Pandit FPL : Aset Terbaik FPL 2023/2024 (Bagian 1)

Fantasy Premier League

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pandit FPL : Aset Terbaik FPL 2023/2024 (Bagian 1)

Genderang perang Fantasy Premier League resmi berbunyi tepat ketika harga setiap aset diumumkan. Haaland memulai musim ini dengan harga £14 juta, tapi aset yang mendapat sorotan adalah Trent Alexander-Arnold yang dibanderol £8 juta. Amarah para manajer mungkin sedikit teredam andai bek asal Inggris tersebut dikategorikan sebagai gelandang, sesuai dengan peran baru yang ia dapatkan dari Juergen Klopp. Tapi, sebagai bek, harga tersebut sungguh membuat manajer perlu memutar otak lebih lama.

Keterbatasan manajer dalam memilih aset bukan hanya dari harga, tapi aturan Fantasy Premier League yang hanya memperbolehkan memilih tiga aset dari tim yang sama. Oleh karena itu, penting bagi setiap manajer untuk mengukur setidaknya tiga aset terbaik dari setiap tim.

Arsenal : Odegaard, Saka, Martinelli

Sebagai kompetitor utama Manchester City musim lalu, Arsenal tampil kuat dengan sokongan lini tengah yang sangat produktif. Bukayo Saka, Martin Odegaard, dan Gabriel Martinelli adalah tiga aset Arsenal dengan poin tertinggi musim lalu. Penampilan mereka sekaligus meredupkan pesona Gabriel Jesus yang diawal musim sempat mencetak rekor sebagai aset dengan angka kepemilikan tertinggi. Tapi pertanyaanya, apakah musim ini tiga gelandang tersebut tetap menjadi aset terbaik Arsenal?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat potensi aset lain. Di posisi kiper, Aaron Ramsdale sebetulnya sangat potensial, terutama di awal musim sebab Arsenal dalam 5 pertandingan pertama tidak bertemu lawan berat, kecuali menjamu Manchester United di Emirates. Di posisi bek, Gabriel Magalhaes dan William Saliba kemungkinan besar tetap menjadi pilihan utama Mikel Arteta. Tapi, Ben White dan Zinchenko diperkirakan akan lebih sering dirotasi mengingat Arsenal akan berlaga di empat kompetisi musim depan. Maka dari itu, harus jauh lebih berhati-hati dalam memilih aset Arsenal, terutama di lini belakang.

Di posisi penyerang, hampir 100% milik Gabriel Jesus selama ia terhindar dari cedera. Cerita mungkin akan berbeda andai Arteta mendatangkan penyerang anyar ke Emirates. Sayangnya, ekspektasi kita terhadap Gabsus musim lalu sedikit terpatahkan karena perolehan poin yang cukup jauh di bawah dari Haaland, Kane, bahkan Watkins. Satu-satunya alasan pemilihan Gabsus musim ini adalah kepastian bermain, tapi soal poin, masih perlu banyak pertimbangan.

Berdasarkan catatan-catatan di atas kami menilai bahwa gelandang memang menjadi pilihan terbaik untuk aset Arsenal. Namun jika diurutkan antara Saka, Odegaard, dan Martinelli, siapa yang terbaik?

Dari sisi potensi cetak poin gol, Saka dan Odegaard berada pada posisi yang terbaik dan setara, termasuk dari harga (8,5). Musim lalu, Odegaard sedikit lebih produktif dengan 15 gol dan jauh lebih efektif dibanding Saka dan Martinelli dengan catatan delta xG (selisih antara gol dengan angka harapan gol) yang mencapai +5,00. Satu-satunya keunggulan Saka adalah peran nya sebagai eksekutor penalti utama. Oleh karena itu, dalam hal ini kami sedikit mengunggulkan Odegaard dari pada Saka dan Martinelli.

Dari sisi potensi cetak poin asis, Odegaard lagi-lagi lebih unggul. Musim lalu angka harapan asis (xA) Odegaard (7,73) lebih tinggi dari Saka (5,81) dan Martinelli (6,96). Tidak hanya itu, dari sisi penciptaan peluang Arsenal lebih sering muncul dari kaki Odegaard (76 peluang) dibanding Saka (75) atau Martinelli (59). Terlebih, Odegaard merupakan eksekutor utama tendangan bebas.


