Pelajaran yang Dipetik AC Milan dari Derby della Madonnina

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pelajaran yang Dipetik AC Milan dari Derby della Madonnina

Laga Derby della Madonnina, Senin (14/9) dini hari lalu, sangat diharapkan Milanisti bisa membuahkan kemenangan. Stadion Giuseppe Meazza pun sudah dikemas dengan koreografi untuk menyaksikan Milan yang lebih terang dan dominan.

Tapi kesebelasan berjuluk I Rossoneri justru ditaklukan Internazionale Milan, rival sekotanya, dengan skor tipis 1-0 lewat gol yang dicetak Fredy Guarin pada menit ke-58. Alhasil Milan tidak memberikan hasil yang memuaskan bagi Milanisti. Kendati demikian, setidaknya masih ada hal positif dari kinerja Rossoneri diari laga tersebut.

Sinisa Mihajlovic, pelatih Milan, menyatakan dirinya senang dengan permainan anak asuhnya. Meskipun kalah, artinya secara hasil jelas negatif, namun Miha merasa telah menemukan karakter Milan yang ia inginkan. Mereka terlihat jauh lebih berbahaya dan lebih bertenaga dengan keberadaan Carlos Bacca, Luiz Adriano dan Mario Balotelli.

Memang Milan tidak mencetak gol pada pertandingan tersebut, tapi para penyerang itu berhasil mengacaukan lini belakang Inter. Seandainya Samir Handanovic tidak sigap menjaga gawang I Nerazzurri, julukan Inter, maka permainan bisa saja berakhir dengan hasil yang berbeda.

"Hal ini membuat kami malu atas kehilangan poin pada pertandingan ini, tapi saya tidak bisa mengeluh tentang kinerja. Malam ini saya menemukan tim ini lagi," kata Mihajlovic.

Baca juga : Potret Inter yang Baru dalam Derby della Madonnina

Miha memang benar. Untuk pertama kalinya pada musim ini Milan tampak seperti sebuah kesebelasan yang memiliki organisasi menyerang yang lebih baik. Ini kemajuan yang signifikan jika dibandingkan melihat penampilan Rossoneri dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya kepercayaan kepada Mihajlovic sudah mulai terlihat dampaknya: Rossoneri bermain dengan hasrat lebih menyerang.

Juraj Kucka merupakan kekuatan yang mampu memberi tekanan kepada Inter di lini tengah. Sementara Ricardo Montolivo bermain dengan penuh daya juang, seakan hendak memastikan tempatnya sendiri di skuat inti. Sayangnya Montolivo sedikit terganggu karena gol Guarin terjadi di area yang seharusnya dijaga kapten Milan tersebut.

Inter sendiri mengandalkan serangan melalui sisi kanan. Pada sektor itulah Davide Santon sebagai full-back kanan sering naik membantu serangan ketimbang Juan Jesus yang cenderung lebih bertahan sebagai full-back kiri. Tapi Mattia De Sciglio, full-back kiri Milan, terlihat bertahan dengan solid dalam upaya menahan serangan sisi kanan Nerazzurri, julukan Inter. Ia menampilkan ketenangan yang jarang terlihat selama musim lalu.

Roberto Mancini mengandalkan serangan balik terutama ketika sedang menjaga kedudukan skor 1-0. Terbukti dari percobaan mencetak gol Milan lebih banyak ketimbang Inter, 19 kali dibanding 16, begitu juga dengan umpan kunci 14 kali dibanding 12 kali.

Gol semata wayang Guarin sendiri bukanlah representasi bakat ofensif Nerazzurri. Melainkan dibantu kesalahan Milan, tepatnya terlambatnya Montolivo balik bertahan. Dari kekosongan area yang ditinggalkan Montolivo itulah Guarin menemukan sudut yang tepat untuk menendang bola.

Hal tersebut menjadi pukulan yang amat disayangkan bagi Rossoneri. Padahal selama pada 20 menit pertama mereka lebih mendominasi. Sayangnya dua peluang yang didapatkan Luiz Adriano gagal dikonversi menjadi gol.

Koordinasi merupakan salah satu kekurangan Milan sejak musim lalu yang harus diperhatikan Mihajlovic. Dan koordinasi satu sama lain ini membutuhkan saling pengertian. Masing-masing harus tahu peran dan posisinya sendiri, serta paham harus bersikap bagaimana jika ada celah yang terbuka. Siapa yang bergerak menutup, siapa yang tetap ajeg di posisinya. Maka untuk saat ini mungkin Mihajlovic lebih membutuhkan soliditas lebih dahulu untuk kesebelasannya ketimbang kreatifitas.

Peluang Balotelli

Balotelli menjadi perhatian utama saat turun dari bangku cadangan. Peruntungan yang buruk selama di Liverpool, dan sempat kesulitan mendapatkan kesebelasan baru, Balotelli memperlihatkan kesan yang baik di laga perdananya di musim ini. Pemain 25 tahun tersebut dianggap berhasil memberikan dampak yang signifikan kala menggantikan Carlos Bacca pada menit 62.

Tembakannya yang mengenai mistar gawang pada menit ke-72 merupakan "uluk salam" dari Balo untuk Serie-A. Andai saja upaya Felipe Melo memancing tempEramen Balotelli tidak berhasil, mungkin Balotelli bisa menyelesaikan urusannya mencetak gol dengan lebih mudah.

Atas pertunjukan bagus yang diperlihatkan Balotelli selama 28 menit itu, boleh jadi ia akan mendapatkan "hadiah" dari Miha berupa kesempatan bermain di laga berikutnya. Mungkin masih dari bangku cadangan lebih dulu, tapi itu bisa menjadi langkah demi langkah awal baginya untuk membuktikan bahwa ia layak berada di Milan. Apalagi jika pemborosan peluang Luiz Adriano pada laga itu kembali terlihat pada pertandingan selanjutnya, bukan tidak mungkin Baloteli berada di susunan pemain awal lebih cepat dari yang ia harapkan.

Sebelum jeda internasional Milan mendapatkan kemenannan 2-1 dari Empoli. Tetapi kinerja Montolivo dkk di laga itu kurang memuaskan. Walau berhasil meraup tiga poin namun Mihajlovic geram atas penampilan anak asuhnya. Miha saat itu menyoroti lini tengah Milan yang sering memproduksi umpan-umpan buruk yang gampang kandas kandas di kaki bek lawan.

Tapi ketika melawan Inter kemarin, Milan mampu memperlihatkan kinerjanya dengan lebih baik. Tetapi sayangnya mereka tidak mendapatkan hasil memuaskan. Mungkin pada pertandingan pekan depan melawan Palermo memiliki kesempatan untuk memberikan keduanya.

Sumber : Football-Italia, Soccerway, Squawka, Transfermarkt

Komentar