Kekonyolan-kekonyolan Neymar

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kekonyolan-kekonyolan Neymar

Walau Neymar da Silva Santos, penyerang Barcelona, tengah menikmati kesuksesan dalam beberapa waktu terakhir ini di tanah Spanyol, namun ia tetap tidak luput ketidakberuntungan. Pengalaman pahit tetap ia terima meski baru mengantarkan Blaugrana, kesebelasan julukan Barcelona, meraih treble winner. Terbaru, Neymar akan menandatangani kontrak baru berdurasi lima tahun ke depan dengan nilai berlipat ganda mencapai 12 juta euro.

Rencananya usai membela Brazil pada Copa America 2015 ia akan menandatangani mega kontrak tersebut. Akan tetapi, seperti yang dikatakan tadi, jika Neymar masih dirundung awan hitam kendati sedang menikmati masa jayanya.

Panditfootball memiliki banyak cerita tentang Copa America dari sejarahnya yang memiliki arti perlawanan sampai di balik gemerlapnya kemewahan ajang sepakbola Amerika Latin tersebut di sini.

Tapi nasib sial pemain bernomor punggung 11 di Barcelona tersebut agak mirip seperti Diego Costa, penyerang Chelsea, yang kerap mendapat hukuman akibat sikap provokatifnya. Ketika Final Copa del Rey, Neymar hampir dikeroyok para pemain Athletic Bilbao akibat memprovokasi lawan dengan menggunakan double heel, mengangkat bola memakai tumit melewati lawannya.

Ketika sedang pawai merayakan keberhasilan Barca meraih treble pun wajah Neymar harus ditampar Xavi Hernandez karena bercanda terlalu berlebihan. Neymar bersama rekannya, Andres Iniesta, bertindak usil kepada Xavi dengan mencoba melepas sepatu dan menyingkirkannya dari posisi di atas bus.

"Saya mengatakan kepada mereka untuk bermain-main dan fokus kepada para fans karena parade juara ini untuk mereka," terang Xavi seperti dikutip Marca. "Parade adalah tentang pendukung dan mengucapkan terima kasih kepada mereka," sambungnya.

Kekonyolan Neymar tidak berhenti di situ. Kemenangan 2-1 Brasil atas Peru pada laga Copa America 2015 sedikit ternoda oleh kekonyolannya. Padahal kontribusi untuk negaranya sangat besar melalui satu gol dan satu asist yang disumbangkan untuk kemenangan dramatis tersebut.

Pada menit ke-44 ia menghapus busa vanishing spray yang sudah disemprotkan wasit ke rumput hijau lapangan Estadio Municipal Bicentenario German Becker, Temuco Cili, tersebut.

29A11B7300000578-3124491-image-m-53_1434362115003


Terang saja wasit asal Meksiko, Roberto Garcia Orozco, berang. Ia mengganjar kartu kuning kepada Neymar yang justru malah bereaksi dengan senyum nakal seakan mengakui hal konyol yang telah dilakukannya.

Perbuatan pemain 23 tahun tersebut mengingatkan kita pada rekan kesebelasannya asal Brazil, David Luiz, yang juga melakukan hal sama ketika membela Paris Saint-Germain (PSG) melawan Chelsea pada laga 16 besar Liga Champions 2014/2015. Akan tetapi saat itu David Luiz lolos dari hukuman pengadil lapangan.

Kartu kuning kepada Neymar tersebut sama konyolnya dengan Paul Gascoigne ketika membela Glasgow Rangers melawan Hibernian pada 1995. Wasit Dougie Smith memberikan kartu kuning kepada Gazza, panggilan akrab Gascoigne, karena ia bercanda memberikan kartu kuning kepada Smith atas perayaan golnya.

Selain itu ganjaran kartu kuning konyol lainnya diterima kiper Kroasia, Ivan Banovic, karena mengejar kucing yang masuk ke lapangan ketika pertandingan belum dihentikan wasit. Bahkan si raja asist Liga Primer Inggris, Cesc Fabregas, pernah lebih sial lagi karena harus mendapatkan kartu merah begitu konyol pada penghujung musim lalu akibat menendang bola mengarah kepada kerumunan pemain lawan.

Tapi di sisi lain, di balik rencana pembaharuan kontrak mahal Neymar dan kekonyolannya akhir-akhir ini, ia mesti mendapatkan kabar duka. Pasalnya Zito, legenda sepakbola Brasil sekaligus penemu bakat Neymar di Santos, meninggal dunia di Sao Paulo karena menderita penyakit stroke.

"Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan orang ini, hanya menghargai segala sesuatu yang dilakukan untuk saya. Terima kasih Zito! #RIPZITO," tulis Neymar dalam status Twitternya.

Semoga saja sepeninggal mentornya di Santos tersebut bisa membuat Neymar lebih sadar untuk lebih menghargai lawan atau pengadil lapangan. Atau jika berlebihan, bukan tidak mungkin ia mendapatkan “potongan diskon” dari kontrak terbesar kedua setelah Lionel Messi di Blaugrana itu.

Komentar