Pratinjau Pertandingan Manchester United vs Liverpool: Berebut Kemenangan Perdana

Taktik

by redaksi

Pratinjau Pertandingan Manchester United vs Liverpool: Berebut Kemenangan Perdana

Tampil mengecewakan di dua laga awal, Manchester United justru dihadapkan dengan ujian berat. Pasukan Erik ten Hag akan menjamu Liverpool pada pekan ketiga Liga Inggris musim 2022/2023. Laga bertajuk North-West Derby akan tersaji pada hari Selasa, 23 Agustus 2022 pukul 02.00 WIB.

Meskipun berlaku sebagai tim tamu, Liverpool layak bersikap lebih optimis dan percaya diri. Pasalnya, The Reds belum terkalahkan sejak bulan Maret 2018 dari Manchester United di liga. Selain itu, Mohamed Salah berpeluang untuk menjadi pemain pertama yang merobek gawang The Red Devils sebanyak 10 kali di segala kompetisi. Kapten tim nasional Mesir ini hanya membutuhkan tambahan 1 gol saja untuk meraih rekor tersebut.

Kedua tim sedang memiliki masalah soal kelengkapan tim. Jurgen Klopp masih kehilangan beberapa pemain pilarnya seperti Thiago Alcantara, Diogo Jota, Ibrahima Konate, dan Darwin Nunez. Di kubu tuan rumah, Erik ten Hag masih belum bisa menurunkan Casemiro yang baru direkrut dari Real Madrid. Selain itu, Victor Lindelof dan Anthony Martial masih belum bisa tampil akibat cedera. Tapi, Raphael Varane yang absen di dua pekan pertama sudah bisa memperkuat tim.



North-West Derby selalu menarik untuk disaksikan. Selain urusan gengsi, kedua tim sama-sama mengincar kemenangan pertamanya musim ini. Tekanan yang menimpa kedua tim hampir setara. Sulit untuk menentukan siapa yang lebih unggul meskipun fakta menyebutkan bahwa Liverpool punya catatan lebih baik. Kembali lagi, ini bukan pertandingan biasa. Sulit ditebak.

Siapa yang Menguasai Bola?

Meskipun belum pernah menang, Manchester United dan Liverpool tergolong sebagai tim dengan penguasaan bola tertinggi. Hingga pekan kedua, rata-rata penguasaan bola mereka selalu di atas 64%. Catatan ini hanya kalah dari perolehan penguasaan bola Manchester City yang mencapai 71,3%. Bedanya, penguasaan bola The Reds di area lawan 10% lebih tinggi dibanding lawannya. Artinya, tim tamu cukup lihai dalam mengalirkan bola ke area pertahanan lawan.

Dalam sepak bola, penguasaan bola tidak selalu sebanding dengan perolehan gol, apalagi kemenangan. Contoh paling mudah tercermin pada Manchester United dan Liverpool.. Penguasaan bola yang begitu tinggi belum membuat mereka memetik kemenangan. Maka dari itu, penguasaan bola saja tidak cukup. Mereka harus mampu menciptakan peluang dan mencetak gol entah itu dengan penguasaan bola atau tidak (dengan taktik lain).

Maka dari itu, di laga akbar nanti, patut dinantikan siapa yang lebih berinisiatif mengambil penguasaan bola. Tapi kembali lagi, siapapun yang dominan menguasai bola belum tentu meraih 3 angka.

Serangan dari Kanan

Selain belum pernah menang, Manchester United dan Liverpool punya satu kesamaan yang cukup unik. Ketika menyerang, dua tim ini lebih sering mengandalkan serangan dari kanan. Hingga pekan kedua, lebih dari 50% serangan dua tim ini datang dari area kanan. Bagi tim tamu ini wajar, karena di area tersebut dihuni oleh Mohamed Salah dan Trent Alexander-Arnold yang menyumbang banyak gol dan asis musim lalu. Sementara tim tuan rumah punya Jadon Sancho dan Diogo Dalot yang beroperasi di area tersebut walaupun efektivitas mereka belum terbukti di musim lalu. Justru sekarang momen paling ideal bagi Dalot dan Sancho untuk membuktikan.

