Marcelo Lippi Tak Menyangka Zidane Bisa Menjadi Pelatih

Berita

by redaksi

Marcelo Lippi Tak Menyangka Zidane Bisa Menjadi Pelatih

Tidak ada yang pernah meragukan Zinedine Zidane sebagai seorang pemain; dia adalah seorang maestro di lapangan. Berbagai gelar juga sudah pernah diraihnya, seperti titel Piala Dunia yang ia raih bersama Prancis pada 1998 dan juga Piala Eropa 2000. Di level klub, ia pernah meraih gelar Liga Champions bersama Real Madrid pada musim 2001/2002 di mana pemain berdarah Aljazair tersebut mencetak gol fenomenaln ke gawang Bayer Leverkusen yang dijaga Hans-Jörg Butt.

Di kompetisi domestik, Zidane pernah menggondol trofi Serie A saat masih membela Juventus serta mahkota La Liga bersama Real Madrid. Penghargaan secara individual juga sudah dibuktikan setelah berhasil mendapat anugerah Ballon d'Or di tahun 1998.

Namun dari sekian banyak raihan yang telah ia dapatkan, siapa yang menyangka kini ia akan menjadi seorang pelatih. Hal yang juga dirasakan oleh mantan pelatihnya di Juventus, Marcello Lippi, yang tidak pernah menyangka kalau Zidane akan menjadi seorang pelatih di masa depan dan mengembangkan kariernya di sana.

“Saya tak pernah berpikir bahwa Zidane akan menjadi pelatih," ujarnya kepada L’Equipe. Ia menambahkan, “Saya telah melatih banyak pemain seperti (Didier) Deschamps yang saya tahu mempunyai bakat dalam melatih, namun Zidane bukan salah satu dari mereka.”

Akan tetapi bukan berarti bahwa pelatih berusia 67 tahun tersebut tidak mempercayai kapasitas Zidane sebagai pelatih. Ia percaya bahwa Zidane akan dapat melakukan tugasnya dengan baik di Madrid. Meskipun kondisi sekarang sedikit tidak menguntungkan karena Los Galacticos kini sedang tertinggal 12 poin dari rivalnya Barcelona yang berada di puncak klaesemen La Liga.

Lippi berkata bahwa Zidane juga masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan skuad Madrid. Pasalnya mantan pemain Bordeaux tersebut diplot untuk menggantikan Rafael Benitez di tengah musim sehingga ia tidak punya cukup waktu untuk melakukan persiapan pra-musim.

Di samping itu untuk menjadi pelatih Madrid memang butuh sesuatu yang lebih. Gelar saja tak cukup untuk menyenangkan bos Florentino Pérez, apalagi tanpa gelar. Ekspektasi yang tinggi serta rivalitas dengan Barcelona seakan dianggap tolak ukur kesuksesan seorang entrenador bagi tim ibukota Spanyol tersebut. Seperti nasib yang menimpa Carlo Ancelotti, walaupun sukses mempersembahkan La Decima pada musim 2013/2014, tapi ia harus menerima pemecatan karena kalah bersaing di La Liga pada musim yang sama.

ed: fva

 

Komentar