Mimpi Slovakia untuk Ulangi Memori 2010

Cerita

by redaksi

Mimpi Slovakia untuk Ulangi Memori 2010

Di antara 20 negara yang berhasil lolos langsung dari fase kualifikasi Piala Eropa 2016, terdapat nama Slovakia. Negara pecahan dari Cekoslovakia ini mengumpulkan 22 poin dari 10 pertandingan dengan rincian tujuh kemenangan, satu imbang, dan dua kali kalah.

Hasil ini pun mengantarkan Slovakia melaju ke turnamen yang digelar di Perancis tahun depan sebagai runner-up grup C menemani Spanyol yang menjadi pemuncak klasemen di grup tersebut dan memaksa Ukraina menjalani laga play-off karena hanya sanggup berada di posisi ketiga dibawah mereka.

Lolosnya negara dengan peringkat 18 FIFA (Oktober 2015) ini ke Perancis 2016 terasa sangat istimewa karena untuk kali pertama sejak menjadi negara merdeka pada tahun 1993, mereka berhasil lolos ke Piala Eropa. Hasil ini pun mengulangi prestasi mereka pada tahun 2010 lalu ketika untuk pertama kalinya Slovakia lolos ke Piala Dunia yang dihelat di Afrika Selatan dan berhasil mencapai babak 16 besar.

Dengan lolosnya mereka ke Perancis tahun depan sekaligus menciptakan sejarah baru di Piala Eropa. Sejak Republik Ceko dan Slovakia masih menjadi satu negara dengan nama Cekoslovakia dan pernah menjuarai turnamen ini pada tahun 1976 lalu, Republik Ceko dan Slovakia tampil bersama di gelaran Euro untuk kali pertama.

Keduanya pernah bertemu 10 kali dalam segala ajang, dengan Ceko unggul sebanyak 5 kali dan imbang dua kali. Menjadi sangat menarik andai keduanya bertemu langsung di Piala Eropa 2016 nanti. Aroma perang saudara dipastikan akan terasa di laga tersebut.

Sejak Merdeka pada 22 tahun silam, Slovakia tidak seberuntung Ceko dalam mengelola industri sepak bolanya. Mereka harus membangun sendiri kesebelasan negaranya dari awal dibanding dengan Ceko yang mewarisi beberapa skuad di sangara Cekoslovakia.

Hal ini pun terlihat dari debutnya di turnamen resmi pasca merdeka. Mereka tergabung di grup 1 bersama Rumania, Perancis, Polandia, Israel, dan Azerbaijan di pra Piala Eropa 1996. Hasilnya, di debutnya di ajang kualifikasi tersebut mereka tidak lolos. Mereka hanya mampu duduk di posisi ketiga dibawah Rumania dan Perancis yang menjadi juara dan runner-up di grup 1. Hasil yang tidak begitu buruk mengingat negara mereka harus memulai sepak bolanya dari awal.

Berbeda dengan saudaranya yakni Republik Ceko yang lebih mahfum dan mewarisi sepak bola langsung dari Cekoslovakia. Meskipun sama-sama melakukan debut di turnamen resmi pasca berpisah dengan Slovakia. Di Pra Piala Eropa 1996, negara yang bermarkas di Štadión pod Dub?om di Kota ÂŽilina ini, berhasil memuncaki grup 5 mengangkangi Belanda yang harus melewati fase play-off melawan Republik Irlandia. Bahkan sang saudara pun berhasil menjajaki partai final menghadapi Jerman sebelum akhirnya mereka dihentikan oleh gol emas dari Oliver Bierhoff.

Setelah kegagalan pada fase kualifiasi Piala Eropa, Slovakia pun ketika itu mengalihkan perhatiannya pada Piala Dunia 1998 yang dihelat di Perancis. Akan tetapi, seakan mengulang capaiannya pada Pra Piala Eropa 1996, mereka pun tak lolos dari fase kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa grup 6. Mereka harus berada di posisi ke empat dibawah Spanyol, Yogoslavia, serta sang saudara Republik Ceko.

Kegagalan negara dengan ibukota Bratislava ini di dua ajang kualifikasi tersebut menyebabkan mereka melakukan perubahan besar-besaran. Dimulai dari pembinaan usia muda, kepelatihan, hingga infrastuktur mereka benahi agar bisa mewujudkan cita-cita mereka untuk bermain di ajang Piala Dunia dan Piala Eropa.

