Berpostur Pendek, Namun Bersinar Sebagai Seorang Bek Tengah

Cerita

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Berpostur Pendek, Namun Bersinar Sebagai Seorang Bek Tengah

Lisandro Martinez, seorang pemain bek tengah yang kedatangannya di Manchester United ramai diperbincangkan. Sebab lini belakang selalu menjadi kendala bagi Man United dalam beberapa musim ke belakang ini. Erik Ten Hag selaku manajer baru Man United memiliki pandangan tersendiri mengenai kedatangan Martinez. Bagi Ten Hag, Martinez memiliki timing yang baik meski berpostur tidak terlalu tinggi.

“Saya pikir dia (Martinez) bukan yang tertinggi (sebagai bek tengah), namun dia cukup bagus di udara. Saya senang dengan itu (kemampuan Martinez). Tentu saja, anda membutuhkan keseimbangan yang baik. Dia memiliki timing yang baik, itulah salah satu kemampuannya.” Ujar ten Hag mengenai kemampuan Martinez kepada wartawan ESPN, dilansir dari ESPN.com.

Pernyataan Ten Hag tersebut menjadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Sebab, apakah kriteria bek tengah yang bagus harus berpostur tinggi? Jawabannya bisa iya dan tidak. Iya, karena seorang bek tengah cukup sering melakukan duel udara dengan lawan-lawannya. Sementara bisa dikatakan tidak karena pergulatan dengan lawan lebih sering di darat melalui timing dalam melalui tekel.

Atribut seorang bek tengah

Duel area dan udara, blok, intersep, dan tekel menjadi atribut yang perlu dimiliki oleh seorang bek tengah. Berdasarkan peran di atas lapangan, bek tengah memiliki peran dalam mengatur transisi bertahan sebuah tim. Ada satu waktu ketika bek tengah harus memberi komando mundur, maju, dan menarik garis offside.

Bek tengah menjadi posisi yang krusial karena posisinya yang satu baris di depan penjaga gawang. Selangkah saja seorang bek tengah salah ambil keputusan, sebuah peluang, bahkan gol akan menjadi ganjarannya.

Mengenai bek tinggi dan pendek, sebetulnya akan kembali kepada atribut yang disebutkan tadi. Bagaimana pemain ini dibutuhkan dan memiliki atribut yang mana. Bek dengan postur tinggi biasanya mumpuni dalam duel udara maupun udara. Namun, tidak menutup kemungkinan lihai dalam mengambil bola dengan timing yang pas.

Kemudian, mengenai bek yang memiliki postur yang pendek biasanya dianugerahi dengan atribut agresivitas, respon, dan timing yang baik dalam membaca atau mengambil bola melalui pemotongan alur umpan lawa atau tekel secara langsung.

Pemain-pemain seperti, Carles Puyol, Fabio Cannavaro, hingga terbaru Martinez menjadi bukti bahwa dengan postur pendek tidak menutup kemungkinan dirinya bermain sebagai bek tengah yang kokoh.

Carles Puyol (178 cm)

Puyol merupakan seorang bek tengah andalan yang dimiliki oleh Barcelona sejak tahun 1999 hingga masa pensiunnya pada tahun 2014. Puyol menjadi dirigen di lini pertahanan Barcelona, hingga dirinya dipercaya sebagai kapten tim sejak tahun 2004. Jabatannya sebagai kapten cukup tepat karena Puyol memiliki kemampuan membaca situasi dan komitmennya dalam mengambil keputusan.

Seperti yang dijelaskan di atas, jika peran bek tengah menjadi cukup sentral untuk urusan komando permainan maupun transisi bertahan. Dan Puyol memiliki itu sebagai bek tengah dengan kekurangan tinggi badannya. Selain itu, Puyol memiliki badan yang kokoh saat duel udara maupun duel darat dan memiliki reaksi yang baik dalam membaca bola.

Dari data Whoscored, sejak 2009, hingga 2014 Puyol mencatatkan 123 pertandingan dengan rataan 1,8 tekel, 2 intersep, 0,7 pelanggaran, 3,5 sapuan, dan 0,2 blok per pertandingan.

Pemain one man club ini juga mendapat sebuah penghargaan individu sebagai pemain bertahan terbaik tahun 2006 dari UEFA. Di tahun tersebut pula Barca mengemas treble, diantaranya juara La Liga, Liga Champions, dan Supercopa Spanyol.

Fabio Cannavaro (176 cm)

Kemudian Cannavaro yang menjalani debut menjadi bek tengah di Napoli. Lalu ia ditunjuk menjadi kapten untuk pertama kalinya ketika pindah ke Parma pada 1995. Sama seperti Puyol, Cannavaro memiliki kepemimpinan yang baik di lini belakang. Bek asal Italia itu memiliki atribut reaksi yang baik dalam membaca bola di darat.

Kemampuannya dalam membangun serangan dari bawah pun sangat berguna karena kepiawaiannya membagi bola. Cannavaro yang juga merupakan kapten Italia berhasil mempersembahkan Piala Dunia 2006. Pada tahun itu jugalah Cannavaro mencapai gelar individual dari posisinya tersebut.

Ia mendapatkan penghargaan FIFA World Player of the Year 2006, Ballon d’Or 2006, Serie A Footballer of the Year 2006, Serie A Italian Footballer of the Year 2006, Serie A Defenders of the Year 2006.

Lisandro Martinez (178 cm)

Lalu satu lagi, pemain yang sedang hangat diperbincangkan adalah Martinez yang baru direkrut Man United. Ia direkrut dari Ajax Amsterdam dengan harga 67 juta euro untuk dikontrak lima tahun. Uniknya, kedatangan Martinez menjadi perbincangan karena tinggi badannya.

Bahkan ketika Anda mengetik nama di google dengan kata kunci “Lisandro Martinez” maka rekomendasi teratas adalah “Lisandro Martinez Height” atau tinggi badan Martinez. Bek tengah asal Argentina ini memiliki timing yang baik dalam mengambil bola.

Selain itu, Martinez pintar dalam membagi bola, sehingga dirinya mampu membangun dan memulai serangan dari bawah.

Banyak alasan mengapa Ten Hag memboyong mantan pemainnya ketika masih melatih Ajax itu. Catatan dari Whoscored terhadap penampilan Martinez bersama Ajax di Eredivisie 2021/22, mencatatkan dari 29 pertandingan, Martinez mengemas 2 tekel, 1,9 intersep, 0,8 pelanggaran, 2,8 sapuan, dan 0,5 blok di setiap pertandingannya.

Martinez menutup musim 2021/22 dengan mempersembahkan gelar juara Liga Belanda untuk Ajax. Selain itu, Martinez juga mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik Ajax di tahun 2022.

Didampingi Bek Tinggi

Ketiga bek yang disebutkan diatas memang memiliki postur yang tidak ideal sebagai bek tengah. Kendati demikian, mereka menutup kekurangannya dengan kemampuan membaca bola, timing dalam duel udara, maupun melakukan tekel akurat. Kehadiran bek-bek tengah berpostur pendek itu pun sering didampingi partner berbadan tinggi.

Misalnya seperti Puyol yang didampingi Gerard Pique di Barcelona, Cannavaro dan Alessandro Nesta ketika di Italia, dan Martinez bersama Jurren Timber atau Perr Schuurs ketika di Ajax. Pada musim yang akan datang pun Martinez akan diduetkan bersama Harry Maguire yang berpostur tinggi di lini belakang Man United.

Komentar