Mengapa Kita Malas Nonton Piala Dunia U-17?

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengapa Kita Malas Nonton Piala Dunia U-17?

Piala Dunia U-17 akan dimulai pada 10 November mendatang. Indonesia menjadi tuan rumahnya, namun sejauh mana kita antusias menyambutnya?

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan, target FIFA adalah ada 10 ribu penonton di setiap pertandingan Piala Dunia U-17 2023. "Memang kita itu ada target dari FIFA kurang lebih 10 ribu sampai 18 ribu penonton untuk setiap pertandingan Piala Dunia U-17," kata Erick dilansir dari CNN Indonesia.

Pria yang menjabat Menteri BUMN RI ini pun mendorong Piala Dunia U-17 2023 terus dipromosikan. "Informasi Piala Dunia U-17 2023 ini secara penelitian baru 50 persen masyarakat yang tahu. Jadi saya minta tolong ini promosinya digaungkan," kata Erick pada 4 Oktober silam dilansir dari Detik.com.

Untuk mendongkrak animo masyarakat, PSSI menggelar berbagai acara yang berkaitan dengan Piala Dunia U-17, seperti tour trofi ke beberapa kota, serta merilis lagu resmi turnamen, maupun berkampanye di media sosial. Namun, apakah ini efektif untuk mendongkrak animo masyarakat?

Jika berkaca pada dibatalkannya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, terang menimbulkan kekecewaan animo masyarakat. Pada 23 Juni silam, saat FIFA mengumumkan Indonesia ditunjuk menjadi pengganti Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17, gempitanya tak akan sama seperti menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

FIFA mencabut status Peru sebagai tuan rumah pada 3 April 2023 dengan alasan negara tersebut tidak mampu memenuhi kelengkapan infrastrukturnya sebelum turnamen dimulai.

Sejak awal, skuad yang dipersiapkan adalah U-20, sedangkan skuad U-17 nyaris tanpa persiapan apa-apa. Para pemainnya tidak berlaga secara reguler di klub, sedangkan Indonesia U-17, terakhir kali bermain pada Oktober 2022 pada turnamen Kualifikasi Piala Asia.

Dengan sisa skuad yang ada, PSSI menggelar seleksi di beberapa kota, ditambah dengan memasukkan pemain diaspora, serta menjalani pemusatan latihan di Jerman. Dengan ketiadaan kompetisi yang reguler, susah bagi PSSI untuk membentuk skuad yang matang .

Piala Dunia U-17 tentu berbeda dengan Piala Dunia tingkat senior maupun U-20. Di Piala Dunia U-20, misalnya, pilar utama beberapa tim adalah pemain yang sudah mendapatkan tempat di tim senior klubnya masing-masing.

Sementara U-17 bukannya tidak ada, namun cukup jarang kita menemukan pemain U-17 yang sudah berlaga bersama tim senior klub maupun tim nasional. Bagi pemain U-17 yang sudah bermain reguler bagi klubnya, tentu tak akan dilepas begitu saja oleh klubnya. Sebab mengingat Piala Dunia U-17 adalah turnamen kelompok umur dan masih terdapat banyak pemain yang siap menggantikannya.

Contoh dari kasus ini adalah Lamine Yamal yang kemungkinan besar tidak akan berlaga di Piala Dunia U-17 bersama Spanyol mengingat pemain berumur 16 tahun tersebut tampil bersama tim senior Barcelona dan sudah menjalani debut bersama Spanyol.

Bagi kubu Indonesia, ada satu pemain yang pernah memperkuat tim senior klubnya meski belum mendapatkan debut di tim nasional senior. Pemain itu adalah Arkhan Kaka, yang musim ini sudah tampil dua kali bersama Persis Solo.

Dalam turnamen Piala Dunia U-17 edisi 2019 yang digelar di Brasil, jumlah total penonton yang hadir ke stadion adalah 174,603 ribu atau rata-rata 3.358 per pertandingan.

Jumlah penonton ini turun dibanding edisi 2017 yang digelar di India. Total 1.347.133 penonton memadati stadion dengan rata-rata 25.906 penonton per pertandingan. Jumlah ini merupakan jumlah penonton terbanyak sejak turnamen ini digelar pertama kali pada 1985.

Bisakah Target Jumlah Penonton Terpenuhi?

