Bedanya Kejuaraan Afrika dengan Piala Afrika

Klasik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Bedanya Kejuaraan Afrika dengan Piala Afrika

Beberapa kesebelasan Eropa harus kelimpungan ketika para pemainnya dari Benua Afrika harus absen pada rentang Januari sampai Februari dalam dua tahun sekali.

Seperti ketika Manchester City harus ditinggalkan Yaya Toure untuk sementara dan tentu saja kesebelasan-kesebelasan besar lainnya. Para pemain benua Afrika itu harus absen pada awal tahun karena panggilan negaranya bermain di Piala Afrika.

Pada saat ini pun Federasi Sepakbola Benua Afrika (CAF) kembali menggelar kompetisi sepakbola antar negara yang bertajuk African Nations Championship 2018 Maroko, atau bisa disebut Kejuaraan Afrika.

Padahal baru tahun lalu Africa Cup of Nations yang biasa disebut Piala Afrika digelar di Gabon. Pada kompetisi itulah beberapa kesebelasan harus rela melepas pemain-pemain seperti Bertrand Traore, Clinton N`Jie, Pierre-Emerick Aubameyang, Riyad Mahrez dan masih banyak lagi.

Tapi untuk Kejuaraan Afrika 2018, para kesebelasan-kesebelasan dari Eropa tidak perlu takut kehilangan para pemain-pemain andalannya yang berasal dari Benua Afrika. Meskipun sama-sama digelar oleh CAF, konsep Kejuaraan Afrika sedikit berbeda dengan Piala Afrika.

Pada dasarnya, Kejuaraan Afrika diikuti oleh kesebelasan-kesebelasan negara yang tangguh seperti Maroko, Pantai Gading, Nigeria, Kamerun dan lainnya. Kompetisi ini pun sama seperti Piala Afrika yang digelar setiap dua tahun sekali dari bulan Januari sampai Februari.

Sistem kompetisinya sendiri sama-sama dibagi menjadi empat grup sebelum melaju ke babak quarter final. Dua kesebelasan teratas di fase grup adalah peserta yang berhak melaju ke babak selanjutnya itu. Sementara perbedaan antara kedua kompetisi itu adalah tidak adanya pemain yang berkarir di Eropa pada Kejuaraan Afrika.

Kompetisi ini hanya memperbolehkan mendaftarkan pemain-pemain yang bermain di liga domestiknya saja. Jadi tidak ada pemain-pemain dari Benua Afrika yang menjadi bintang di Eropa akan berlaga pada Kejuaraan Afrika. Tidak akan ada juga nama-nama pemain yang sudah disebutkan pada paragraf-paragraf sebelumnya pada kompetisi ini.

Pemain-pemain yang akan berlaga nanti adalah pesepakbola dari klub-klub kompetisi domestik di beberapa negara Afrika. Contohnya seperti pemain-pemain dari Al-Ahli Tripoli (Libya), Cano Sport (Guinea), Nouadhibou (Mauritania), Wydad Casablanca (Maroko) dan lainnya. Kejuaraan Afrika sendiri dicetuskan ketika era Issa Hayatou yang merupakan Presiden CAF 1988 sampai 2017.

Pada saat itu Hayatou meresmikan wacana Kejuaraan Afrika pada 11 September 2007. Tapi Kejuaraan Afrika baru resmi digelar pada 2009 di Pantai Gading. Pada saat itu, Kongo menjadi juaranya setelah mengalahkan Ghana di final dengan skor 2-0. Sementara Zambia mendapatkan juara tiga setelah mengalahkan Senegal.

Sejak diselenggarakan pada 2009, gelar juara terbanyak memang dikoleksi Kongo yang memenangkannya dua kali, yaitu pada 2009 dan 2016. Sementara dua gelar juara lainnya diraih masing-masing oleh Tunisia pada 2011 dan Libya pada 2014.

Sementara beberapa negara langganan Piala Dunia seperti Afrika Selatan, Aljazair, Ghana, Kamerun, Mesir, Nigeria dan lainnya belum pernah menjuarai Kejuaraan Afrika. Digelarnya Kejuaraan Afrika merupakan respons terhadap kekuatan kompetisi domestik di benua tersebut.

Pihak CAF seolah ingin menunjukan hasil dari kualitas para pemain-pemain dari liga domestik di setiap negara di Benua Afrika. Apalagi jika mengingat eksodusnya pada pemain-pemain berbakat Afrika untuk berkarir ke Eropa. Maka dipastikan bukan mustahil juga bahwa Kejuaraan Afrika akan menyedot perhatian para pemantau-pemantau bakat dari Eropa.

"Kami berusaha memberi kesempatan kepada pemain-pemain Afrika setempat untuk menunjukan bakat dan kemampuian mereka. Namun juga untuk membawa mereka ke tingkat yang lebih tinggi di kejuaraan nasional di Afrika dan untuk meningkatkan kepentingan mereka," ujar Issa pada waktu itu seperti dikutip dari BBC.

Beberapa pemain dari Benua Afrika yang merumput di Eropa pun didapatkan melalui pantauan Kejuaraan Afrika, yaitu Aymen Abdennour, Henri Ndong, Papy Djilobodji, Pape Diamanka, Remy Ebanega dan masih banyak lagi yang lainnya. Pada Kejuaraan Afrika juga ada beberapa negara yang pemainnya pernah berkarir di Eropa.

Seperti di Kejuaraan Afrika 2018 ini, Guinea diperkuat Alseny Camara yang pernah berkarir bersama Toulouse pada 2005 sampai 2008. Tapi saat ini Camara memperkuat CS Louhans-Cuiseaux yang berkiprah di Liga Guinea. Sementara Kejuaraan Afrika 2018 akan dibuka oleh pertandingan tuan rumah Maroko menghadapi Mauritania di Stadion Mohamed V, Casablanca, nanti malam, Sabtu (13/1).

Jadi Kejuaraan Afrika ini tidak seperti Piala Afrika yang cenderung memamerkan negara-negara produksian pemain berbakat di Eropa. Pada Kejuaraan Afrika, gengsi tidak hanya sekadar itu saja dan kedaulatan negara, melainkan adu kualitas hasil dari kompetisi domestiknya juga.

Komentar