Pada tahun-tahun berikutnya pun sangara Slovakia masih belum bisa menunjukan tajinya di persepakbolan Eropa maupun dunia. Di ajang kualifikasi Piala Eropa dan Dunia yang mereka ikuti selalu berakhir dengan kegagalan. Mereka hanya bisa menyaksikan saudaranya yang lebih beprestasi dibandingkan dengan mereka seperti pada Piala Eropa 2000, 2004, 2008, serta di Piala Dunia 2006.

Akan tetapi pembinaan usia muda yang mereka terapkan sejak 1998 mulai menemui hasil. Pada kualifikasi Piala Dunia 2010, mereka tergabung di grup 3 Zona Eropa bersama Slovenia, Irlandia Utara, Polandia, San Marino, serta sang saudara Repulik Ceko.

Slovakia pun berhasil lolos dari grup tersebut sebagi pemuncak klasemen ditemani oleh Slovenia. Dan yang paling membahagiakan tentunya adalah menyingkirkan Republik Ceko. Karena ketika itu, sang saudara harus puas berada di peringkat ketiga dan mengakhiri asa mereka untuk tampil di ajang Piala Dunia yang sebelumnya pernah mereka lakukan pada 4 tahun sebelumnya.

Di Afrika Selatan, mereka tergabung bersama Italia, Paraguay, serta Selandia Baru di Grup F. Dengan usia rata-rata pemainnya pada waktu itu berumur 26,1 tahun, Slovakia sempat diremehkan oleh sebagian pengamat dan diprediksi akan pulang lebih cepat dari Benua Afrika mengingat saat itu mereka tergabung bersama sang Jawara bertahan Italia.

Meski hanya mengumpulkan satu poin dalam dua pertandingan awalnya. Slovakia tidak kehilangan asa. Di pertandingan terakhirnya melawan Italia, mereka berhasil menang dengan skor 3-2. Dan dengan hasil ini, mereka pun berhak lolos ke babak 16 besar menemani Paraguay dan menyebabkan Italia harus angkat koper lebih cepat dari Afrika Selatan.

Mimpi besar Slovakia untuk terus melangkah di pentas dunia pun terhenti oleh Belanda pada fase 16 besar. Mereka kalah 2-1 setelah gol dari Arjen Roben dan Wesley Sneijder hanya bisa dibalas oleh Róbert Vittek, sang top skor sepanjang sejarah Slovakia sejauh ini dengan 23 golnya, pada menit ke-90 melalui titik penalti. Meskipun terhenti di babak 16 besar, hal tersebut menjadi prestasi tersendiri bagi Slovakia, mengingat hal tersebut dilakukan di debutnya di Piala Dunia.

Akan tetapi, hasil gemilang di Piala Dunia 2010 tidak terulang pada Piala Eropa 2012 serta Piala Dunia 2014. Di kualifikasi Piala Eropa 2012, The Fighting Jodas tidak lolos dari fase kualifikasi karena gagal bersaing dengan Rusia dan Republik Irlandia. Sedangkan ketika kualifikasi Piala Dunia 2014, skuat asuhan Ján Kozák kalah bersaing dari Bosnia-Herzegovina serta Yunani.

Meski tidak berhasil membawa Slovakia ke Brazil, Kozák masih dipercaya oleh Slovenský Futbalový Zväz (SFZ) atau Assosisi Sepakbola Slovakia untuk tetap melatih Slovakia menghadapai kualifikasi Piala Eropa 2016. Dan hal itu pun tidak disia-siakan oleh Kozák. Seakan ingin membalas kepercayaan dari SFZ, ia pun berhasil membantu Slovakia lolos ke Piala Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Lolosnya negara yang dikapteni oleh Martin Škrtel ini pun disambut suka cita oleh warganya. Mereka berharap prestasi di Piala Dunia 2010 lalu yang berhasil menembus babak 16 besar bisa terulang pada Piala Eropa 2016 nanti. Sanggup atau tidaknya mereka berprestasi akan Marek Hamšík dkk buktikan sendiri di Perancis tahun depan.

Komentar