Persikabo 1973: Aidil Sharin yang Tidak Lebih Baik dari Djanur

Analisis

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Persikabo 1973: Aidil Sharin yang Tidak Lebih Baik dari Djanur

Meski berjuang untuk menghindari zona degradasi, dua pemain pilar Persikabo 1973 menjadi tumpuan Tim Nasional (Timnas) di bawah asuhan Shin Tae-yong, yakni penjaga gawang Syahrul Trisna dan striker Dimas Drajad. Belakangan, bek Andy Setyo pun dipanggil untuk menghadapi FIFA Matchday melawan Palestina dan Argentina. Tapi, mengandalkan tiga pemain tersebut saja tidaklah cukup.

Di Persikabo, Syahrul, Dimas, dan Andy memang tidak tergantikan di posisi masing-masing. Jika ingin memperbaiki peringkat, mereka harus menambal kekurangan-kekurangan skuad musim lalu. Berada dua strip di atas zona degradasi bukanlah pencapaian yang layak diulangi.

Persikabo merombak komposisi pemain asing. Lima pemain asing mereka musim lalu yakni Slivio ‘Juninho’ Junior, Bruno Dybal, Lucas Gama Moreira, dan Pedro Henrique dilepas. Sejauh ini, tim berjuluk Laskar Padjajaran itu sudah merekrut empat pemain asing.

Baca Juga:

Menanti Kombinasi Apik Persik Kediri

Dari sektor pertahanan, pemain berusia 25 tahun asal Jepang, Kaishu Yamazaki, direkrut dari Mosta FC (klub Liga Malta). Yamazaki sudah mencicipi atmosfer Liga Asia Tenggara. Sebelum bergabung dengan Mosta, ia pernah membela Albirex Nigata Singapura, Lion City Sailors, serta Hougang United di Liga Singapura. Pemain yang pernah menimba ilmu di akademi Darmstadt U-19 ini akan menjadi tandem yang tangguh bagi Andy Setyo.

Di posisi gelandang, Nikola Kovacevic menjadi pemain asing yang didatangkan oleh manajemen Persikabo. Pemain asal Serbia ini berposisi sebagai gelandang bertahan dan sebelumnya membela Al Nasr SC di Liga Primer Libya.

Masih di posisi gelandang, khususnya gelandang serang, Laskar Padjajaran sudah mengikat jasa pemain asal Cape Verde, Jose Varela, yang direkrut dari klub divisi 3 Liga Portugal, Vitoria Setubal. Pada musim lalu, pemain berusia 25 tahun itu bermain 30 kali di semua ajang, dengan mencatatkan tujuh gol dan lima asis.

Di posisi striker, satu nama muncul yang akan membuat Dimas Drajad punya saingan atau tandem sekaligus. Striker baru itu bernama Marcelo Barbosa, pemain asal Brasil. Sebelumnya, ia memperkuat Nadur Youngstar di Liga Malta, mencetak 16 gol dalam 22 penampilan di semua kompetisi.

Jika dipasangkan secara bersamaan, duet Barbosa dan Dimas bisa sangat tajam, terlebih Dimas kerap turun ke lini tengah untuk menjadi opsi umpan atau penghubung antarpemain, sehingga memudahkan Barbosa dalam mencari ruang untuk menerima asis. Musim lalu, catatan Dimas pun tidak buruk. Di tengah cedera yang kerap menimpanya, striker yang pernah membela Timnas U-19 itu masih mampu menjaringkan tujuh gol.

Namun, perlu diperhatikan pula bahwa Persikabo kurang agresif dalam mendatangkan pemain lokal yang mumpuni. Mereka praktis hanya mendatangkan Miftah Anwar Sani, Zaenuri Azhar, serta Reza Irfana. Tumpuan musim lalu seperti Guntur Triaji, Lucky Octavianto, Manahati Lestusen, Roni Sugeng, Didik Wahyu, dan Komarudin memang masih dipertahankan. Namun, penambahan kuota pemain dengan kualitas yang apik perlu dilakukan mengingat hampir semua tim Liga 1 punya kedalaman skuad yang merata. Persikabo 1973 belum bisa berharap banyak pada pemain muda yang musim lalu bermain untuk Persija Jakarta, Frengky Missa, untuk mengangkat performa tim. Jika tidak menambah pemain dengan kualitas bagus, maka tugas Aidil Sharin untuk meramu skuad Persikabo 1973 yang tidak terlalu mewah untuk setidaknya terhindar dari zona degradasi cukup berat.

Pelatih asal Singapura yang datang sejak Januari 2023 lalu itu pun belum menunjukkan performa yang gemilang. Musim lalu, dalam tujuh belas kali pertandingan di bawah Aidil, Persikabo 1973 hanya meraih lima kemenangan, tiga hasil seri, dan sembilan kekalahan. Bahkan, Aidil baru bisa membawa poin penuh di pertandingan kesembilan, kala Andy Setyo dkk berhasil menaklukkan tuan rumah PSS Sleman yang sama-sama berada di papan bawah.

Catatan ini tidak lebih baik dari pelatih Persikabo di putaran pertama, Djajang Nurdjaman. Dalam tujuh belas kali pertandingan, pelatih yang kerap disapa Djanur itu meraih enam kali kemenangan, lima hasil seri, dan enam kali kekalahan. Secara akumulasi, Aidil berhasil mengumpulkan 18 poin dan Djanur 23 poin.

Aidil Sharin tentu mempunyai tugas yang tidak mudah untuk mengangkat performa tim Persikabo 1973. Meski ia mengatakan para pemain asing sudah mulai bisa beradaptasi dengan permainannya, namun itu bukan jaminan mengingat skuad Laskar Padjajaran belum mempunyai kedalaman yang cukup baik.

Di laga uji coba menjelang Liga 1 2023/2024, Persikabo 1973 menghadapi Persipu FC, (Persatuan Sepakbola Inspirasi Pemuda) klub Liga 3 Asprov Jawa Barat, serta menghadapi Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena, Sabtu (17/6/2023) malam.

Di laga itu, Jose Varela tampak bermain menonjol dengan aksi-aksi solo run-nya yang berhasil menembus pertahanan lawan. Namun, mengandalkan Varela saja tidak cukup. Perlu kolektivitas yang padu agar klub yang bermarkas di Bogor ini tidak kembali bersaing di zona degradasi. Tugas itu berada di pundak Aidil Sharin.

Komentar