Doping Sepakbola di Masa Lalu

Cerita

by redaksi

Doping Sepakbola di Masa Lalu

Sama halnya dengan olahraga-olahraga lainnya, sepakbola juga tidak terlepas dari penggunaan doping. Doping-doping yang digunakan pun tidak berbeda dengan doping yang digunakan oleh atlet olahraga lain. Hanya kemudian bedanya, banyak doping yang terkesan dibiarkan di sepakbola.

Berikut adalah beberapa kejadian doping dalam sepakbola pada masa lalu yang:

1. Vitamin Jerman 1954

Pada Piala Dunia 1954, Hungaria berjaya dengan aksi brilian legendanya Ferenc Puskas. Hungaria berhasil mengalahkan Jerman Barat dengan skor telak 8-3 pada fase grup. Kedua tim kemudian bertemu lagi pada babak final dan yang mengejutkan, Jerman Barat kemudian berhasil menang 3-2.

Setelah partai final tersebut berakhir diindikasi bahwa beberapa pemain Jerman Barat mengkonsumsi Pervitin sebelum pertandingan. Pervitin adalah obat yang digunakan tentara Jerman saat perang dunia untuk menekan rasa takut.

2. Pil Herrera 1960

Inter Milan pada tahun 1960-an memang sangat fenomenal. Di bawah asuhan Helenio Herrera, tim ini berhasil memenangkan 2 kali Piala Champions Eropa dan 1 kali menjadi runner up. Pada autobiografi salah satu mantan pemain Inter Milan pada masa itu dituliskan bahwa Herrera selalu memberikan setiap pemain sebuah pil yang harus diletakan di bawah lidah sebelum bertanding.

Diduga pil tersebut adalah sebuah stimulan yang berfungsi untuk meningkatkan detak jantung.

3. 'Chocolate Sprinkles' Ajax 1967

Ajax saat dibela Johan Cruyff mungkin menjadi salah satu tim terbaik  yang pernah ada. Tim ini berhasil menjuarai 3 kali juara Piala Champions Eropa 3 kali berturut-turut pada 1971, 1972, dan 1973. Namun tim ini pun bukannya tidak memiliki catatan hitam.

Salah satu bek Ajax ketika itu, Barry Hulshoff, dalam sebuag wawancara menceritakan kejadian pada masa itu. Hulshoff menceritakan saat itu setiap pemain menerima pil dan kapsul yang disebut chocolate sprinkle oleh tim dokter Ajax. Setelah meminumnya kami merasa sangat bertenaga namun air liur terasa kering.

Diduga, pil ini juga merupakan sebuah stimulan yang meningkatkan detak jantung pemain.

4. Darah Beckenbauer 1977

Legenda Jerman, Franz Beckenbauer juga ternyata menyimpan catatan hitam. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Stern, Beckenbauer menceritakan caranya untuk memiliki tubuh yang prima.Beckenbauer menceritakan bahwa dia sering mengambil darahnya dari lengan untuk kemudian disuntikan kembali di daerah bokong pada saat sebelum pertandingan.

Apa yang dilakukan Beckenbauer ini sebenarnya merupakan aktivitas doping darah yang juga biasa dilakukan para pelari maraton dan atlet balap sepeda.

5. Suntikan Zico 1987

Legenda Brazil, Zico juga ternyata tidak lepas dari doping. Zico mengakuinya sendiri bahwa saat berumur 16-17 tahun, dia menerima suntikan 2-3 kali dalam satu bulan. Zico menjelaskan bahwa suntikan ini diberikan agar dia semakin kuat saat latihan.

Masa otot zico kemudian dapat bertambah secara drastis setelah menerima suntikan. Dari penjelasan Zico tersebut diduga suntikan itu mengandung anabolic steroid, hormon yang berfungsi untuk meningkatkan masa otot.

6. Ephedrine Maradona 1994

Kasus ini tentu sudah diketahui banyak orang. Kasus ini pula yang kemudian membuat sepakbola mulai serius menangani masalah doping. Kali ini giliran legenda Argentina, Diego Maradona. Aksi menggebu-gebunya saat Piala Dunia 1994 membuatnya dicurigai menggunakan zat terlarang.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Maradona positif mengkonsumsi ephedrine, norephedrine, preudoephedrine, norpseudoephedrine, dan metephedrine. Zat-zat ini adalah sejenis stimulan yang membuat seseorang memiliki tenaga berlebih sehingga membuatnya sangat bersemangat.

--

Dari keenam aktivitas doping ini, hanya Maradona yang kemudian mendapatkan sanksi berupa skorsing selama 18 bulan. Sisanya tidak ada yang menerima skorsing karena ketika itu sepakbola memang belum melakukan tes doping. Setelah kasus Maradona, sepakbola baru kemudian FIFA rutin melakukan tes doping kepada pemain sepakbola.

(Abi)

Komentar