Kemenangan Dramatis Bayern, Kemenangan Pep Atas Allegri

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Kemenangan Dramatis Bayern, Kemenangan Pep Atas Allegri

Ini adalah halaman kedua, baca halaman sebelumnya

Pep Jenius!

Pertanyaan utama dari hasil laga ini adalah, apa yang dilakukan sehingga mampu membalikkan keadaan dari kalah 0-2 di babak pertama menjadi 4-2 di akhir pertandingan?

Pep memang tampak terkejut dengan strategi yang diusung Allegri sejak pertandingan dimulai. Hal itu terlihat dari betapa sibuknya Pep mengatur anak asuhnya sedari babak pertama. Bahkan ia tampak tak begitu nyaman di bench Bayern.

Perubahan yang dilakukannya adalah pertama dengan memperbaiki lini pertahanan. Usai turun minum, ia langsung menggantikan Mehdi Benatia dengan Juan Bernat. Pergantian ini membuat Alaba menempati bek tengah untuk berduet dengan Joshua Kimmich.

Tak berhenti di situ, ia memasukkan Kingsley Coman pada menit ke-60 dengan menggantikan Xabi Alonso. Ini pergantian yang menarik karena kedua pemain berbeda posisi. Xabi gelandang tengah, Coman gelandang sayap.

Ternyata masuknya Coman membuat formasi dasar Bayern berubah. Jika pada awalnya ia menggunakan formasi 4-1-4-1, masuknya Coman formasi berubah menjadi 3-3-3-1. Arturo Vidal difungsikan sebagai half-back sehingga ia menjadi seorang gelandang yang turun hingga sejajar dengan bek tengah. Turunnya Vidal inilah yang membuat lini pertahanan Bayern kuat menghadapi serangan sayap Juventus.

Di lini serang, masuknya Coman membuat ada dua pemain bertipe menyerang di kedua sayap. Coman sendiri ditempatkan di sisi sebelah kanan, menemani Douglas Costa. Tampaknya dimasukannya Coman untuk menandingi sayap kiri Juventus yang dihuni dua pemain berposisi asli full-back, yaitu Patrice Evra dan Alex Sandro.

Yang terjadi kemudian adalah serangan sayap Bayern menjadi lebih hidup, khususnya di sisi kanan, atau di sisi kiri pertahanan Juventus. Hingga akhirnya terciptalah dua gol Bayern yang memaksa pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan waktu.

Kedua gol tersebut tercipta melalui skema yang hampir sama; umpan silang dari sisi sebelah kanan. Gol pertama yang diciptkan Lewandowski berkat assist Douglas Costa, sementara gol kedua yang diciptakan Thomas Muller tercipta dari assist Coman. Titik Lewandowski dan Muller saat menerima bola pada masing-masing gol ini pun sama.

Tak Hanya Sampai di Situ..

Muller mencetak gol pada menit ke-90. Pertandingan pun kemudian dilanjutkan ke babak dua kali 15 menit. Juve telah menggunakan seluruh pergantiannya karena sebelum pertandingan berakhir memasukkan Roberto Pereyra menggantikan Cuadrado. Sementara Bayern masih memiliki satu pergantian.

Pergantian terakhir Bayern inilah yang membalikkan keadaan. Thiago Alcantara dimasukkan untuk mengganti Franck Ribery pada menit ke-101. Pep tampak kembali mengubah formasinya. Jika sebelumnya 3-3-3-1, masuknya Thiago membuat Bayern menggunakan formasi 4-2-4 yang bahkan bisa kembali menjadi 4-1-4-1 ketika bertahan.

Tapi Thiago difungsikan sebagai box-to-box midfielder meski secara posisi ia dipasangkan dengan Vidal untuk memenangi duel bola di tengah. Pergerakannya yang rajin ke kotak penalti, apalagi dengan Juve yang mulai tak berkutik, membuat Thiago lebih sering berada di dekat area kotak penalti Juve.

Gol ketiga pun lahir 13 menit setelah Thiago masuk. Ia melakukan umpan satu-dua dengan Muller yang lebih sering berada di dalam kotak penalti usai Thiago masuk. Pada proses terjadinya gol ini, terlihat lini pertahanan Juventus sudah mulai kewalahan menghadapi bombardier serangan Bayern yang total melepaskan 26 tembakan pada laga ini.

Dan akhirnya, gol Coman melengkapi kesempurnaan perubahan taktik Pep pada laga ini. Aksinya di sisi kiri pertahanan Juventus diakhiri dengan tendangan ke tiang jauh usai melakukan cuts inside. Gol yang tercipta pada menit ke-110 tersebut tak mampu dikejar Juventus yang mulai tak berdaya sejak pertengahan babak kedua.

foto: squawka.com

Komentar