Erick Thohir, PSSI, dan Isu Cawapres

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Erick Thohir, PSSI, dan Isu Cawapres

Santer isu Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir akan maju di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Hasil survei Indobarometer yang dipublikasikan pada Maret 2023, memunculkan nama Erick menjadi yang teratas sebagai Cawapres pilihan publik.

Partai Amanat Nasional (PAN), misalnya, mencoba mengusung Erick sebagai Cawapres. "Walaupun rakernas [tahun 2022] itu memberi mandat penuh kepada Ketua Umum. Ya, bisa ke Prabowo, ke Ganjar, bisa ke yang lain. Tapi, untuk posisi wakil presiden, itu yang kami dorong, insya Allah, ya, Erick Thohir," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Yandri Susanto, dilansir dari Kompas.

Isu pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu akan maju sebagai Cawapres dalam Pemilu 2024 bukanlah barang baru. Sebelum mencalonkan diri dan terpilih sebagai Ketum PSSI, Erick sudah santer diberitakan akan maju sebagai Cawapres.

Setelah Indonesia juara SEA Games 2023 pada 16 Mei, Erick mengunjungi Menteri Pertahanan sekaligus sosok yang akan maju pada Pemilu 2024 sebagai Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto, keesokan harinya.

Dilansir dari situs Kementerian Pertahanan, setelah “berbasa-basi” tentang medali emas SEA Games, kedua tokoh itu melakukan pertemuan secara empat mata di ruang kerja Menhan.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa kemungkinan besar pertemuan itu membahas persoalan capres dan cawapres.

"Saya tidak mengikuti (pertemuan antara Prabowo dan Erick) sehingga saya tidak bisa memperkirakan. Tapi saya kira membahas (capres-cawapres)," kata Muzani dilansir dari Sindonews.

Sebagai Ketum PSSI, Erick telah melakukan berbagai hal di tubuh organisasi tertinggi sepakbola Indonesia itu, seperti melakukan audit keuangan, mendatangkan Argentina dan melakukan penjajakan dengan tim-tim kuat lainnya, menjalin kerja sama dengan federasi sepakbola Jepang (JFA), serta mendatangkan beberapa legenda sepakbola untuk melakukan coaching clinic.

Apakah hal ini ada kaitannya dengan isu pencalonannya sebagai cawapres? Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, satu faktor lain yang membuat Erick berpotensi menjadi Cawapres adalah karena ia sudah diakui sebagai keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).

Ujang menganggap Erick sudah punya cukup potensi untuk menjadi bakal cawapres. Ia melihat langkah-langkah yang Erick lakukan di tubuh PSSI seperti melakukan audit dan mendatangkan Argentina merupakan usaha Erick untuk memiliki daya tawar yang tinggi.

"Jadi, dalam konteks ia menjadi Ketum PSSI dengan mengadakan audit, mendatangkan Timnas Argentina, ini bagian dari upaya-upaya atau strategi-strategi Erick Thohir untuk bisa memiliki daya tawar yang besar atau bargaining politik yang tinggi untuk bisa bersaing menjadi cawapres. Dan tentu punya banyak cara, ya, setiap cawapres termasuk Erick Thohir untuk bisa memiliki daya tawar yang bagus ketika dia punya cita-cita jadi calon wakil presiden," kata Ujang kepada Panditfootball, Selasa (30/5/2023).

Pria yang juga dosen Universitas Al Azhar itu juga menuturkan jumlah penggemar sepakbola Indonesia yang besar akan menjadi pemilih potensial di Pemilu 2024 dan tidak mengherankan ketika sepakbola nasional menjadi jembatan bagi politisi untuk mengikuti kontestasi di Pilpres.

Namun, ia juga mengatakan bahwa mempunyai basis massa dari kalangan suporter belum tentu menjadi jaminan kemenangan pada Pemilu 2024. Sepakbola, kata Ujang, hanya menjadi salah satu faktornya saja.

"Kan banyak faktor soal kemenangan di pilpres itu, bukan hanya sepakbola saja. Sepakbola hanya satu faktor saja dan banyak faktor lagi yang harus dijelaskan terkait dengan soal pemenangan di pemilu 2024," tutup Ujang.

