Perpisahan Pahit bagi Boaz Solossa dan Yustinus Pae

Cerita

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Perpisahan Pahit bagi Boaz Solossa dan Yustinus Pae

Belasan tahun membela Persipura, Boaz Solossa dan Yustinus Pae mesti melakoni perpisahan secara pahit. Tidak ada pertandingan testimonial atau seremoni sederhana, perpisahan keduanya hanya ditandai rilis pers dan surat pemutusan kontrak yang diambil sendiri. Boaz dan Yustinus resmi dipecat karena alasan indisipliner.

Dua legenda hidup Mutiara Hitam tersebut didepak akibat tersandung kasus indisipliner saat melakoni tur uji coba di Jawa dua bulan terakhir. Tepatnya, sang pemain mengaku mabuk-mabukan dua hari sebelum pertandingan lawan Persita, 13 Juni silam. Partai Persita vs Persipura sendiri akhirnya diakhiri secara prematur karena pemain dari kedua tim saling bentrok.

Setelah pertandingan yang berakhir ricuh, manajemen memulangkan Boaz dan Yustinus ke Papua. Saat itu, keputusan mengenai masa depan keduanya belum dibuat. Menurut pengakuan mereka, mereka bahkan mesti menunggu hingga tiga pekan untuk mendengar keputusan manajemen. Itu pun tidak diberi tahu secara langsung.

Kronologi Pemecatan Boaz dan Tipa

Kabar pemecatan Boaz dan Yustinus telah dirilis oleh Persipura yang disiarkan pada 5 Juli lalu. Sebelumnya, ramai spekulasi mengenai nasib dua pemain tersebut baik di media sosial ataupun pemberitaan media nasional. Dua pemain ini tidak terlihat dalam sesi latihan Mutiara Hitam usai laga kontra Persita.

Boaz dan Yustinus sebelumnya ambil bagian dalam pemusatan latihan sekaligus serangkaian partai uji coba Persipura. Anak asuh Jacksen F. Thiago bertolak dari Jayapura pada 23 April. Persipura melakoni pemusatan latihan di Batu, Malang, untuk bersiap menghadapi Liga 1 dan Piala AFC zona ASEAN yang sedianya akan digelar pada 9 Juli dan 29 Juni.

Persipura menjadwalkan sejumlah partai uji coba di Jawa Timur dan Jakarta. Hingga bulan Mei, mereka melakoni enam uji tanding, di antaranya lawan PSG Pati, Malang United, serta tim PON Jawa Timur. Pada 5 Juni, Persipura berangkat ke Kediri untuk menghadapi Persik. Di sini, skuad Mutiara Hitam diterpa isu indisipliner yang nantinya turut menyangkut Boaz dan Tipa.

Sebelum bertanding di Stadion Brawijaya, Jacksen F. Thiago mendepak salah satu pemain muda, Josse Maniagasi. Alasannya adalah tindakan indisipliner. Saat itu, tim pelatih meminta pertimbangan empat pemain senior Persipura, yakni Boaz, Yustinus, Ian Louis Kabes, serta Ricardo Salampessy. Mereka berempat setuju sang pemain ditindak tegas.

Setelah menghadapi Persik, Persipura melawat ke Jakarta untuk menghadapi Persita. Dua hari sebelum pertandingan, Boaz dan Yustinus menenggak minuman keras sehingga tidak cukup fit untuk bertanding. Yustinus kemudian memberi tahu Jacksen pada hari pertandingan.

“Ketika coach [Jacksen] selesai meeting, baca susunan pemain, saya langsung panggil coach sebelum pemanasan, ‘Coach, ini saya kemarin sama Boaz ada minum, tetapi keputusan tetap ada di Coach.’ Kita main biasa saja, tidak ada emosi atau apa pun, cuma memang tidak 100% [fit],” kata Yustinus.

Yustinus dan Boaz tetap dimainkan. Mereka ditarik keluar di babak pertama. Pada babak kedua, tensi pertandingan meninggi. Pertikaian antara pemain masing-masing tim membuat laga terpaksa dihentikan pada menit 60-an.

Setelah laga ini, Boaz dan Yustinus dipulangkan. Mereka sempat pamit kepada Jacksen F. Thiago sebelum bertolak ke Jayapura. Menurut Boaz, pihak manajemen berjanji akan mengabari keputusan terkait masa depan mereka dalam waktu dekat.

Di Papua, Boaz dan Yustinus menunggu keputusan final manajemen. Seminggu usai pulang, Boaz belum kunjung menerima informasi, ia pun coba mengonfirmasi hal ini ke Manajer Persipura, Bento Madubun. Namun, manajemen belum bisa memberi keputusan karena sejumlah petinggi klub sedang "ke luar kota". Dua minggu setelah pulang, manajemen belum kunjung membuat keputusan ketika Boaz kembali bertanya.

