Catatan Kontra Malaysia: Timnas Indonesia Menang Segalanya

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Catatan Kontra Malaysia: Timnas Indonesia Menang Segalanya

Peluit panjang 90 menit ditiup oleh pengadil lapangan, kala laga penentu antara Indonesia bertemu Malaysia di Singapura National Stadium. Skor telak 4-1 kemenangan Indonesia atas Malaysia sekaligus memastikan lolos dan melaju ke semifinal Piala AFF 2020.

Indonesia menang segalanya dalam pertandingan tersebut. Indonesia keluar menyerang dan melakukan tekanan tinggi kepada, hingga beberapa kali kerap memaksa para pemain Malaysia membuat kesalahan. Sempat tertinggal satu gol melalui sepakan jarak jauh Kogileswaran Raj, Indonesia menunjukkan mental bertarungnya dengan tidak mengendorkan tekanan.

Alhasil Indonesia lebih banyak menguasai bola dan berhasil membalikkan keadaan dengan membukukan empat gol hingga akhir pertandingan.

Kaya akan komposisi

Untuk kesekian kalinya, Shin Tae-yong mengejutkan publik dengan mengotak ngatik komposisi pemainnya. Di pertandingan kontra Malaysia, pola 4-4-2 ia gunakan dengan (kembali) mengistirahatkan Evan Dimas sebagai opsi kedua.

Duet sayap antara Ramai Rumakiek dan Irfan Jaya, kemudian duet lini serang Ezra Walian dan Witan Sulaeman menjadi pemandangan baru untuk komposisi timnas. Irfan Jaya dan Ramai Rumakiek kerap kali melakukan tekanan demi tekanan tinggi di lini tengah hingga bertahan Malaysia, sehingga membuat para pemain Malaysia tidak nyaman dalam memegang bola. Tidak hanya Rumakiek dan Irfan, bahkan Ezra, Witan hingga Kambuaya merupakan pemain yang berperan menekan pemain tengah dan bertahan Malaysia.

Begitu pula dengan duet bek sayap Indonesia, Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam yang sukses meredam serangan sayap andalan Malaysia, Safawi Rasid dan Aiman Hanafi. Pergerakan Arhan cenderung lebih maju menyerang dan beberapa kali bergerak menusuk ke dalam kotak penalti lawan. Sedangkan Asnawi yang biasanya bergerak overlap, kini cenderung bergerak lebih mundur ke dalam menjaga pertahanan.

Lini pertahanan kembali diisi oleh nama Alfeandra Dewangga dan Fachruddin, sebagai palang pintu kokoh kala menghadapi Vietnam. Duel demi duel dimenangkan oleh Fachruddin yang berpostur ideal seorang bek tengah. Pertahan Indonesia dibuat tenang oleh Rachmat Irianto yang kerap kali membantu pertahan Indonesia dari gempuran Malaysia dari lini tengah. Dengan kemampuan menahan bolanya, Irianto sukses menjadi penghubung lini pertahanan, tengah hingga depan.

Disiplinnya lini pertahanan tercermin dari nihilnya kartu kuning yang diperoleh dari lini tersebut. Justru pemain yang ditugaskan dalam menekan lawan yang memperoleh kartu kuning, seperti Ezra, Rumakiek, dan Kambuaya.

Permainan dengan tekanan tinggi sepanjang 90 menit bahkan diluar dugaan. Pasalnya, dalam keterangan Shin Tae-yong sebelum pertandingan, mengungkapkan jika para pemainnya mengalami kelelahan setelah bertanding tiga laga dalam 10 hari. Namun, karakteristik daya juang pemain Korea yang selalu memberikan tenaga 100 persen tercermin di pertandingan tersebut. Pemain Indonesia nampak terus memberikan tekanan tanpa henti hingga peluit panjang tanda akhir pertandingan.

Kredit patut diberikan kepada pemain yang berjuang di atas lapangan. Kedisiplinan lini pertahanan, tekanan tanpa henti, hingga skema dalam menyelesaikan peluang menjadi gol yang menjadi keunggulan Indonesia di pertandingan tersebut.

Namun, beberapa hal yang membuat kemenangan tersebut belum terasa sempurna. Kebobolan Indonesia selalu terjadi berawal dari kesalahan pemainnya. Total gol dilesatkan ke gawang Indonesia bukan melalui permainan terbuka sang lawan. Dua gol Kamboja berawal dari bola mati, dan dua gol dari Laos dan Malaysia berawal dari kesalahan.

Di pertandingan melawan Malaysia, sapuan lemah Irfan Jaya membuat bola jatuh tepat di kaki Kogileswaran, sehingga membuahkan gol cantik jarak jauhnya. Empat kesalahan berbuah gol yang dilakukan pemain Indonesia seharusnya menjadi catatan penting bagi Shin Tae-yong untuk menatap laga selanjutnya.

