Tak Ada yang Kelewat Berat untuk De Ligt

Cerita

by redaksi

Tak Ada yang Kelewat Berat untuk De Ligt

“Matthijs [De Ligt] adalah salah satu yang menjadi pembeda di ruang ganti,” ujar Maximilian Wöber, pemain belakang AFC Ajax, dikutip dari Goal. “Sebelum pertandingan, dia berbicara dan memastikan semua orang sangat siap dan bersedia habis-habisan.”

Tidak mengherankan jika kemudian De Ligt, yang masih remaja—dia baru memasuki usia 19 pada Agustus lalu—sudah dipercaya menjadi wakil kapten Ajax. Pembawaannya di lapangan tidak membuatnya terlihat seperti pemain minim pengalaman. Meminjam istilah Massimiliano Allegri ketika mendeskripsikan Benedikt Höwedes, De Ligt bisa bermain di banyak posisi, termasuk posisi pemimpin.

“Dia seperti sudah terbiasa melakukan ini selama enam atau tujuh tahun,” CEO Ajax, Edwin van der Sar, berujar dalam wawancara eksklusif dengan Goal pada Maret tahun ini. “Matthijs sangat dewasa untuk orang seusianya; dia [juga] punya tubuh seseorang berusia 24 tahun.”

***

“Anak ini menunjukkan perkembangan pesat dan punya masa depan yang sangat cerah,” ujar Peter Bosz, kepala pelatih yang memberi De Ligt kesempatan menjalani debut di tim senior Ajax, sebagaimana dikutip dari laman web UEFA. “Dia jauh melampaui usianya—dia menunjukkannya dalam latihan dan karena itulah kami memilihnya untuk tim utama.”

De Ligt baru berusia 17 tahun (1 bulan dan 9 hari) saat pertama kali membela tim senior, pada 21 September 2016. Walau seorang bek tengah, dia menandai debutnya dengan sebiji gol. Lebih sempurna terasa laga perdananya karena Ajax nirbobol dalam kemenangan 5-0 atas Willem II Tilburg itu.

“Matthijs adalah apa yang kusebut bek tengah modern,” ujar Wim Jonk, eks Kepala Pengembangan Pemain Muda Ajax, dikutip dari laman web UEFA. “Dia besar dan kuat, juga seorang pemain yang komplet.”

Komplet karena De Ligt tak hanya menghalau serangan dan menghentikan lawan lewat kekuatan fisik, positioning, dan kemampuan membaca permainan yang baik. Dengan kemampuan mengumpan yang sama baiknya dengan kaki kiri maupun kanan, serta ketenangan dalam penguasaan bola, De Ligt mampu membangun serangan dari belakang.

“De Ligt punya segalanya,” ujar eks Kepala Pelatih Ajax, Frank de Boer, sebagaimana dikutip dari Goal. “Dia nyaris bertahan seorang diri. Dia ada di mana-mana namun melepaskan lawan yang dikawalnya di saat yang tepat. Aku sangat suka melihatnya bermain.”

***

Semua kecakapan bermain sepakbola tak akan membawa seorang pemuda ke mana-mana jika tak dibarengi dengan mental yang baik. Dengan apa yang sudah diperlihatkannya sejauh ini, De Ligt berpotensi menjadi pemain besar.

Pada 25 Maret 2017 De Ligt menjalani debut di tim nasional Belanda. Saat itu dirinya belum menjadi pemain inti Ajax. Walau demikian Danny Blind tetap mempercayakan pertahanan timnya kepada De Ligt. Padahal laga melawan Bulgaria di Kualifikasi Piala Dunia 2018 itu kelewat penting untuk dijadikan ajang bereksperimen.

De Ligt melakukan dua blunder di babak pertama. Belanda tertinggal 0-2 saat turun minum. De Ligt diganti di awal babak. Belanda tak berhasil mengejar ketinggalan. Blind dipecat dari jabatannya.

Di pertandingan persahabatan melawan Italia tiga hari setelahnya, De Ligt tak dimainkan sama sekali. Dia baru kembali membela Belanda pada Mei tahun yang sama, di pertandingan melawan Maroko, dan hanya bertahan 70 menit di lapangan karena mendapat kartu merah di menit ke-70.

De Ligt tak pernah lagi tampil di kualifikasi Piala Dunia 2018 walau dirinya tetap dipanggil ke tim. Namun menjelang akhir tahun dia mendapat kesempatan kembali. Memasuki 2018, peruntungannya di tim nasional membaik. Satu tahun lewat sehari sejak debutnya untuk Belanda, De Ligt tampil di laga persahabatan melawan Portugal.

Belanda menang tiga gol tanpa balas di pertandingan tersebut, dengan dua asis berasal dari De Ligt. Melepas umpan-umpan mematikan sekaligus membuat Cristiano Ronaldo tak bisa melepas satu pun tembakan tepat sasaran bukan tugas yang kelewat berat untuk De Ligt. Dengan perkembangan kemampuan dan mental yang ditunjukkannya sejauh ini, tampaknya tak akan ada yang kelewat berat untuk De Ligt.

Komentar