AC Milan vs Juventus: Duel Taktik Sengit, Kualitas Pemain Berbicara

Taktik

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

AC Milan vs Juventus: Duel Taktik Sengit, Kualitas Pemain Berbicara

Juventus sukses memberikan kekalahan pertama bagi AC Milan di Serie A musim ini. Meski bermain di San Siro, Milan kalah 1-3 pada pertandingan yang digelar Rabu (6/1) waktu setempat. Federico Chiesa tampil impresif dengan mencetak dua gol.

Milan masih belum diperkuat Zlatan Ibrahimovic dan sejumlah pemain lainnya. Ismael Bennacer dan Alexis Saelemaekers cedera, Ante Rebic positif COVID-19, dan Sandro Tonalli terkena larangan bermain. Dari kubu tim tamu, Alvaro Morata cedera, Jsementara Juan Cuadrado dan Alex Sandro positif COVID-19.

Kedalaman skuad yang baik membuat starting line-up Juventus tetap kuat. Andrea Pirlo memiliki sejumlah pemain pelapis berkualitas. Sementara Stefano Pioli harus memutar otak. Davide Calabria yang biasa bermain di bek kanan dipindahkan ke gelandang tengah. Sayap kiri diisi oleh pemain muda Jens Petter Hauge.

Kedua pelatih sama-sama mengusung permainan terbuka. Total 34 tembakan tercipta pada pertandingan ini. Beberapa keunggulan Juve mampu membuat Milan takluk di kandang sendiri. Bianconeri sukses mengakhiri 27 pertandingan tidak terkalahkan Rossoneri di semua ajang.

Duel Taktik Pioli vs Pirlo

Pioli dan Pirlo menerapkan high pressing man oriented. Untuk aspek ini, Milan lebih unggul dengan agresivitas dan intensitas yang lebih tinggi. Dilansir dari Understat, passes per defensive actions (PPDA) Milan menunjukkan pressing di area lawan yang lebih efektif. Milan mencatatkan PPDA sebesar 8,83 sementara Juventus hanya 15,23. Semakin kecil angka PPDA, semakin intens dan efektif pressing dari suatu tim.

Dua striker Juventus akan menekan dua bek tengah Milan. Franck Kessie sebagai gelandang kerap turun membentuk segitiga dengan Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer. Namun Calabria tetap di area yang tinggi untuk memberi opsi progresi. Merespons pergerakan Kessie, Rodrigo Bentancur naik untuk menutup jalur umpan ke Kessie.

Bertahan dengan shape 4-4-2, struktur Juventus memiliki masalah. Pada momen di bawah ini contohnya. Bentancur yang naik menyisakan tiga pemain di lini tengah Juventus. Mereka harus berhadapan dengan Calabria dan Hakan Calhanoglu. Posisi fullback Milan yang naik memberi masalah bagi Juventus.

Jika gelandang melebar, maka lini tengah akan kosong. Kedua striker Juventus tidak andal dalam menekan lawan sambil menutup opsi umpan ke sayap. Belum lagi Rafael Leao sebagai striker Milan sering turun untuk menjemput bola. Alhasil, Milan tidak kesulitan progresi. Milan mencatatkan 191 sentuhan di sepertiga akhir lapangan, unggul jauh dari Juventus yang hanya mencatatkan 155 sentuhan.

Sebaliknya, pressing Milan cukup menyulitkan Juventus. Milan menekan pemain Juventus sehingga beberapa kali melakukan kesalahan. Contohnya pada momen ini, high pressing Milan membuat Dybala melepaskan umpan ke kanan yang mampu dipotong oleh Hauge. Pemain 21 tahun ini memberikan umpan terobosan ke Leao. Sayangnya, tembakan keras Leao masih mampu ditahan Wojciech Szczesny.

Milan kerap membiarkan Juventus mengalirkan bola ke sayap. Pada sisi sayap, Milan baru menekan dengan intensitas tinggi. Terlihat dari grafik possession lost dari Juventus di bawah ini, mereka kerap kehilangan bola di area sayap.