Irfan Jaya sang pemeran utama

“Wiith great power, comes great responsibility,” penggalan tersebut cocok disematkan kepada para punggawa garuda, salah satunya Irfan Jaya. Setelah kesalahannya berbuah gol bagi lawan, tanggung jawab berat berada di pundaknya sebagai seorang penyerang. Hal tersebut direspon oleh Irfan dengan melakukan tekanan, hingga sesekali dapat merebut bola dari kaki lawan.

Irfan kerap kali bergerak bebas dari sisi kanan, hingga menusuk ke tengah. Pergerakan tanpa bola Irfan membuka ruang dengan membukukan gol balasan ke gawang Malaysia, berawal dari cut back Witan di sisi kanan lini serang Indonesia.

Penempatan posisi Irfan ketika berada di kotak penalti sering kali tidak terkawal oleh pemain bertahan Malaysia. Hal tersebut kembali terjadi ketika proses gol kedua Indoneisa. Irfan mengambil celah bebas ketika pemain bertahan Malaysia berfokus pada penetrasi Arhan dari sektor kiri serangan Indonesia. Irfan berada di belakang, memanfaatkan bola liat dari sepakan Arhan yang mengenai kaki pemain Malaysia, dan kemudian melebar ke sisi kanan tempat Irfan berada, hingga dikonversi menjadi gol.

Gol ketiga terjadi tidak luput dari peran Irfan Jaya. Kali ini Irfan terlibat sebagai assist bagi gol spektakuler Pratama Arhan di luar kotak penalti. Irfan menyodorkan operan kepada Aran yang berada pada posisi bebas di sisi kiri lini serang Indonesia, sehingga leluasa dalam melepaskan tendangan keras mengarah ke gawang.

Satu kesalahan berbuah gol dibayar lunas dengan dua gol dan satu assist menjadi tanggung jawab besar yang dituntaskan Irfan Jaya, sekaligus menjadi salah satu pahlawan kemenangan Indonesia.

Gol terakhir tercipta dari sundulan Elkan Baggott yang masuk di babak kedua setelah turun minum menggantikan Rumakiek. Peran Elkan Baggott memberi sinyal jika Indonesia akan memperkokoh lini pertahanannya. Sesekali Elkan diandalkan sebagai penyambut umpan silang dengan kelebihan postur jangkungnya, dan sesekali bergerak maju dari sisi kiri membantu serangan.

Pecah telur dan calon lawan Indonesia

Kemenangan telak ini sekaligus memecahkan dua kemenangan beruntun Malaysia atas Indonesia saat berhadapan di partai kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia ronde dua.

Indonesia tak bergeming di posisi puncak dengan poin serupa dengan Vietnam yang menduduki posisi dua. Indonesia unggul dalam jumlah selisih yang sama, yakni 9, Indonesia unggul produktifitas gol dengan total 13 kali membobol gawang lawan dan empat kali kebobolan.

Dengan begitu, Indonesia akan menghadapi Singapura, sang tuan rumah di babak semifinal Piala AFF 2020. Calon lawan Indonesia ini bukan merupakan lawan yang mudah. Tidak hanya kuat sebagai tuan rumah, dengan meyapu bersih tiga laga awal dan mengalahkan contender kuat di Grup A, yakni Filipina, menjadi tanda bahwa Singapura bermain sangat bagus. Tidak hanya itu, merujuk pada posisi FIFA, Singapura masih berada enam peringkat di atas Indonesia. Itu menandakan jika perkembangan sepakbola Singapura kini mengalami perkembangan yang signifikan.

Dengan hasil positif Indonesia dan menduduki singgasana Grup B, berharap mengevaluasi dan terus mengalami perkembangan. AFF 2018 menjadi pertemuan terakhir Indonesia menghadapi Singapura dengan menelan kekalahan. Di laga semi-final nanti, adaptasi dan membaca permainan lawan menjadi kunci keberhasilan di atas lapangan. Tak hanya itu, mental menjadi faktor yang tak kalah penting dalam mendulang kemenangan.

Pertandingan melawan Malaysia patut menjadi pola yang dipertahankan, baik itu dalam membaca permainan, maupun tekanan tinggi. Pasalnya, keberanian tersebut mulai terbentuk kala bertemu dengan tim yang sepadan, seperti Malaysia.

Apapun itu, hasil ini merupakan buah dari cerdiknya pelatih Shin Tae-yong dalam menerapkan taktik, hingga pemain yang mengaplikasikan di lapangan dan beradaptasi dengan permainan lawan. Patut ditunggu, skema apa lagi yang akan dimainkan oleh Shin Tae-yong. Karena hingga saat ini ia memiliki opsi yang banyak ketika berhadapan dengan lawan yang berbeda.

Komentar