Dengan situasi ini, ada satu cara yang bisa Erik ten Hag terapkan untuk meredam agresivitas sisi kanan Liverpool sekaligus memberikan keleluasaan bagi Dalot untuk ikut menyerang, yaitu dengan memasang Malacia dibanding Luke Shaw di posisi bek kiri. Pada dua pertandingan sebelumnya, pemain baru dari Feyenoord ini masuk dari bangku cadangan dan lebih banyak berperan di lini pertahanan Manchester United.

Gambar 2 - Rata-rata posisi Malacia (12) dan Shaw (23) pada saat melawan Brentford (atas) dan Brighton (bawah)

sumber data : fantasyfootballscout

Terlihat pada ilustrasi di atas, rata-rata posisi Malacia berada di garis pertahanan yang lebih dalam dibandingkan dengan rata-rata posisi Shaw. Oleh karena itu, Malacia lebih cocok untuk mengantisipasi ledakan serangan Liverpool dari sisi kanan.

Dengan begitu, beban Dalot sedikit lebih ringan karena ada tiga pemain belakang yang selalu menempati posisinya. Ia bisa lebih sering mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Liverpool untuk menciptakan peluang. Tapi, Dalot juga perlu memperbaiki akurasi umpan silangnya yang bisa dibilang cukup rendah (33,3%).

Krisis Efektivitas

Satu masalah yang menyebabkan Manchester United dan Liverpool belum kunjung meraih kemenangan adalah efektivitas. Padahal, dalam dua pertandingan, mereka termasuk dalam tiga tim dengan percobaan sepakan paling tinggi (MU 32 tembakan, Liverpool 35 tembakan). Sayangnya, banyak tembakan yang tidak menemui sasaran. The Reds hanya 7 kali melepaskan tendangan ke gawang, sementara The Red Devils 9 kali. Maka, tidak heran jika persentase konversi tembakan menjadi gol mereka di bawah 9%.

Bagi Liverpool, sumber masalah efektivitas bisa berasal dari para penyerang andalan yang masih dirundung cedera. Diogo Jota yang musim lalu mencetak 15 gol belum pernah bermain sama sekali. Roberto Firmino yang sering menjadi pemecah kebuntuan masih mencari sentuhan permainannya. Sadio Mane sudah pergi dan penggantinya, Darwin Nunez justru mendapatkan hukuman larangan bertanding pasca ganjaran kartu merah.

Tapi, semua sadar bahwa Jurgen Klopp pelatih dengan seribu ide. Kondisi krisis pemain seperti ini telah ia alami dalam beberapa musim. Salah satu yang terparah adalah musim 2020/2021. Namun demikian, terbukti Liverpool masih bisa bersaing di papan atas Liga Inggris. Oleh karena itu, kemungkinan besar ia akan melakukan terobosan jika para pemain andalannya masih belum bisa memperkuat tim.

Bagi Erik ten Hag, masalah efektivitas hadir dari berbagai faktor. Dalam dua pertandingan awal, anak asuhnya belum mencetak gol. Satu gol saat menghadapi Brighton tidak terhitung karena hadir dari gol bunuh diri. Cristiano Ronaldo adalah pemain dengan jumlah percobaan tembakan tertinggi (7 kali) di antara seluruh pemain Manchester United. Namun, dari 7 kali percobaan, hanya 2 kali menemui sasaran. Justru Diogo Dalot yang aksinya lebih mengancam. Tiga tendangan yang ia lesatkan semuanya menemui sasaran.

Faktor lain yang tidak terlihat dari data adalah perihal mental. Lumrah jika para pemain Manchester United mengalami persoalan mental karena tekanan yang begitu besar dari media, klub, dan fans. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan kemenangan pada derbi ini. Tujuannya satu, melepas tekanan dan meningkatkan mental.

- Liverpool FC belum terkalahkan sejak bulan Maret 2018 dari Manchester United di Liga Premier

- Dua tim belum pernah menang sejak pekan pertama musim ini.

- Hingga pekan kedua, lebih dari 50% serangan kedua tim ini melalui area kanan.

- Liverpool FC hanya 7 kali melepaskan tendangan ke gawang, sementara Manchester United 9 kali.

Semua pertandingan bertajuk “derbi” selalu sulit ditebak. Bahkan, hasil pertandingan hampir selalu mematahkan semua data dan fakta dari pertandingan sebelumnya. Tapi yang pasti, North-West Derby pertama musim ini kemungkinan besar akan berlangsung dengan intensitas tinggi. Karena, kedua tim berada pada kondisi yang hampir serupa. Semua mengincar kemenangan pertama.

Komentar