Keputusan-Keputusan Aneh Louis van Gaal

Taktik

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Keputusan-Keputusan Aneh Louis van Gaal

Baru saja beberapa hari yang lalu kami membahas apa sebenarnya filosofi Louis van Gaal. Manchester United beberapa kali bermain dengan ketidakjelasan, meskipun kenyataannya mereka berada di peringkat ke empat Liga Primer Inggris untuk sementara ini.

Salah satu yang terbaru, yaitu kemenangan mereka atas Queens Park Rangers 2-0 di Loftus Road pada Sabtu (17/01) lalu, yang sejujurnya bukanlah kemenangan yang enak ditonton.

Apakah Van Gaal benar-benar manajer yang tepat bagi United? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tapi yang membuat kita bertanya adalah pada salah satu kejadian di pertandingan tersebut, yaitu saat Phil Jones bersiap untuk mengambil tendangan sudut. Bukan hanya sekali, tapi dua kali!

">January 17, 2015

Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, Jones mengangkat tangannya ke udara, menyingkirkan pemain lain seperti seperti Wayne Rooney, Angel di Maria, atau Juan Manuel Mata (yang merupakan pemain dengan operan dan umpan silang yang lebih baik daripada dirinya) untuk bersiap mengambil tendangan sudut.

Van Gaal memang memiliki reputasi untuk membuat keputusan aneh, seperti yang kita lihat selama putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil. Misalnya saja yang paling nyentrik saat ia mengganti Jasper Cillessen dengan Tim Krul beberapa saat sebelum babak adu penalti.

Tapi untuk kasus Jones di atas, tampaknya tidak ada logika yang jelas dengan keputusannya ini. Jones adalah seorang bek tengah, dia mungkin berbahaya saat bola mati, tetapi tidak ketika ia yang menendang bola mati tersebut, melainkan menyambutnya.

Sepertinya ada "hompimpa alahium gambreng" di ruang ganti sebelum pertandingan dimulai untuk menentukan eksekutor bola mati.

Grafik umpan silang Phil Jones saat menghadapi Queens Park Rangers (sumber: FourFourTwo Stats Zone)
Grafik umpan silang Phil Jones saat menghadapi Queens Park Rangers (sumber: FourFourTwo Stats Zone)

Sebagai hasilnya, sebenarnya tidak buruk-buruk amat, sih. Jika kita lihat grafik di atas, dari 3 buah umpan silang yang Jones lakukan, 2 di antaranya adalah dari tendangan sudut, dan salah satunya berhasil tepat sasaran. Tapi bukan berarti otomatis ini akan membuat dirinya menjadi pemain berpotensial untuk mengambil tendangan sudut.

Mengkhawatirkan memang, tapi hal di atas bukan satu-satunya keputusan yang aneh yang Van Gaal buat pada malam tersebut (baca: Van Gaal Benteng Terakhir United dalam Perang Komentar di Media).

Formasi 3-5-2

Untuk memulai, kita bisa melihat formasi. Untuk ke-12 kalinya musim ini, Van Gaal memakai formasi tiga bek. Sejauh ini, ia sudah mendapatkan hasil sebagai berikut: 4 kali menang, 5 kali imbang, dan 2 kali kalah, dengan 24 gol dan 9 kali kemasukan.

Sebenarnya bukan catatan yang buruk. United juga lebih menguasai pertandingan dengan skema ini, yaitu rata-rata 59 persen penguasaan bola. Tapi, yang jadi masalah adalah United selalu buntu, terutama dalam melakukan penyelesaian akhir jika menggunakan formasi ini.

Pada babak ke dua, fans United kemudian menyanyikan "4-4-2" secara serentak agar sang pelatih membuat perubahan. Akhirnya, dia memang melakukannya.

United memimpin melalui Marouane Fellaini, kemudian Radamel Falcao diduetkan oleh James Wilson yang akhirnya mencetak gol.

Tapi Van Gaal bersikeras bahwa ia tidak bisa menggubris terus-menerus keinginan fans. Ia mengatakan: "Saya tidak bisa terus mendengar fans karena berapa banyak fans yang Manchester United miliki? Anda tidak dapat memperhitungkan 600 juta pendapat?"

"Untuk melihat pemain, untuk berkomunikasi dengan para pemain, untuk mengamati, dan menganalisis: Itu pekerjaan saya."

Pelatih asal Belanda ini mengakui bahwa timnya menciptakan banyak peluang setelah mengubah taktik menjadi 4-4-2, namun ia percaya bahwa kekuatan pertahanan timnya terganggu ketika dia bermain dengan empat di belakang.

"Saya tahu sebelumnya, ketika kita bermain dengan empat gelandang berlian, kita menciptakan lebih banyak peluang," kata Van Gaal.