Pertahanan Kokoh Juve

Meski high pressing Juventus tidak terlalu efektif, pertahanan mereka di area yang rendah sangat kokoh. Setelah berhasil dieliminasi, pemain Juventus langsung mundur untuk membentuk shape rapat. Hal ini cukup menyulitkan permainan kombinasi Milan.

Matthijs de Ligt, Leonardo Bonucci tampil impresif. Danilo dan Gianluca Frabbota juga disiplin menjaga area sayap. Agresivitas Adrien Rabiot dan Bentancur cukup baik dalam memberi proteksi terhadap lini terakhir. Juventus mampu meredam permainan umpan pendek Milan.

Hal ini membuat Milan sering melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Dari 20 tembakan Milan, 10 di antaranya berasal dari luar kotak penalti. Positioning Szczesny yang bagus membuat Milan tidak mencetak gol dari skema ini.

Milan kesulitan bermain kombinasi, tembakan luar kotak penalti tidak menghasilkan gol, pilihan lain dalam membuat peluang adalah umpan silang. Sayangnya Milan tidak memiliki target yang memadai. Ibrahimovic dan Rebic absen. Leao kurang handal untuk skema ini. Kemampuan duel udara yang baik dari Bonucci juga menyulitkan pemain Milan.

Gol Milan dicetak oleh Calabria dari serangan balik cepat. Leao melebar dan berhasil mendapatkan bola dengan ruang yang cukup besar. Umpan Leao berhasil dimaksimalkan oleh Calabria menjadi gol

Milan Membuat Banyak Tembakan, Juventus Membuat Peluang Berkualitas

Permainan terbuka dan atraktif dari kedua tim membuat banyak peluang tercipta. Jika dilihat dari jumlah tembakan, Milan (20) unggul atas Juventus (14). Meski begitu, kualitas peluang Juventus lebih baik. Expected goals Juventus mencapai 2,36, sementara Milan hanya 1,03.

Kedua tim secara konstan memberikan ancaman bagi gawang lawan. Namun permainan kombinasi Juventus lebih baik dan pertahanan Milan tidak sebaik Juventus. Kualitas pemain juga berbicara. Perbedaan ini menjadi penentu skor akhir pertandingan.

Chiesa mencetak dua gol, asis keduanya berasal dari Dybala. Gol pertama lahir dari kombinasi cantik mereka berdua. Backheel Dybala membuat Chiesa memiliki ruang tembak di dalam kotak penalti Milan.

Pindah arah serangan dengan cepat mengawali gol kedua Chiesa. Tiga pemain Milan tertarik ke sisi tersebut dan memberikan ruang yang besar bagi Dybala. Chiesa siap di sisi berlawanan agar Juventus bisa memindahkan arah serangan. Sementara Aaron Ramsey mengunci garis pertahanan Milan sekaligus memberikan pergerakan yang mengacaukan pertahanan Milan.

Meski tidak menyentuh bola, pergerakan Ramsey tidak bisa dianggap remeh. Ia membuat Romagnoli tidak bisa membantu Theo Hernandez di sisi kiri pertahanan Milan. Dybala memberikan bola ke Chiesa. Posisi Romagnoli yang tergeser karena pergerakan Ramsey membuat Theo haru menghadapi situasi 1v1 melawan Chiesa. Penyerang sayap asal Italia itu dengan mudah mendapatkan ruang tembak dan mencetak gol kedua.

Chiesa dan Dybala langsung diganti setelah gol pada menit ke-62 tersebut. McKennie dan Dejan Kulusevski masuk. Kedua pemain tersebut terlibat dalam gol ketiga Milan. Umpan Kulusevski dari dalam kotak penalti berhasil dikonversi menjadi gol oleh McKennie. Perbedaan kedalaman skuat kedua tim terlihat jelas.

*

Kemenangan ini menjadi modal berharga bagi Juventus dalam mengarungi sisa musim. Juventus naik ke posisi empat klasemen sementara dengan raihan 30 poin, tertinggal tujuh poin dari Milan dengan catatan Juventus memiliki satu laga sisa. Bagi Milan, kekalahan ini gagal memperlebar jarak dengan Inter di posisi kedua. Inter mengalami kekalahan atas Sampdoria. Hasil ini membuat sisa musim Serie A semakin menarik.

Komentar