“Jika liga jadi [mulai] tanggal 9 [Juli], ya otomatis kita harus dikasih keputusan cepat. Supaya kita bisa melangkah,” kata striker berusia 38 tahun itu.

Boaz kemudian berupaya menghubungi Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano untuk menanyakan nasib mereka. Namun, saat itu manajemen Mutiara Hitam sedang disibukkan urusan sponsor dan belum bisa memberi keputusan. Pada 6 Juli, Boaz baru mengetahui nasib kariernya bersama Yustinus. Kabar itu tidak datang dari manajemen, tetapi dari seorang wartawan yang mendapatkan informasi dari rilisan pers Persipura.

Akun Instagram Persipura menyiarkan rilisan pers terkait Boaz dan Yustinus pada Senin (5/7/2021) pukul 20.40 WIB. “Sebenarnya kami rencanakan meeting pada hari Selasa (6/7) besok, tetapi isu yang beredar makin melebar dan dipenuhi tuduhan-tuduhan tanpa dasar kepada manajemen. Oleh karena itu kami berusaha percepat malam ini untuk penjelasan dan keputusan manajemen,” tulis rilisan tersebut.

Sebelumnya, ketidakpastian mengenai nasib Boaz dan Yustinus membuat spekulasi bermunculan. Pihak manajemen dan pelatih Jacksen F. Thiago selalu mengelak ketika ditanya mengenai dua pemain yang tak ikut latihan sejak pertengahan Juni tersebut.

Menurut rilisan pers Persipura, Boaz dan Yustinus sering melakukan “tindakan indisipliner”. Manajemen mengaku kecewa karena dua pemain senior itu tak memberi contoh baik. Mereka menyinggung pencoretan Josse Maniagasi, di mana empat pemain senior termasuk Boaz dan Yustinus dimintai konsultasi soal sanksi yang diberikan. Namun, seminggu setelahnya dua pemain itu justru ganti melakukan tindakan indisipliner.

“Kami terlalu sayang, terlalu hormat, dan terlalu menghargai mereka, sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap `terlalu lemah` sama mereka. Kami terus menunggu mereka berubah, banyak pemain muda kita yang jadikan mereka sebagai contoh, tapi hal itu terus berlanjut tidak ada perubahan. Hanya karena rasa hormat dan begitu hargai mereka, kami sabar, tetapi untuk kali ini bagi kami sudah kelewatan,” lanjut rilisan Persipura.

Jacksen F. Thiago kemudian berbicara ke awak media mengenai pemecatan tersebut. Pelatih berusia 53 tahun ini menyebut pelanggaran yang dilakukan Boaz dan Yustinus “jauh lebih berat” dari kasus Josse Maniagasi.

"Kasarnya, dari segi medis berbahaya. Selain itu dari segi komitmen terhadap tim Persipura dan lembaga lainnya sangat kurang baik. Kalau di kompetisi resmi, keduanya sudah dihukum selama satu tahun karena doping sesuai aturan FIFA,” kata Jacksen sebagaimana dikutip Goal.

Sang pelatih menyebut dua pemainnya melakukan tindakan berbahaya dan menggunakan doping. Namun, baik Boaz atau Yustinus menyangkal hal ini.

Periode Sulit Persipura

Proses pemutusan kontrak Boaz Solossa dan Yustinus Pae berjalan tak mengenakkan bagi semua pihak. Bagi pemain, mereka tak mendapatkan perpisahan pantas sesuai sumbangsih mereka bagi klub. Bagi Persipura, ini menjadi kabar tak sedap di tengah periode sulit.

Pandemi di Asia membuat kompetisi tak bisa digelar sesuai rencana. Liga 1 dimundurkan hingga kira-kira akhir Agustus. Piala AFC zona ASEAN pun dibatalkan setelah penyelenggara tak mendapatkan tuan rumah yang layak. Singapura batal menjadi tuan rumah karena situasi pandemi.

Alasan pemecatan dua pemain itu pun belum sepenuhnya terang. Keduanya mengakui telah melakukan tindak indisipliner berupa mabuk-mabukan. Namun, apa yang disebut Jacksen sebagai “tindakan membahayakan” dan “doping” tidak terungkap secara rinci.

Boaz telah tiga kali menjadi top skor Liga Indonesia, berkontribusi dalam keberhasilan Persipura meraih empat titel liga sejak 2005. Yustinus pun telah memperkuat Mutiara Hitam sejak masih remaja dan menjadi bagian penting klub ini.

“Saya dan Tipa [Yustinus Pae] ini kan masuk Persipura secara baik-baik. Kita maunya juga keluarnya dengan baik,” kata Boaz.



Komentar