Tepatkah Memecat Pelatih Terlalu Dini?

Cerita

by redaksi

Tepatkah Memecat Pelatih Terlalu Dini?

Jacksen F Tiago (Persis Solo) menjadi pelatih ketiga yang dipecat di Liga 1 musim 2022/2023. Persis Solo mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Brazil itu pada 19 Agustus 2022.

Jacksen menyusul Javier Roca (Persik Kediri) yang mundur pada 14 Agustus, dan Robert Rene Albert (Persib Bandung) pada 10 Agustus.

Tiga pelatih itu didepak lantaran serentetan hasil minor yang diraih di pekan-pekan awal. Tepatkah keputusan itu?

Sejak kompetisi Galatama dan Perserikatan dilebur pada 1994, belum ada pelatih pengganti yang mampu mengantarkan timnya juara. Para pelatih yang merengkuh gelar juara menangani timnya sejak pra-musim untuk mempersiapkan skema permainan yang benar-benar mereka inginkan.

Serentetan hasil minor memang mengecewakan bagi suporter. Tiga tim yang memecat pelatihnya memiliki basis suporter yang kuat. Tekanan dari suporter, bagaimanapun, harus dipertimbangkan oleh manajemen. Bagi para suporter, jika timnya memiliki pemain-pemain bagus sedangkan hasil di lapangan kurang memuaskan, tagar #out pelatih pasti mencuat.

Persib memiliki skuad yang lebih merata di antara tiga tim yang memecat dini pelatihnya. Tak banyak pemain yang keluar dan justru mereka kedatangan amunisi baru berlabel timnas, yakni Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, serta Daisuke Sato. Nama yang terakhir disebut merupakan pemain timnas Filipina. Bagi tim sekelas Persib, dengan materi pemain mentereng, hanya meraih satu poin di tiga pertandingan awal jelas mengecewakan.

Penampilan buruk Persis sudah bisa diprediksi sejak turnamen Piala Presiden 2022. Bermain di kandang sendiri, Persis tak pernah sekalipun meraih kemenangan. Dua kali imbang dan dua kali kalah. Rentetan hasil minor itu berlanjut di Liga 1 - Persis selalu kalah dalam empat pertandingan awal, dan tuntutan agar Jacksen F Tiago mundur kencang disuarakan suporter. Jacksen F Tiago justru mundur usai Persis mengalahkan Bhayangkara FC dengan skor tipis 0-1.

Sebelum mendepak Jacksen F Tiago, Persis sudah lebih dulu mendepak dua pemain, yakni Gerard Artigas (striker) dan Aaron Evans (bek). Sedikit pemain yang mengantarkan mereka promosi ke Liga 1 masih dipertahankan, di antaranya adalah Fabiano, Ferdinand Sinaga, serta M Kanu Helmiawan.

Didepaknya dua pemain di tengah kompetisi mengisyaratkan ada yang belum selesai dalam pembentukan tim pasca mengikuti Piala Presiden. Turnamen pra-musim seharusnya menjadi ajang mencoba opsi-opsi taktik dengan memainkan pemain-pemain yang ada. Dan, yang didepak adalah pemain asing. Artigas baru pertama kali bermain di Indonesia sedangkan Aaron Evans pernah membela PSS Sleman dan PSM Makassar.

Rentetan hasil buruk yang diraih Persik pun membuat Persikmania geram. Pasca pertandingan melawan Borneo FC, mereka

>menuntut manajemen untuk meningkatkan permainan dan meraih kemenangan.

Persib, Persis, dan Persik merupakan tim dengan pendanaan yang stabil. Ketiganya dimiliki oleh perusahaan besar. Persib dengan PT Persib Bandung Bermartabat, Persis yang sahamnya dimiliki oleh Kaesang dan Erick Thohir, serta Persik dikelola oleh PT Astar Asia Global, di mana Arthur Irawan disebut sebagai pendirinya.

Setelah mendepak Rene, Persib menunjuk Budiawan sebagai caretaker, dan mereka menorehkan dua kemenangan beruntun melawan PSIS Semarang dan PSS Sleman. Untuk jangka pendek, pergantian pelatih memang efektif. Namun, jangka panjangnya belum tentu. Carlos Lago Penas, dari University of Vigo dalam penelitiannya menjelaskan hal itu.

Carlos Lago Penas meneliti pergantian pelatih di La Liga dalam kurun waktu 1997/1998 hingga 2006/2007, dan menyimpulkan bahwa mengganti pelatih hanya berpengaruh dalam jangka pendek. Walau penelitian ini mengambil sampel liga Spanyol, setidaknya memang membuktikan bahwa pelatih yang datang di pertengahan musim sulit untuk membawa gelar juara - setidaknya terbukti di liga Indonesia.

Di Indonesia, belum ada pelatih pengganti yang mampu mengantarkan timnya menjadi juara. Hal ini bisa jadi karena waktu adaptasi yang singkat dan pemahaman taktik yang terlambat.

Pertimbangan lain dalam mengganti pelatih adalah budget tim dan pengalaman si pelatih. Tak semua tim mampu mendatangkan pelatih berpengalaman, terlebih saat liga sudah berjalan. Di sisi lain, pelatih yang datang di tengah musim harus dengan cepat mentransfer taktik yang ia maui kepada pemain dalam waktu singkat. Ini tidak mudah, apalagi jika ada kendala seperti level pemahaman taktik para pemain yang tak sama, perbedaan bahasa, tak ada arketipe pemain yang sesuai dengan taktik pelatih, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Tiga Menguak Taktik: Peran, Posisi, dan Arketipe

Persis Solo menunjuk Rasiman sebagai caretaker mereka. Sebelumnya, Rasiman merupakan pelatih Persis Solo Youth. Persib Bandung sudah mengumumkan bahwa mereka menunjuk Luis Milla sebagai pengganti Robert Rene Albert. Kedatangan Luis Milla tidak hanya memberi harapan bagi suporter Persib. Dengan sederet pengalaman yang mumpuni, pelatih asal Spanyol itu menjadi pelatih yang taktiknya layak dinantikan.

Luis Milla akan menambah jumlah pelatih Liga 1 yang berasal dari Semenanjung Iberia. Sebelumnya, dua pelatih asal Portugal, Eduardo Almeida dan Bernardo Tavares sudah terlebih dahulu menangani Arema FC dan PSM Makassar.

Datangnya pelatih-pelatih berpengalaman dari Eropa, selain berpengaruh pada permainan tim yang diasuhnya, secara tak langsung juga meningkatkan kualitas permainan liga secara umum. Pelatih-pelatih bisa saling adu taktik dan saling mempelajari taktik satu sama lain. Dalam proses itu, permainan dan pemahaman taktik pemain akan meningkat.

Liga 1 musim 2022/2023 memang baru memasuki pekan kelima, namun tampaknya masih akan ada lagi pelatih yang didepak, terutama bagi tim-tim yang menuai hasil minor - di antaranya Rans Nusantara FC dan Barito Putera. Pergantian pelatih bukanlah sekadar pergantian atau sekadar mengisi kekosongan.

Baca Juga: Memecat Pelatih untuk Terhindar dari Degradasi

Tim-tim yang mengganti pelatih barangkali mempunyai prinsip, dengan mengutip Friedrich Schiller, pelatih yang tak digantikan tak akan pernah memenangkan (pertandingan).

Komentar