Old Firm Derby: Pelampiasan Kebencian Dua Keyakinan

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Old Firm Derby: Pelampiasan Kebencian Dua Keyakinan

Pada abad ke-18 begitu banyak imigran dari Irlandia datang ke Kota Glasgow Skotlandia. Hama kentang membuat penduduk di seberang lautan ini mengalami kesulitan hidup. Orang-orang yang tidak cukup mampu untuk menyeberang ke Benua Amerika pun akhirnya memilih Skotlandia untuk meneruskan hidupnya.

Akan tetapi para pendatang itu membawa politik baru, yakni terkait dengan loyalis dan republikan, juga ideologi lain seperti konservatisme, sosialisme. Tidak hanya itu, mereka pun membawa latar belakang agama Katolik Irlandia Roma.

Glasgow sendiri awalnya merupakan kota yang sudah identik dengan penganut Protestan. Sejak abad 16, gerakan reformasi Protestan jauh lebih buas dibandingkan Katolik.

Bahkan mereka sudah sejak itu membasmi etnis-etnis katolik, salah satunya menerpa para mahasiswa Edinburgh. Setelah dianggap mempertanyakan keberadaan Tuhan dan bisa dihukum mati, berdasarkan paham Teokrasi. Maka dari itu hingga abad 18, komunitas anti katolik di Glasgow lebih banyak ketimbang komitas katolik. Setidaknya terdapat 43 komunitas anti katolik, dibanding 39 komunitas Katolik.

Kedatangan para imigran ini pun berdampak panjang. Sekolah-sekolah terpaksa didirikan terpisah antara Katolik dengan Protestan. Dalam hal ini Katolik masih tertindas. Selain sekolah terpisah, mereka juga sering diusir perusahaan-perusahaan Protestan. Sehingga lebih memilih membuka usaha sendiri.

Tentunya, faktor tersebut juga berimbas juga soal sepakbola. Glasgow Rangers sudah didirkan pada 1873, dengan dukungan Protestan. 15 tahun berselang, barulah Celtic F.C didirikan dengan dukungan dari Katolik. Awalnya, Celtic didirikan atas dasar ketakutan dari Biarawan Serikat Maria bernama Romo Walfrid pengaruh protestanisme yang menyebar di Katolik. Selain itu jika Celtic juara, Romo berharap mampu menghancurkan mitos inferioritas Katolik kepada Protestan.

Rupanya harapan itu pun terwujud, di derby pertama mereka. Pada 28 Mei 1888, Celtic berhasil mengalahkan saudara tuanya tersebut dengan skor 5-2. Selain itu, kesebelasan berjuluk The Bhoys langsung menyabet empat gelar dari enam kejuaraan liga Skotlandia.

Merasa dikalahkan oleh imigran dan kesebelasan lebih muda, Rangers semakin meradang. Mereka pun bangkit dengan berhasil menang berulang-ulang kali dari Celtic. Sejak itulah para Protestan Skotlandia semakin menyematkan aspirasi religius dan politik. Melalui kesebelasan berjuluk The Gers ini, dijadikan sarana pelampiasan para Protestan.

Cerita Old Firm Derby ini semakin memanas setelah pada abad 20 sebuah perusahaan Protestan, Harland and Wolff Shipbuilding Company, direlokasi dari Belfast ke Glasgow. Ribuan buruhnya sering mengolok-olok kaum Katolik saat itu.

Akan tetapi, akibat semakin berkembangnya industri Jerman dan Amerika, perusahaan ini pun mengalami pailit. Hal ini kemudian menyebabkan persaingan kerja yang semakin ketat. Selama 10 Tahun mereka mengalami depresi. Lalu hal itu menjadi menjalar ke urusan agama dan Katolik dikambing hitamkan.

Saat itu sering sekali khutbah di gereja-gereja, tentang ancaman Katolik di Skotlandia. Kekerasan pun semakin menjadi-jadi. Beberapa kelompok seperti Greg Billy Boys muncul. Sedangkan Katolik memberikan perlawanan dengan terbentuknya geng McGrory Boys dan McGlynn Push.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, konflik menjalar ke ranah tribun. Dimana klub sepakbola masing-masing, menjadi pelampiasan kebencian antara Katolik dengan Protestan.

Kedua kubu terus berseteru, meski masing-masing kesebelasan sudah tidak memandang pesepakbola dari agamanya. Baik Celtic maupun Rangers, memiliki pemain berkeyakinan Protestan maupun Katolik.

Akan tetapi itu bukanlah alasan bagi suporter kedua kubu untuk berdamai. Rival abadi tetap tidak pernah mati. Dari kubu The Bhoys, mereka tetap mengakui dirinya adalah orang Irlandia. Bendera tiga warna, sering ditemukan di Celtic Park. Lagu-lagu pro gerilyawan IRA terkadang dinyanyikan yang dianggap Rangers mereka tidak mencintai Skotlandia.

Sedangkan kebanggan lokal tetap diusung Rangers dan selalu mengangap Celtic adalah musuhnya. Maka nyanyian dengan lirik “Halo-halo, kami ini Billy Boys,” seolah mengingatkan Greg Billy Boys, ketika membasmi para Katolik.

Baca juga:

Suporter Celtic: Old Firm Derby Telah Tiada



Foto dari : The Sun

Komentar