Terjemahan Wawancara Antonin Panenka, Bagian I: Berkah dan Kutukan

Cerita

by Redaksi 43 28667

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Terjemahan Wawancara Antonin Panenka, Bagian I: Berkah dan Kutukan

Percaya tidak percaya, ada saja orang yang tidak asing kepada tendangan Panenka namun tidak mengetahui bahwa nama tersebut diambil dari nama penemunya, Antonín Panenka. Jika fakta itu saja terlewatkan oleh mereka, pasti terlewatkan pula fakta-fakta lain di balik tendangan yang percobaan terbesarnya terjadi pada final Piala Eropa 1976 tersebut. Kepada Karel Haring, Panenka berkisah mengenai tendangan yang membuat namanya terkenal sepanjang masa. Lengkap dengan kisah-kisah di baliknya, yang tak diketahui orang banyak.

Versi asli wawancara ini, dalam bahasa Inggris, dimuat dalam The Blizzard edisi keenam.

Haring: Nama Anda akan selamanya dihubungkan dengan tendangan penalti terkenal di final Piala Eropa 1976. Apakah Anda menganggapnya berkah atau kutukan?

Panenka: Keduanya. Jelas saya bangga dan bahagia mengenai tendangan penaltinya. Namun, di lain pihak, ketika nama "Panenka" disebut semua orang hanya mengingat tendangan penalti itu. Motto sepakbola saya adalah "bermainlah untuk kebahagiaan dan hiburan para pendukung dan diri sendiri." Saya ingin mereka membicarakan aksi-aksi saya dan gol-gol saya, di pub atau di tempat-tempat lain. Saya berusaha mencapainya sepanjang karir saya namun tendangan penalti itu menutupi semua momen lain. Saya bangga terhadap penalti itu namun agak ambivalen.

Haring: Tapi Anda tidak alergi terhadap pertanyaan mengenai itu?

Panenka: Jelas tidak. Sekarang akan menjadi kali keseribu saya membicarakan penalti itu namun ini adalah bagian dari hal-hal seperti ini. Kita harus bisa menghadapi hal semacam ini. Entah saya suka atau tidak, tendangan penalti saya adalah bagian dari sejarah sepakbola dan karier saya sehingga saya masih terbuka mengenai pembicaraan tentang perasaan saya dan kenangan tentang bagaimana tendangan penalti itu terjadi. Saya senang karena menendang penalti dengan cara itu masih belum mati, karena banyak pemain yang meniru cara saya. Dan saya senang ketika seorang komentator berkata "itu tendangan penalti Panenka." Tendangan penalti itu terjadi 35 tahun lalu namun bahkan anak-anak kecil pun mengenalnya. Barangkali sudah sampai tiga generasi.

Haring: Apa yang Anda pikir ketika Anda melihat seseorang berusaha menendang penalti dengan cara itu?

Panenka: Saya senang namun tendangan penalti ini bukan semata soal mencoba. Tendangan penalti ini tidak mudah. Saya melatihnya dengan keras selama dua tahun. Ini bukan hanya soal menjalani tugas mengeksekusi penalti dan menendang bola ke tengah gawang karena menendang dengan cara itu sangat berisiko. Saya melatihnya hingga sempurna.

Haring: Tendangan Panenenka yang mana yang paling Anda suka?

Panenka: Mungkin tendangannya Zinedine Zidane atau Thierry Henry. Saya rasa tendangan penalti ini masih sangat sukses. Saya mencobanya mungkin sebanyak 35 kali dan hanya satu kali gagal. Sebelumnya saya menendang penalti dengan cara ‘"normal"’ dan lebih sering gagal. Tendangan penalti ini masih senjata ampuh.

Haring: Tendangan penalti Anda menjadi bahan pembicaraan besar di Piala Eropa 2012 karena Andrea Pirlo dan Sergio Ramos. Pernahkan Anda berpikir hal seperti ini akan terjadi?

