Perbandingan Inter Milan dengan Stoke City Menurut Xherdan Shaqiri

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perbandingan Inter Milan dengan Stoke City Menurut Xherdan Shaqiri

Stoke City begitu gigih untuk mendapatkan Xherdan Shaqiri dari Internazionale Milan pada bursa transfer musim panas 2015. Manajer Stoke, Mark Hughes, sudah mengaggumi Shaqiri sejak masih memperkuat Bayern Munich. Hughes menganggap Shaqiri merupakan pemain yang dinamis dan eksplosif. Diharapkan potensinya bisa membawa sesuatu yang berbeda untuk kesebelasannya.

Stoke sudah mengajukan tawaran kepada Shaqiri sejak Januari 2015 lalu. Namun, pemain bersangkutan justru lebih memilih bergabung dengan Inter. Pilihan itu telah disesali oleh Shaqiri. Performanya dianggap tidak memuaskan pelatihnya, Roberto Mancini. Shaqiri pun hanya menyumbangkan satu gol dan dua asist selama setengah musim lalu.

Maka Shaqiri dimasukan ke daftar jual Inter pada bursa transfer musim panas 2015. Keputusan tersebut masih disambut baik Stoke, karena Hughes tetap bersikeras untuk memboyong Shaqiri, kendati pernah menolak tawaran sebelumnya.

Kesebelasan berjuluk The Potters itu mengajukan penawaran 16,8 juta euro. Kisaran harga yang memunculkan sinisme para pemerhati Liga Primer Inggris. Kabar penawaran itu seolah membuat kebanyakan orang acuh tak acuh dan mentertawakannya. Harga yang diajukan itu pun lebih mahal daripada uang 15 juta euro yang dipakai Inter untuk memboyong Shaqiri.

Tapi kali ini Stoke lebih beruntung. Akhirnya Shaqiri memiliki pemikiran lain dan menerima pinangan Stoke itu pada awal musim ini. Harga 16,8 juta euro itu pun telah membuatnya sebagai pemain termahal Stoke sepanjang masa.

Menurut agennya, Arber Sakiri, Stoke telah berhasil membuat Shaqiri terkesan. "Stoke memiliki reputasi tertentu sebelumnya, tapi Mark Hughe sjelas telah mengubah pandangan tentang klub. Xherdan menyadari Stoke tidak memainkan permainan yang mereka lakukan seperti beberapa tahun lalu," ungkapnya seperti dikutip dari Mirror.

Baca juga : Kosovo, Empat Paragraf dan Tiga Bendera di Sepatu Shaqiri.

Kendati demikian, keputusan Shaqiri memilih The Potters  membuat Stefan Effenberg, Manajer SC Paderborn, heran. Mantan pemain Munich itu mempertanyakan Shaqiri yang lebih memilih Stoke ketimbang Schalke. Padahal, kabarnya Shaqiri tinggal satu langkah lagi akan kembali ke Bundesliga.

Effenberg menduga alasan Shaqiri lebih memilih The Potters itu karena tawaran yang lebih besar senilai 3 juta poundsterling. Tidak cuma Effenberg, Stephane Henchoz, mantan pesepakbola Swiss, melontarkan pendapat yang sama tentang Shaqiri dan uang.

Tapi anggapan Effenberg dan Henchoz dimentahkan CEO Stoke, Peter Coates. Dirinya menegaskan Shaqiri memilih klubnya karena Liga Primer Inggris lebih baik daripada Bundesliga. Begitu juga diungkapkan oleh pemain jebolan FC Basel ini.

"Mimpi saya selalu datang untuk Liga Primer karena saya suka dan mencintai negeri ini. Ini adalah tempat yang menakjubkan. Saya menikmati sepakbola di sini sepanjang akhir pekan dan selalu mengikuti liga ini," ungkap Shaqiri, seperti dikutip The Guardian.

Baca juga : Stoke yang Kesusahan Membujuk Kembaran Ibrahimovic.

Setelah bergabung dengan Ryan Shawcross dkk., Shaqiri mengutarakan kekesalan tentang karier di kesebelasan sebelumnya. Namun rasa kesal itu bukan ditujukan kepada komentar pedas Effenberg atau Henchoz. Justru kemarahan Shaqiri dilampiaskan untuk menyindir Inter yang telah menjual dan menyia-nyiakan.

Dirinya pun memberikan sebuah dongeng tentang ketidak profesionalan Mancini. Shaqiri tidak merasa punya masalah dengan Mancini, namun ia merasa gusar ketika pandangan Mancini kepadanya mulai berubah.

Shaqiri juga membeberkan sebuah pengalaman yang memalukan ketika masih memperkuat Inter. Kala itu Shaqiri  sedang cedera, namun ia harus bisa sesegara mungkin tampil kembali. Maka, Shaqiri dianjurkan Mancini dan pihak klub untuk pergi ke suatu gunung di Italia. Konon, gunung tersebut ditinggali seorang pria tua yang memiliki obat mujarab untuk menyembuhkan cederanya dengan cepat.

Shaqiri pun mengangguk dan melakukan perjalanan menuju gunung tersebut. Namun apa yang ia rasakan dampaknya? Rupanya Shaqiri tidak merasakan perubahan yang signifikan untuk cederanya itu. Pengalamannya itu menjadi sebuah perbandingan dengan penanganan cedera bersama The Potters.

"Ini juga alasan mengapa Stoke City adalah pilihan terbaik. Di sini ada tujuh ahli fisioterapi yang akan memeriksa saya setiap hari secara profesional," ungkapnya seperti dikutip dari FC Inter News.

Shaqiri merasa meninggalkan Inter dan bergabung dengan Stoke adalah keputusan tepat. Dirinya mengaku gaya permainannya cocok dengan iklim sepakbola Inggris yang mengandalkan fisik dan kecepatan. Berbeda dengan Inter yang dirasa banyak terjadi kesalahan di sana baik di dalam, maupun luar lapangan.

Sumber lain : BBC, ESPN FC, Metro, Mirror.

Komentar