harus dipusingkan untuk mencari sosok pengganti Steven Gerrard dan Sterling yang memutuskan untuk hengkang pada akhir musim lalu. Gerrard ke LA Galaxy dan Sterling ke Manchester City. Rodgers pun harus berpikir keras untuk segera mencari solusi.

Alih-alih memperbaiki kesalahan, Rodgers seolah-olah tidak mengingat kesalahannya di musim lalu dengan membeli pemain yang serba “tanggung” terutama pada posisi krusial, striker, awal musim ini Rodgers kembali mengulanginya dengan membeli Christian Benteke dari Aston Villa dengan harga yang tidak bisa dibilang murah, juga Ings dari Burnley. Mungkin untuk pembelian “tanggung” yang kedua ini tidak bisa lagi disebut dengan kesalahan.

“Because you can never make the same mistake twice! The second you’ve made is not a mistake, it’s your choice.”

Dan alhasil, awal musim ini tidak begitu mulus bagi Liverpool dan Rodgers. Sekarang Liverpool masih bertengger di urutan ke-10 klasemen setelah hanya mampu mengumpulkan 7 poin dari 5 pertandingan yang sudah dijalani. The Reds hanya mampu meraih 2 kemenangan, 1 imbang, dan 2 kekalahan secara beruntun. 2 kekalahan itu diperoleh Liverpool saat melawan West Ham (0-3) di Anfield dan yang terakhir, yang masih hangat diingatan para Liverpudlian diperoleh saat melawan Manchester United (3-1) di Old Trafford akhir pekan kemarin.

Liverpudlian marah. Mereka muntab. Mereka menganggap Rodgers tidak becus. Kemarahan itu datang dari para fans setia di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali di Indonesia. 

Seharusnya Rodgers bersyukur karena Liverpool masih dimiliki oleh Mr. Henry dan Fenway Sport Group. Andai saja Liverpool dimiliki oleh korporasi Jepang seperti yang dituliskan oleh @IndoLiverpoolFC dalam twitternya, pasti Rodgers sudah diharuskan melakukan seppuku memotong kemaluannya atas segala kesalahan dan kegagalannya.

Liverpudlian sudah kehilangan kesabaran. Fans sudah tidak bisa lagi menahan kekecewaan yang bertubi-tubi. Betapa tidak, dengan total pengeluaran hampir 300 juta Liverpool masih saja belum mendapatkan apa-apa.

Sebenarnya tuntutan fans agar seorang pelatih mundur di saat tim junjungan tidak kunjung mendapatkan pialanya bukanlah hal yang asing. Ini sudah menjadi fragmen yang biasa dari gonjang-ganjing dunia sepakbola, Liga Inggris jelas salah satunya.

Bisa kita lihat bagaimana 3 tahun yang lalu pernah ramai #RafaOut untuk kegagalan Rafael Benitez saat menukangi Chelsea, kemudian 1 tahun berselang banner terbang di langit Old Trafford untuk Moyes yang bertuliskan “Wrong One – Moyes Out” , dan setiap tahun--di akhir musim #WengerOut yang selalu disuarakan para Gooners. Dan kini, berganti Liverpudlian yang menyampaikan tuntutannya melalui petisi online agar Rodgers segera dipecat.

Fans Barcelona. Biasa berkicau di @thole28.

Komentar