Panenka: Saya rasa tidak ada yang pernah menyangka hal ini bisa terjadi namun jelas itu membuat saya bahagia. Dan itu mengonfirmasi apa yang telah saya katakan selama bertahun-tahun. Ini senjata ampuh. Jika dilakukan dengan tepat dan dengan timing yang tepat, persentase keberhasilannya 100%. Saya mengamati semua penjaga gawang pada tendangan penalti dan tidak satu pun yang tetap di tengah.

Haring: Saya tahu tidak mudah menghubungi Anda sejak Andrea Pirlo mencetak gol dengan tendangan Panenka. Seringkali telepon Anda sibuk. Berapa banyak wawancara yang Anda jalani?

Panenka: Saya tidak menghitungnya namun saya selalu berbicara lewat telepon sepanjang pagi dan siang hari. Saya melatih kembali bahasa Jerman saya setelah bertahun-tahun dan saya menerima panggilan dari nyaris semua negara sepakbola, termasuk Argentina: dari Spanyol, Jerman, Austria, Italia, Prancis. Gila. Saya senang para jurnalis menyebutnya "‘tendangan penalti Panenka"’. Ketika mereka menulis mengenai itu bahkan di Inggris, itu berarti sesuatu [tertawa].

Haring: Yang mana dari kedua penalti (gaya Panenka pada Piala Eropa 2012) yang lebih Anda sukai?

Panenka: Pirlo lebih baik. Penaltinya sama dengan saya, Ramos sedikit lebih tinggi namun di lain pihak itu lebih mengejutkan karena ia pemain bertahan. Namun satu hal yang pasti, keduanya telah melatih tendangan itu sebelumnya. Ini bukan kebetulan.

Haring: Bagaimana Anda menjelaskan rahasia mencetak gol dari penalti?

Panenka: Tendangan penalti selalu pertarungan antara penendang dan penjaga gawang "– siapa yang lebih berani? Tidak ada penjaga gawang yang bertahan di tengah "– itulah dasar strategi saya. Penjaga gawang menunggu dan ketika kaki saya bersentuhan dengan bola, ia memilih satu sisi ketimbang yang lain. Ketika saya menendang bola dengan lembut, penjaga gawang sudah bergerak dan tidak dapat memperbaiki kesalahan yang ia perbuat. Namun jika saya menendang terlalu kuat, penjaga gawang bisa melakukan penyelamatan refleks. Karena itulah saya menggunakan lob lambat. Dibutuhkan lebih banyak waktu untuk terjadi gol namun penjaga gawang tidak dapat melakukan penyelamatan.

Haring: Kedengarannya mudah...

Panenka: Nyatanya tidak. Kita harus bisa meyakinkan penjaga gawang bahwa kita akan menendang bola dengan cara yang normal. Saya selalu berusaha melakukannya dengan pergerakan atau dengan mata saya. Saya membuatnya bergerak ke arah yang saya inginkan.

Haring: Saya dapat mengerti jika Anda berhasil dalam percobaan pertama namun tidakkah para penjaga gawang menerka kebiasaan Anda?

Panenka: Kami bertanding melawan Dukla Praha beberapa pekan sebelum Piala Eropa. Penjaga gawang mereka Ivo Viktor, rekan satu kesebelasan saya di tim nasional, tahu bahwa saya biasa menendang penalti dengan cara itu. Namun ia tidak tinggal di tengah. Sulit bagi penjaga gawang untuk tidak memilih sisi karena jika ia tinggal di tengah dan kebobolan, orang-orang akan bertanya mengapa ia tidak berusaha.

Haring: Berapa lama Anda melatihnya?

Panenka: Sekitar dua tahun. Setelah nyaris setiap sesi latihan saya menghadapi penjaga gawang kami, Zden?k Hru"ška. Ia bagus dalam penalti, mengalahkan saya, dan karenanya saya kehilangan banyak uang karena kami bertaruh. Saya memikirkan cara mengalahkannya. Itu gagasan pertama. Walau demikian, dasarnya adalah saya melatih penalti setiap hari. Jika saya hanya melakukannya sekali atau dua kali sepekan, saya tidak akan pernah berhasil mengembangkannya.

