Petualangan Terbaru Erick Thohir di Sepakbola Eropa

Cerita

by redaksi

Petualangan Terbaru Erick Thohir di Sepakbola Eropa

Akhir Oktober lalu, Erick Thohir tidak lagi menjadi Presiden Internazionale Milan. Posisinya digantikan oleh putra pengusaha asal Tiongkok, Steven Zhang. Erick sudah menjual saham mayoritasnya sejak Juni 2016. Erick menjual saham mayoritasnya kepada Suning Group.

Setelah penjualan itu, Suning Group menjadi pemilik saham mayoritas Inter, yakni 68,55 persen, berbanding 31,05 persen milik Erick.

Mundur satu bulan ke belakang, Erick sebenarnya sudah melepaskan saham yang dimilikinya di dunia sepabola. Saat itu dia melepaskan sahamnya di DC United kepada Jason Levien. Enam tahun lalu, Jason dan Erick menjadi rekanan saat menguasai kepemilikan DC Unted sebesar 78 persen.

Pada April lalu, Surat kabar tertua dan terbesar di Amerika, Washington Post, sempat mewartakan bahwa DC United akan diambil alih oleh pengusaha asal Tiongkok keturunan Afrika Selatan yang juga bertindak sebagai pemilik saham minoritas klub NBA, Los Angels Lakers.

Nilai saham yang dimiliki Erick di DC ditaksir mencapai angka 500 juta dolar AS. Andaikan negosiasi tersebut lancar, maka Erick akan mengantongi untung sebesar 390 juta dolar AS.

“Sebuah kehormatan menjadi bagian dari DC United selama masa-masa penting untuk klub, menerima dukungan dalam upaya membangun Audi Field, dan memiliki rekan seperti Jason,” kata Erick, dilansir dari situs resmi DC United.

“Saya yakin dengan pengorganisasian klub ini di tangan Jason Levien dan rekan bisnis barunya. Saya menantikan masa-masa kejayaan DC United di tahun-tahun mendatang,” katanya.

Menyeberang ke Inggris

Setelah berpindah-pindah dari satu klub ke klub yang lain. Sekarang Erick Thohir menuju tanah Ratu Elizabeth untuk menambah portofolio bisnisnya dalam dunia sepakbola. Kesebelasan divisi tiga Liga Inggris (League One), Oxford United, menjadi tujuan terbarunya. Erick akan duduk di jajaran direksi Oxford United.

"Jika saya dapat menambahkan pengalaman saya untuk membantu klub membangun masa depan maka itu sangat bagus untuk kita semua," kata Thohir dikutip dari situs resmi klub.

Erick tidak sendirian dalam mengarungi kerasnya sepakbola Inggris. Kali ini dia bermitra dengan putra sulung Aburizal Bakrie, yaitu Anindya Bakrie. Selain itu Sumrith Thanakarnjanasuth (Tiger), sang pengusaha dari Thailand, sudah terlebih dulu ada di jajaran petinggi Oxford.

"Saya sudah mengenal Tiger sejak lama, dan setelah dia mengatakan ingin menjadi bagian Oxford United, saya tertarik untuk mendukungnya dalam beberapa cara," ujar Erick, dikutip dari laman resmi klub.

Konsorsium Indonesia dan Thailand itu berupaya untuk meningkatkan performa Oxford United agar bisa promosi ke kompetisi tingkat kedua di Inggris, Championship, kemudian Liga Primer Inggris dalam beberapa tahun ke depan.

“Saya menantikan kerja sama dengan Tiger, jajaran petinggi, dan staf manajemen di klub dan tak sabar bertemu keluarga Oxford United.”

Pelatih kepala Oxford, Karl Robinson, memberikan komentar kedatangan Erick ke jajaran direksi klub. Menurutnya kedatangan Erick akan menjadi angin segar untuk Oxford United.

“Erick adalah seorang game-changer. Bersama Tiger ia akan mewujudkan impian klub. Klub ini sedang berproses secara perlahan, ini bukan tentang ‘datang dan menghamburkan uang’ tetapi ‘apa yang bisa kita bangun. Itu yang dilakukan tim-tim seperti Brentford, Leeds, dan Brighton,” terangnya, dikutip dari Daily Mail.

Pengaruh Bakrie

Keikutsertaan Anin tidak mengejutkan. Sudah sejak lama keluarga Bakrie kerkecimpung di dunia olahraga. Pada tahun 2015, melalui PT Pelita Jaya Cronus, keluarga Bakrie berhasil memiliki saham mayoritas klub asal Belgia, CS Vise. Selain itu ada nama besar Brisbane Roar yang juga sempat dimiliki keluarga Bakrie.

Namun sayangnya kedua kesebelasan tersebut sama-sama sudah bukan menjadi milik keluarga Bakrie lagi.

Vise dilepas ke tangan pengusaha Inggris dan Belgia sejak 2014. Pada 2016 Brisbane Roar juga harus mereka jual karena krisis keuangan yang mereka alami. Indikasi ke arah sana sudah terlihat dengan keterlambatan pembayaran gaji selama dua pekan yang dialami pemain dan staf pada Juni 2015.

Selama empat tahun menguasai Brisbane, keluarga Bakrie sudah menghabiskan uang hingga sembilan juta dolar AS namun hal tersebut tidak dibarengi prestasi yang memuaskan.

Patut dinantikan dinasti Erick, Bakrie, dan Tiger di Oxford United, sebuah kesebelasan dengan lambang kepala lembu (ox).

Beberapa pemain besar Oxford saat ini adalah John Mousinho, James Henry, dan Jamie Mackie. Mereka juga memiliki pemain muda kebangsaan Hong Kong bernama Dai Wai Tsun.

[mag/dex]

Komentar