"Tapi kemudian keseimbangan tim menjadi lemah. Dan Anda melihatnya karena kita memiliki peluang yang banyak yang diciptakan, tetapi juga Queens Park Rangers memiliki peluang yang banyak juga setelah itu, dan kita harus memutuskan setiap minggu tentang cara bermain kita."

"Tapi dengan sistem lain [3-5-2] kita bisa menciptakan enam atau tujuh peluang. Jadi pertanyaannya seharusnya adalah: Apakah Anda cukup efektif?"

Ia menutupnya malah dengan sebuah pertanyaan lagi. Memusingkan. Tapi Van Gaal selalu punya alasan yang kadang terlihat canggih.

Posisi Di Maria dan Rooney

Van Gaal kembali memilih Di Maria sebagai striker dalam beberapa pekan terakhir, ia berkilah bahwa kecepatan adalah alasan untuk keputusannya. Ia juga telah dikritik karena meninggalkan Wayne Rooney, yang merupakan pencetak gol tertinggi ke tiga dalam sejarah United, di lini tengah dan menyebar Di Maria lebih jauh ke depan dalam pertandingan terakhir melawan Southampton dan QPR.

Pemain yang didatangkan dengan harga 59 juta poundsterling dari Real Madrid itu telah berjuang untuk mengancam di depan gawang dalam peran barunya, tapi Van Gaal percaya bahwa risiko yang telah diambil dalam bermainnya Di Maria dari posisi depan tersebut telah membuat timnya bermain bagus.

Hmmm, dua penyerang dengan salah satunya adalah Di Maria saat Rooney yang masih cukup produktif justru ditaruh di lini tengah? Bagaimana memahami dua penyerang a la Van Gaal ini?

"Saya pikir kecepatan selalu penting, itulah sebabnya kita mencoba untuk bermain dengan Angel Di Maria sebagai striker," katanya kepada MUTV setelah kemenangan di Loftus Road.

Grafik permainan Angel Di Maria saat ia bermain sebagai striker, sebelum gol Fellaini, saat menghadapi Queens Park Rangers (sumber: FourFourTwo Stats Zone)
Grafik permainan Angel Di Maria saat ia bermain sebagai striker, sebelum gol Fellaini, saat menghadapi Queens Park Rangers (sumber: FourFourTwo Stats Zone)

Ander Herrera, Masa Depan Falcao, dan Nasib Pemain United

Terakhir, yang membawa kita pada keputusan aneh lainnya dari Van Gaal adalah ketika ia memasukkan Ander Herrera di menit keempat injury time.

Apakah ia mencoba untuk mengirim pesan kepada pemain Spanyol tersebut? Semuanya tampak sia-sia dan malah cenderung memalukan bagi sang pemain.

"Setiap pemain mendapat waktu, tidak peduli siapa Anda," Van Gaal mencoba untuk menjelaskan.

"Kita memiliki 29 pemain, sehingga kemudian kita harus bicara tentang 29 pemain, bukan hanya satu pemain."

"Sebelum pertandingan ini saya sudah berpikir tentang bentuk dan cara bermain, maka saya melihat ke pemain saya dalam sesi latihan dan saya melihat ke rencana permainan saya dan kemudian saya memilih pemain-pemain saya. Anda tidak dapat selalu memberikan kredit kepada pemain yang paling mahal [pernyataan ini merujuk kepada Falcao], dan jika seorang pemain muda tidak pernah mendapat kesempatan, maka saya bukan manajer yang baik."

"Saya harus memperlakukan semua pemain pada tingkat yang sama, dengan aturan yang sama, dan tuntutan yang sama pula," tutupnya.

Kesimpulan untuk nasib Van Gaal Akibat Keanehan yang Dilakukan Sejauh Ini

Secara krusial, pelatih asal Belanda ini tidak peduli apa yang dikatakan atau ditulis oleh media. Ya, termasuk yang sedang Anda baca saat ini.

Dia telah melihat dan mendengar semua itu sebelumnya. Satu-satunya hal yang mengganggu dia adalah kekalahan.

Van Gaal masih melakukan revolusi, dan kita harus menghargainya. Ia memang telah membuat beberapa kesalahan yang mengejutkan untuk seseorang dengan catatan historis dan pengalaman yang luar biasa.

Namun dalam hal kemajuan, United sudah membuat langkah kecil untuk maju secara akumulatif, meskipun sering diikuti oleh beberapa langkah mundur.

Apapun keanehan yang terjadi, bisa dibilang United berada pada genggaman manajer yang tepat.

 Baca juga tulisan-tulisan lainnya mengenai Louis van Gaal di halaman INI.

Sumber gambar: Getty Images

Komentar