Masalah-masalah yang Dihadapi Rafael Benítez

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Masalah-masalah yang Dihadapi Rafael Benítez

Setelah mengakhiri musim 2014/2015 tanpa gelar, Real Madrid menaruh harapan besar pada Rafael Benitez untuk musim 2015/2016. Bersama pelatih asal Spanyol tersebut, kesebelasan berjuluk Los Galacticos ini berharap tak mengulangi apa yang dihasilkan Carlo Ancelotti pada musim lalu.

Benitez yang sebelumnya melatih kesebelasan asal Italia, Napoli, langsung berbenah di sepanjang pra-musim kali ini. Sepertinya dalam pemahaman Benitez, salah satu cara yang harus ia lakukan untuk memaksimalkan permainanan anak asuhnya yang bermuara pada kemenangan adalah mencari posisi dan peran yang pas untuk pemain termahal dunia, Gareth Bale.

Pada musim keduanya Bale bersama Madrid, pemain asal Wales tersebut dianggap mengalami penurunan performa dan tak mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Anggapan yang tak sepenuhnya salah, karena catatan gol Bale untuk Madrid musim lalu menurun dari 23 gol dalam 40 pertandingan pada musim pertamanya, menjadi 15 gol dari 43 penampilan pada musim lalu.

Masalah lain yang muncul adalah Bale dianggap terlalu egois. Pada musim lalu, bukan sekali dua kali Bale digosipkan tak akur dengan peraih Ballon d’Or 2014, Cristiano Ronaldo. Konon, alih-alih bekerja sama dengan pemain lain untuk mencetak gol, Bale lebih sering memaksakan diri. Parahnya, upaya tersebut juga sering berakhir dengan kegagalan.

Masalah inilah yang coba dipecahkan oleh Benitez selama pra-musim. Ia berusaha mencari posisi dan peran yang pas untuk Bale. Dan salah satu usahanya adalah ditempatkannya pemain berusia 26 tahun tersebut di belakang penyerang tunggal dalam formasi 4-2-3-1, dan dibebaskan untuk bergerak layaknya Ronaldo.

Memainkan peran ini memang peran yang diinginkan Bale ketika bermain. Posisi ini pula yang membuatnya menjadi pemain hebat saat membela Tottehnam Hotspur. Hal ini diungkapkannya pasca menaklukkan mantan kesebelasannya itu, Hotspur, dengan skor 2-0, di mana ia turut mencetak satu gol bagi Madrid.

“Ini adalah posisi terbaik saya. Saat saya bermain untuk Tottenham, saya rasa saya memainkan sepakbola terbaik. Dan begitu juga saat membela Wales, di sana saya pun memainkan sepakbola terbaik. Untuk saya, ini adalah posisi saya dan tempat di mana saya ingin bermain,” papar Bale.

Gol yang dicetaknya ke gawang Spurs tersebut merupakan gol pertamanya sepanjang pra-musim kali ini. Sebelumnya, ia hanya berkontribusi satu assist untuk gol Benzema saat Madrid menumbangkan Manchester City dengan skor 4-1.

Benitez sendiri tampaknya coba memahami keinginan Bale ini. Karena dari enam kali uji tanding yang ia jalani, Bale lima kali ditempatkan sebagai gelandang di belakang penyerang. Sementara itu, hanya satu kali eks-pemain Tottenham Hotspur tersebut ditempatkan sebagai sayap kanan, posisinya musim lalu, yaitu saat menghadapi AS Roma di International Championship Cup.

Namun Benitez akan memiliki pertimbangan lain jika Bale ditempatkan sebagai gelandang serang seperti keinginannya. Memasang Bale di belakang penyerang sama artinya dengan membangku cadangkan gelandang serang asal Kolombia, James Rodriguez.

James yang baru bergabung dengan Madrid pada pertandingan uji tanding ke-3, menghadapi Internazionale Milan, lebih sering masuk sebagai pengganti. Dari lima kali penampilannya, hanya dua kali James dimainkan sejak menit pertama.

Ketika dimainkan bersamaan Bale pun James tak menempati posisi idealnya, gelandang serang tengah. Saat menghadapi kesebelasan Norwegia, Valerenga, James menempati pos sayap kanan karena pos gelandang di belakang penyerang ditempati oleh Bale.

Sementara itu, saat James masih dalam masa liburan setelah menjalani pertandingan Copa America, pemain yang ditempatkan sebagai gelandang serang menemani Bale dan Ronaldo adalah Isco. Penampilan Isco sendiri cukup mencuri perhatian di mana sepanjang pra-musim ini menjadi pemain dengan tiga assist, assist terbanyak Madrid pada pra-musim ini.

Di tengah percobaan-percobaan yang dilakukan Benitez ini, sialnya, ia harus diterpa badai cedera yang diderita para pemainnya. Setelah Fabio Coentrao dan Pepe, kini giliran Ronaldo dan Benzema yang juga harus menepi.

Ronaldo dan Benzema yang cedera sebelum turnamen Audi Cup, diperkirakan harus menepi sekitar dua minggu. Ini membuat keduanya tak bisa berlaga pada dua laga Audi Cup dan menghadapi Valerenga. Hasilnya pun tak terlalu menggembirakan karena hanya meraih satu kemenangan (menghadapi Spurs), dan gagal mencetak gol pada dua laga lainnya (dikalahkan Bayern Munich dan imbang menghadapi Valerenga).

Hal ini tampaknya akan menjadi masalah lain yang dihadapi oleh Benitez. Selain mencari cara untuk memaksimalkan Bale, ia pun harus memiliki strategi ketika bermain tanpa Ronaldo, yang musim lalu mencetak lebih dari 50 gol.

“Ini hanya pertandingan persahabatan, tapi tim sudah berusaha mencetak gol. Kami kurang presisi,” tutur Benitez seperti dilansir AS. “Saya tidak 100 persen puas, dan kami memiliki beberapa ruang yang harus diperbaiki.”

Benitez harusnya menyadari bahwa Madrid tak bisa memainkan Ronaldo pada setiap pertandingan. Cedera atau hukuman kartu bisa kapan saja datang pada kapten timnas Portugal tersebut. Sehingga belum tentu Ronaldo bisa seperti musim lalu di mana ia hanya sekali mengalami cedera dan harus absen pada satu pertandingan.

Persoalan lain yang juga tengah dihadapi oleh Benitez adalah tentang siapa yang akan menjadi kiper utama Real Madrid. Namun untuk masalah ini, jika David de Gea bisa didatangkan pada bursa transfer musim ini Benitez tampaknya tak akan ragu untuk membangku cadangkan Kiko Casilla dan Keylor Navas ketika memiliki kiper sekelas De Gea.

Setelah menghadapi Valerenga, Madrid masih akan menjalani satu pertandingan pra-musim, yaitu menghadapi Galatasaray pada trofeo Santiago Bernabeu. Laga ini bisa dibilang akan menjadi laga puncak bagi Benitez untuk memastikan di manakah Bale akan ditempatkan, bagaimana cara Madrid ketika harus bermain tanpa Ronaldo, dan siapa kiper utama Madrid jika De Gea gagal didatangkan.

Hal tersebut menjadi penting karena sepekan setelah menghadapi Galatasaray, La Liga musim yang baru sudah mulai bergulir. Sementara mengingat persaingan papan atas La Liga yang selalu ketat hingga akhir musim, memiliki awal musim yang bagus bisa menjadi modal penting untuk memenangi persaingan pada akhir musim. Itulah alasan Benitez harus segera menemukan jawaban atas masalah-masalah yang hadapinya selama pra-musim ini.

foto: dailymail.co.uk

Komentar