Vladimir Weiss Sang Petualang

Cerita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Vladimir Weiss Sang Petualang

Piala Eropa tentu merupakan ajang bagi para pemain di negara-negara di benua biru tersebut untuk ajang unjuk gigi. Selain mengharumkan nama negaranya, mereka juga membawa panji kesebelasan yang dibelanya saat ini.

Seperti diketahui Eropa merupakan poros dari sepakbola di muka bumi, pasalnya kesebelasan-kesebelasan top serta liga-liga elit berada di sana. Tentu sangat langka untuk menemukan pemain yang tak berkiprah di benuanya sendiri. Dari sekian banyak pemain yang merumput di ajang Piala Eropa, ada satu pemain yang memilih untuk bermain di sebuah liga di Jazirah Arab, ia adalah Vladimir Weiss.

Weiss yang kini bermain di Al-Gharafa yang tergabung dalam Liga Qatar, berhasil mencetak satu gol dan sukses membawa Slovakia menang atas Rusia pada laga semalam. Berbeda dengan Marek Hamsik yang juga mencetak gol di laga tersebut. Pemain yang identik dengan rambut mohwak-nya itu adalah penggawa Napoli yang merupakan salah satu kesebelasan papan atas di Italia. Sementara Weiss kini jauh dari hingar bingar liga top Eropa.

Menariknya, dari total sementara 27 gol yang terjadi di turnamen Piala Eropa kali ini, ia adalah satu-satunya pencetak gol yang tidak bermain di liga Eropa. Selain itu ia juga merupakan penggawa Liga Qatar pertama yang sukses mencetak gol di Piala Eropa.

Qatar memang bisa dibilang bukan hal yang asing bagi para pemain top di liga elit eropa. Nama – nama seperti Gabriel Batistuta, Stefan Effenberg serta Djibril Cissé merupakan beberapa pemain yang telah mencicipi atmosfer kompetisi negara timur tengah tersebut.

Akan tetapi beberapa pemain di atas memilih Qatar sebagai pelabuhan di penghujung karier. Ketiga pemain di atas hijrah ke Qatar setelah berkepala tiga. Hal yang berbeda dengan Weiss yang kini baru menginjak 26 tahun, ia telah memulai petualangannya di Qatar sejak berumur 24 tahun.

Weiss sebenarnya bukan tidak dilirik oleh beberapa tim besar. Ia sempat menimba ilmu di akademi Manchester City. Bahkan ia sempat bekontribusi kala berhasil menyumbangkan satu gol di leg kedua partai final FA Youth Cup di musim 2007/2008 dan sukses membawa City meraih trofi tersebut untuk kedua kalinya.

Setahun kemudian Weiss berhasil menembus tim senior, akan tetapi ia masih bermain sebagai pemain pengganti. Pasalnya selain City telah memiliki Martin Petrov, mereka juga baru saja mendatangkan kembali Shaun Wright-Phillips yang juga beroperasi di sektor sayap. City pun akhirnya meminjamkan dirinya ke Bolton Wanderers, Glasgow Rangers hingga Espanyol.

Selain itu akusisi yang dilakukan oleh milyuner Uni Emirat Arab, Khaldoon Al Mubarak juga semakin memupuskan kariernya di Etihad Stadium. Dengan datangnya beberapa bintang kelas dunia, semakin memperkecil kansnya sebagai pemain muda untuk bermain di tim utama secara reguler.

Dengan alasan tersebut, pada Agustus 2012 ia memantapkan hati untuk menerima pinangan Pescara yang telah meraih tiket promosi ke Serie A. Namun kiprahnya bersama kesebelasan berambang lumba-lumba itu tak bertahan lama setelah mereka kembali terdegradasi ke Serie B.

Hanya semusim merumput di Italia, Weiss hijrah ke Olympiakos. Alasanya, ia memprioritaskan untuk tampil di Liga Champions. Padahal kala itu ia dikabarkan diminati oleh beberapa kesebelasan dari Inggris, Italia, Spanyol dan juga Rusia.

Tak genap semusim berseragam The Red-Whites, secara mengejutkan ia memutuskan untuk pindah ke Lekhwiya SC yang merupakan tergabung di Liga Qatar. Ia beralasan bahwa ingin melanjutkan petualangannya sebagai pemain sepakbola dan juga demi pengembangan kariernya. Kini ia memperkuat Al-Gharafa yang juga merupakan peserta Liga Qatar.

Sementara itu kiprahnya bersama timnas Slovakia di awali pada tahun 2009 saat Weiss baru berumur 19 tahun. Ia juga turut ambil bagian di ajang Piala Dunia pertama bagi Slovakia enam tahun silam. Di ajang tersebut mereka berhasil melangkah hingga babak 16 besar. Menariknya, Slovakia saat itu dilatih oleh ayahnya, Vladímír Weiss Sr.

Kini pada ajang pertamanya di Piala Eropa, ia sukses melakukan pembuktian. Golnya ke gawang Rusia berhasil membawa Slovakia meraih poin penuh sekaligus memperpanjang asa mereka untuk lolos ke babak 16 besar. Buah dari petualangannya ke berbagai liga top Eropa hingga Asia.

ed : arn

Foto: Wikimedia

Komentar