Warisan Aksi Panggung Keluarga kepada Flores untuk Hadapi Liga Inggris

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Warisan Aksi Panggung Keluarga kepada Flores untuk Hadapi Liga Inggris

Mampu mengimbangi Everton pada laga pekan pertama Liga Primer Inggris bukanlah hasil yang buruk bagi kesebelasan yang baru promosi seperti Watford. Bahkan kesebelasan berjuluk The Hornets itu mampu unggul terlebih dahulu kendati bermain di Goodison Park, kandang Everton, melalui gol Miguel Layun pada menit ke-13. Kemudian tuan rumah juga harus bersusah payah menghindar dari kekalahan karena baru bisa menyamakan skor 2-2 pada menit 86 atas gol Arouna Kone.

"Kami telah bekerja sangat keras selama musim panas untuk memberikan kinerja tinggi melawan Everton. Saya benar-benar percaya diri dengan para pemain. Saya melihat setiap hari bagaimana mereka bekerja dan itu adalah sebuah kelompok," ujar Quique Sanchez Flores, Manajer Watford.

Flores sendiri bukan pilihan sembarangan bagi Watford yang memiliki mimpi lebih besar pada kesempatan Liga Primer Inggris musim ini. Pasalnya The Hornets merupakan kesebelasan Inggris yang selama ini cuma mampu bertahan satu musim pada divisi teratas Liga Inggris ini.

Maka dari itu Giampaolo Pozzo selaku pemilik Watford menginginkan jejak karir yang berbeda mulai dari Liga Primer Inggris 2015/2016. Setidaknya Flores mampu bertahan dan menghindari The Hornets dari zona degradasi.

Seharusnya pekerjaan Flores untuk bertahan di Liga Primer Inggris itu lebih mudah mengingat ia pernah membawa Benfica juara Taca da Liga 2008/2009 dan juara European League 2009/2010 serta UEFA Super Cup 2010 bersama Atletico Madrid.

Agar semakin percaya diri, pria yang lahir di Kota Madrid ini pun dibekali 12 pemain baru di Vicarage Road, kandang Watford. Bahkan mereka pun siap mendatangkan Alessandro Diamanti dari Fiorentina sebagai pemain baru ke-13. Pozzo percaya dengan sokongan pemain-pemain baru bisa membuat sejarah anyar yang lebih baik bagi Watford.

Tapi justru filosofi lain dijadikan panutan tersendiri bagi Flores untuk menukangi kesebelasannya saat ini. Mantan Pelatih Getafe ini merupakan penikmat tarian Flamenco, seni dari Andalusia bagian Spanyol Selatan.

Tarian itu disokong dengan musik-musik folks Spanyol yang hanya dengan mengandalkan gitar, tepuk tangan dan petikan jari digabungkan dengan tarian-tarian yang membuat komposisi musik itu seolah kaya. Ya, Flores amat menikmat seni tradisionalnya itu.

"Saya telah melihat banyak hal dalam hidup saya. Saya telah berkali-kali di bioskop dan tempat-tempat menakjubkan, menonton beberapa penari yang paling brilian, seniman dan artis Spanyol," akunya.

Lantunan tarian Flamenco dari folks Spanyol tidak lepas dari inspirasi Flores kepada bibinya bernama Lola Flores. Adik dari ibunya itu merupakan penari, musik dan artis legendaris dari Spanyol yang membuatnya menjadi ikon dari cerita rakyat Andalusia dan budaya Gypsy dan diakui dalam dunia internasional.

Selain tarian flamenco, Lola juga menguasai tarian chotis dan chopla (berpasangan). Tapi sayangnya sang bibi tercinta meninggal akibat kanker payudara dua dekade lalu. Walau begitu, Flores selalu mengatakan jika jiwa Lola masih berada dalam dirinya dan menginspirasinya menjadi seorang manajer sepakbola.

2B57BC4F00000578-0-image-m-27_1439497993919
Potret Lola Flores yang merupakan bibi dari Quique Sanchez Flores

Apalagi ibunya, Carmen Flores, merupakan artis pada tahun 1950-an di Spanyol. Maka dari inspirasi keluarganya bisa menjadi pendalaman peran berbeda antara seni panggung dan lapangan hijau.

Tentu unsur entertaint dalam diri Flores mengingatkan kepada Reginal Kenneth Dwight, mantan pemilik Watford, pada tahun 1970-an dan 1990 sampai 2000-an. Dedikasi pria yang akrab disapa Elthon John itu sangat tinggi sampai namanya diabadikan salah satu nama tribun di Stadion Vicarage Road.

Atas insiprasi dari kelurganya itu pun Flores menampik dugaan sifat protagonis para pemainnya di setiap laga. Pasalnya perombakan pemain dalam tubuh Watford cukup besar mengingat 12 pemain baru sudah mereka datangkan.

"Bagi saya itu sangat penting untuk menghibur fans yang datang ke pertandingan. Saya membandingkan jenis profesi (sepakbola) dengan seniman teater. Ketika kami sedang mempersiapkan kinerja adalah hal penting untuk menciptakan emosi di tribun. Kadang-kadang ketika kita berlatih dan bekerja pada tugas tertentu, kita mencoba untuk memahami bahwa kita sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa," jelasnya.

Berterima Kasih kepada Alfredo Di Stefano

Selain kepada ibu dan bibinya, Flores juga berterima kasih kepada legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano, yang berperan sebagai walinya. Flores sendiri memiliki ayah bernama Isidro yang notabene juga mantan pemain Madrid. Ayahnya itu akrab dengan sosok Di Stefano.

Maka Di Stefano dipilih Isidro untuk menjadi ayah baptis Flores. Pasalnya, pria kelahiran 5 Februari 1965 itu pun harus merelakan perceraian kedua orang tuanya pada tahun 1970-an. Istri Di Stefano pun menjadi teman curhat setia Carmen semasa situasi sulit. Konon, Flores juga menerima banyak pelajaran dari Di Stefano.

"Di Stefano bagi saya adalah seperti seorang ayah kedua. Saya menghormati terlalu banyak kepadanya. Dia adalah pemain terbaik yang saya lihat dalam hidup saya," ujar Flores.

Kerja pria 50 tahun ini bersama Watford cukup berat karena harus meneruskan prestasi Slavisa Jokanovic, manajer Watford sebelumnya, yang berhasil mengantar kesebelasannya promosi. Ditambah lagi Pozzo memiliki visi misi agar The Hornets tetap bertahan di Liga Primer Inggris musim depan.

Sejauh ini Flores menanamkan satu bahasa Inggris yang dipergunakan di ruang ganti pada pemain-pemain Watford dari berbagai macam negara. Flores memang tidak memiliki pengalaman di Liga Inggris, namun bukan tidak mungkin pendalaman teater dan lapangan hijau bisa digabungkan menjadi suatu kekuatan agar bertahan di divisi tertinggi Liga Inggris ini. Selamat bekerja Flores!

Komentar