Kata Erick Thohir Soal Cawapres

Beberapa kali ditanya jurnalis soal menjadi cawapres, Erick selalu mengelak. Secara garis besar, ia ingin terlebih dahulu bekerja, baik di kementerian BUMN maupun sebagai Ketum PSSI.

"Tetapi saya sudah sampaikan, kembali kita harus bukti kerja dulu. Jangan kita terjebak pola pikir pencitraan, tetapi tidak ada manfaatnya buat masyarakat," kata Erick pada Sabtu (6/5/2023), di Kompleks Parlemen dilansir dari Antara.

"Saya belum terpikirkan [menjadi cawapres] yang penting buat saya hari ini fokus. Kembali kalau ditantang soal BUMN sudah ada hasilnya. PSSI belum masih banyak PR, SEA Games sebuah anugerah tapi PR-nya masih banyak," ujar Erick di program Rosi Kompas TV, Kamis (18/5/2023).

Sementara itu, Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan Erick Thohir mempunyai panggung di sepakbola, apalagi dengan keberhasilan Indonesia meraih medali SEA Games setelah puasa 32 tahun.

Ditanya soal apa yang akan terjadi di tubuh PSSI seandainya Erick resmi maju sebagai cawapres, Akmal mengatakan bahwa hal itu memang sudah disiapkan.

"Itu sudah disiapkan. Makanya Pak Zainudin Amali pindah dari Menpora menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Itu menjadi skenario besar walaupun tidak pernah diakui. Pak Erick Cawapres, mundur, dan digantikan Pak Zainudin Amali. Kan kita secara logika bisa berpikir seorang Menpora mundur untuk kemudian menjadi waketum PSSI. Pasti ada sesuatu yang kemudian dituju. Salah satu grand design-nya Pak Erick maju cawapres, November, kemudian mundur yang jadi Ketum PSSI Pak Zainudin Amali," kata Akmal saat dihubungi Panditfootball Selasa (30/5/2023).

Akmal pun menambahkan bahwa sejak masa pencalonan pengurus PSSI, ia mengusulkan harus ada hitam di atas putih dan memorandum of understanding (MoU) oleh calon ketua umum PSSI agar tidak menjadikan sepakbola sebagai batu loncatan politik semata.

Dia juga mengatakan bahwa ada langkah-langkah dari Erick yang bermuara pada pencalonannya sebagai cawapres.

"Dan itu [langkah-langkah menjadi cawapres] tak bisa dipungkiri. Sah-sah saja, sih. Cuma ketika sepakbola hanya dijadikan batu loncatan, maka sepakbola yang kemungkinan akan jadi korban," tutup Akmal.

Di sisi lain, analis komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan dengan mendatangkan Argentina serta mengaudit PSSI, itu terserah.

“Tapi menurut saya, sebagai ketua PSSI, itu kewajiban dia untuk memajukan Indonesia. Kalau kemudian dia melakukan itu demi naiknya daya tawar (sebagai Cawapres), selama sepakbola Indonesia maju, saya nggak keberatan,” kata pria yang juga diangkat sebagai juru bicara bakal Capres Anies Baswedan itu.

Kalau sampai Erick maju sebagai Cawapres, terang Hendri, itu merupakan kehilangan bagi sepakbola Indonesia. Ia pun berharap kecintaan Erick terhadap sepakbola bukan karena panggung politik.

“Jadi artinya sayang juga dan mudah-mudahan kecintaan Erick Thohir terhadap sepakbola bukan karena panggung politik tapi karena memang karena dia cinta kepada sepakbola. Nah kalau dia benar-benar cinta kepada sepakbola, maka apa yang dia lakukan ini tulus demi sepakbola Indonesia,” kata pria yang juga menjabat sebagai dosen Universitas Paramadina ini kepada Panditfootball, Kamis (1/6/2023)

Selain itu, Hendri pun menyayangkan seandainya Erick maju sebagai Cawapres.

“Yang jelas selama dia jadi Ketum PSSI ya dia harus konsentrasi ngurusin sepakbola. SEA Games dapet emas bagus banget. Kita tunggu aja Piala Asia,” tutupnya.

Komentar