Haring: Bagaimana reaksi pelatih-pelatih Anda?

Panenka: Mereka menyerahkan keputusan kepada saya. Mereka tahu bahwa saya akan menendang dengan cara itu. Bagusnya adalah saat itu media tidak banyak membahasnya dan Sepp Maier tidak menyaksikan pertandingan Bohemka (Bohemians 1905). Jadi lebih mudah bagi saya [tertawa].

Haring: Ketika Anda menendang penalti di final di Beograd, apakah itu termasuk dalam beberapa percobaan pertama Anda ataukah Anda sudah mencobanya berkali-kali?

Panenka: Kesepuluh "– mungkin bahkan kurang dari itu.

Haring: Tapi rekan-rekan Anda tidak terlalu mempercayai Anda. Penjaga gawang Ivo Viktor tidak senang...

Panenka: Benar. Kami berbagi kamar sepanjang kejuaraan dan ia berkata kepada saya sebelum pertandingan bahwa saya akan sangnat kurang ajar jika saya melakukannya, bahwa itu terlalu berisiko dan jika saya melakukannya, ia tidak akan mengizinkan saya masuk. Namun pada akhirnya ia mengizinkan saya masuk...

Haring: Apakah setelahnya Anda berpikir mengenai apa yang akan terjadi andai Anda gagal?

Panenka: Saya adalah turner ahli jadi saya bergurau bahwa saya sekarang akan sudah menjadi turner dengan pengalaman selama 30 tahun di ?KD (salah satu perusahaan rekayasa terbesar di Praha). Mungkin karir saya akan berakhir, saya tidak yakin. Benar bahwa saya saat itu mendengar pendapat bahwa mereka akan menghukum saya karena mereka akan menganggapnya sebagai hinaan terhadap sistem. Mungkin saya akan menjadi semacam musuh publik dan saya akan harus bekerja di tempat lain sebagai stoker.

Haring: Jadi Anda harus sangat yakin tidak akan gagal...

Panenka: Seratus persen [tertawa]. Namun itu juga sebagian karena euforia yang kami alami sepanjang kejuaraan. Tidak ada yang menanggap kami sebelum kejuaraan. Bahkan walau kami kalah di final, orang-orang akan tetap memuja kami di Cheskaslowakia. Jerman yang tertekan.

Haring: Benarkah Sepp Maier tidak berbicara kepada Anda selama bertahun-tahun karena penalti itu?

Panenka: Ketika ia mendengar nama saya, ia tidak bereaksi dengan baik. Saya ingat banyak jurnalis Barat saat itu menulis saya mempermalukannya. Namun itu tidak benar. Saya melihatnya sebagai cara termudah mencetak gol penalti. Persoalannya adalah saya tidak terkenal sebelum itu sementara ia adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Ini tidak mudah baginya.

Haring: Namun Anda bertemu dengannya di Praha, 35 tahun setelah Beograd. Apakah Maier sudah menerimanya?

Panenka: Ya, semuanya sudah baik-baik saja. Kami bermain golf dan minum bir.

Haring: Pernahkah Anda berpikir mengenai seberapa besar Anda akan diuntungkan dari momen seperti itu jika Anda melakukannya, katakanlah, 30 tahun lebih lambat dari waktu aslinya, ketika sepakbola jauh lebih komersil?

Panenka: Jelas kami akan lebih diuntungkan dari kemenangan itu dan jauh lebih diuntungkan lagi dari penaltinya; kondisi pemasaran sama sekali berbeda. Saat itu, setelah kembali, kami diminta untuk tetap membumi. Sekarang semuanya lebih komersil. Kami bisa mendapat lebih banyak uang dan hidup kami akan jauh lebih mudah.

Bersambung ke bagian kedua di sini

Komentar