Alasan Kenapa Inggris Lebih Sibuk di Bursa Transfer Musim Dingin

Sains

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Alasan Kenapa Inggris Lebih Sibuk di Bursa Transfer Musim Dingin

Liga Primer Inggris selalu berada di posisi teratas dalam urusan transfer di musim dingin (bursa transfer Januari) selama satu dekade terakhir. Mereka sudah menghabiskan 1,05 milyar poundsterling dalam sepuluh musim.

Angka ini adalah hampir dua kali lipat dari Serie A Italia yang berada di urutan kedua (514,31 juta pounds). Inggris, terutama Liga Primer-nya, memang sudah diakui menjadi tujuan umum para pemain dan manajer sepakbola dari seluruh dunia. Ini mungkin yang membuat aktivitas perpindahan pemain di Liga Primer begitu sibuk.

Kesibukan dalam bentuk pengeluaran (pemain masuk) yang lebih besar daripada pemasukan (pemain keluar) adalah konsekuensi dari semua ini, seperti yang bisa kita lihat dalam grafik perbandingan di bawah ini:

Aktivitas_transfer_musim_dingin
Grafik perbandingan tujuh besar liga dengan pengeluaran dan pemasukan transfer musim dingin dalam 10 tahun terakhir (angka yang ditunjukkan dalam juta poundsterling) – sumber: Transfermarkt

Kita bisa melihat musim lalu (2014/15) Liga Primer menguras kocek sebesar 110 juta pounds untuk mendatangkan total 227 pemain selama satu Bulan Januari tersebut (termasuk peminjaman dan pengembalian pemain dari pinjaman).

Dalam satu bulan itu padahal ada lebih banyak pemain yang keluar, yaitu tepatnya 295 pemain, namun dengan nilai transfer yang lebih sedikit, 87,6 juta pounds. Ini artinya jumlah aktivitas transfer tidak otomatis menentukan nilai transfer.

Transfer musim dingin kali ini misalnya, yang tinggal tersisa tiga hari lagi, sudah ada 180 pemain yang berstatus pemain baru sebuah kesebelasan (114,01 juta pounds) dibandingkan dengan 157 pemain yang dibeli kesebelasan lain (69,04 juta pounds) di Liga Primer.

Pada jendela transfer kali ini, di bawah Liga Primer ada Serie A dengan pengeluaran transfer sebesar 47,71 juta pounds. Angka yang jauh di bawah liga Primer dan juga Liga Super Tiongkok dengan 115,73 juta pounds, yang secara mengejutkannya khusus tahun ini (dan sampai sejauh ini) lebih besar dari Liga Primer Inggris.

Jika kita melihat secara spesifik, kenapa ada jarak yang besar antara Liga Primer dengan liga lainnya (kecuali Tiongkok khusus tahun ini) jika kita sudah fokus khusus pada jendela transfer musim dingin?

Jendela transfer musim dingin memang dianggap sebagai “perbaikan” alih-alih “pembangunan”. Tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan “pembangunan” di Bulan Januari yang sudah setengah kompetisi, tidak seperti transfer musim panas di mana pemain dilibatkan di pra-musim sehingga membuat mereka lebih bisa beradaptasi dan kesebelasan melakukan pembangunan.

Menurut laporan dari Elite Club Injury Study dari UEFA, pemain di Liga Inggris kemungkinan dua kali lipat akan mengalami cedera di dan setelah musim dingin dibanding dengan liga Eropa lainnya yang menerapkan winter break.

Aktivitas transfer musim dingin Liga Primer terjadi lebih banyak dibanding dengan liga-liga lainnya karena banyak pemain Liga Primer yang menderita cedera saat musim dingin.

Sibuknya aktivitas transfer di Liga Primer Inggris dalam satu dekade terakhir menunjukkan kepada kita bahwa festive period (termasuk Boxing Day di dalamnya) adalah saat di mana cedera demi cedera kemungkinan besar akan bermunculan.

Bisa dibilang festive period adalah penyebab utama puncak cedera pemain yang berimbas pada kegiatan transfer pemain seluruh kesebelasan Inggris yang lebih aktif di musim dingin. Ini juga bukan kebetulan jika festive period terjadi tepat sebelum jendela transfer musim dingin dibuka.

Komentar