Pada Minggu (29/10) Pandit Football Indonesia melakukan polling di media sosial Instagram stories dan X, mengenai minat orang-orang terhadap Piala Dunia U-17. Ada lima pertanyaan dengan persentase jawaban yang beragam.

Pertanyaan dan hasil polling dari dua media sosial tersebut adalah sebagai berikut:

  • Apakah kamu tertarik menonton timnas Indonesia di Piala Dunia U-17?

X: 1533 Voters (34.7% ya, 65.3% tidak)

Instagram: Ya 53% (301 votes), Tidak 47% (263 votes)

  • Apakah kamu tertarik menonton tim selain Indonesia bertanding, baik di stadion maupun di televisi/layanan OTT?

X: 320 Votes (31.9% ya, 68.1% tidak)

Instagram: Ya 47% (257 votes), Tidak 53% (294 votes)

  • Apakah kamu sudah membeli tiket nonton Piala Dunia U-17?

X: 331 Votes (4.2% sudah, 26.3% belum, 69.5% tidak akan membeli)

Instagram: Sudah 6% (36 votes), Belum 35% (202 votes), Tidak akan membeli 59% (333 votes).

  • Menurutmu, apakah persiapan Timnas U-17 sudah matang?

X: 567 Votes (4.8% sudah, 35.4% belum, 59.8% tidak matang)

Instagram: Sudah 8% (49 votes), Belum 40% (236 votes), Tidak matang 52% (298 votes).

  • Apa yang harus dilakukan PSSI untuk membentuk skuad U-17 yang bisa bersaing di kancah dunia?

X: 535 Votes (80.6% kompetisi kelompok umur, 19,4% naturalisasi).

Instagram: Kompetisi kelompok umur yang rutin 83% (476 votes), Naturalisasi 17% (97 votes).

Dari polling sederhana ini bisa ditarik kesimpulan belum cukup banyak yang tertarik untuk menonton Piala Dunia U-17 ini. Selain itu, banyak juga yang tidak akan membeli tiket. Salah satu yang terpenting adalah pentingnya kompetisi kelompok umur untuk membentuk tim nasional yang bisa bersaing di level dunia.

Di sisi lain, Meski Erick mengatakan masih 50% masyarakat yang tahu tentang Piala Dunia U-17, ada potensi penonton makin meningkat, terutama dalam pertandingan Indonesia. Satu syarat yang wajib dipenuhi adalah anak asuh Bima Sakti melaju sejauh-jauhnya.

Turnamen Piala AFF U-16 2022 bisa menjadi contohnya. Di laga awal fase grup antara Indonesia melawan Filipina, penonton yang datang ke Stadion Maguwoharjo sebagai venue turnamen hanya 1.439. Di pertandingan kedua melawan Singapura, jumlahnya naik menjadi 1.759. Di laga terakhir fase grup melawan Vietnam, jumlahnya melonjak drastis hingga 10.599.

Di babak semifinal, 9.427 penonton hadir pada laga melawan Myanmar itu. Jumlah penonton kembali naik di laga final melawan Vietnam, yakni 22.579.

Bisa jadi, jumlah penonton saat Indonesia bermain akan terus bertambah dengan catatan timnas tampil bagus di fase grup dan melaju ke fase gugur. Namun, tidak mudah bagi Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan untuk melaju ke fase gugur. Mereka terlebih dahulu harus menghadapi Ekuador, Maroko, dan Panama di fase grup.

Ekuador lolos ke Piala Dunia U-17 dengan status sebagai runner up Conmebol Sudamericano U-17 2023, Maroko merupakan runner up Piala Afrika U-17 2023, dan Panama adalah semifinalis Concacaf U-17 2023.

***

Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 hanyalah sebagai tuan rumah pengganti. Meski infrastruktur sudah siap karena sebelumnya dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20, persiapan skuad adalah persoalan lain.

Tidak terlalu antusiasnya masyarakat sebenarnya bisa ditingkatkan dengan performa Indonesia U-17. Namun, pekerjaan rumah bagi PSSI setelah Piala Dunia U-17 usai adalah membentuk kompetisi kelompok umur yang berjenjang dan terstruktur dengan baik, agar kita bisa lolos ke Piala Dunia tidak hanya dari jalur give away.

Komentar