Aston Villa : Watkins, Douglas Luiz, Mings

Aset-aset Aston Villa musim lalu mulai menarik perhatian ketika Unai Emery datang. Sebelum itu, hampir tidak ada aset Aston Villa yang meyakinkan. Maka tidak heran, jika aset terbaik Aston Villa musim lalu, Ollie Watkins, pun mayoritas mencetak banyak poin pada paruh kedua.

Musim ini, hampir di setiap lini Aston Villa memiliki aset yang cukup menarik. Di bawah mistar, Emiliano Martinez diperkirakan tetap menjadi pilihan utama Emery. Musim lalu ia mencetak 135 poin dengan catatan 11 clean sheets dan 98 saves. Di posisi bek, Mings jauh lebih menarik karena pemain asal Inggris ini tidak hanya berpotensi meraih poin clean sheets, tapi juga mampu menyumbang poin dari aksi menyerang dari keterlibatan nya sebagai target set piece. Total 130 poin yang ia sumbangkan di musim lalu membuatnya menjadi salah satu bek tengah dengan poin tertinggi.

Di posisi penyerang, Ollie Watkins tentu menjadi pilihan. Ia diperkirakan tetap menjadi pilihan utama mengingat sampai saat ini belum ada penyerang baru yang mendarat di Villa Park. Watkins musim lalu mencetak 16 gol dan 8 asis hingga membuatnya menjadi salah sati penyerang dengan poin tertinggi. Yang menjadi perhatian dari Watkins adalah efektivitasnya. Ia seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol karena angka harapan gol (xG) yang ia peroleh mencapai 16,6.

Oleh karena itu, soal efektivitas kami merekomendasikan satu nama yang kami anggap akan menjadi aset terbaik Aston Villa. Ia adalah Douglas Luiz. Aset ini sering berada di bawah radar. Padahal, musim lalu ia mencetak 142 poin dari 6 gol dan 7 asis. Tidak hanya itu, Luiz ternyata jauh lebih efektif dari Watkins. Enam gol yang ia cetak berasal dari xG yang jauh lebih rendah yaitu 2,8. Artinya, aset ini mampu mencetak gol meski dari sudut sempit. Tidak hanya itu, Luiz tercatat sebagai eksekutor utama tendangan bebas dan sepakan pojok sehingga potensi asis semakin besar.

Bournemouth : Billing, Solanke, Christie

Musim lalu merupakan musim pertama Bournemouth setelah beberapa musim di divisi Championship. Sebagai tim promosi, Bournemouth tampil tidak terlalu meyakinkan dan lebih banyak bergelut di papan bawah meski pada akhirnya finis di peringkat ke-15. Oleh karena itu, musim ini diperkirakan aset Bournemouth tidak akan menjadi primadona utama.

Meski demikian, bukan berarti aset Bournemouth harus selalu dihindari karena di Liga Inggris setiap tim bisa saling mengalahkan. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen risiko. Jika mereka tidak melakukan perubahan besar musim ini, Bournemouth diperkirakan tidak akan menelan banyak kemenangan. Oleh karena itu, aset kiper dan bek perlu dihindari. Aset gelandang dan penyerang justru bisa menjadi aset diferensial dengan risiko rendah mengingat gelandang dan penyerang tidak banyak terpengaruh oleh jumlah kebobolan.

Ketika perhatian difokuskan ke gelandang dan penyerang, dengan mudah kita akan menyebutkan nama Philip Billing. Soal Aset ini berpotensi menjadi aset diferensial dengan alasan yang cukup kuat. Kepastian bermain, harga yang sangat murah (5,5 m) dan produktivitas musim lalu mencapai 7 gol dan 2 asis. Selain Billing, hampir tidak ada lagi pemain yang terlihat potensinya. Hanya Marcus Tavernier (5,5m) dan Ryan Christie (5,0m) yang bisa dipertimbangkan. Di antara dua pemain tersebut, kami lebih memilih Christie dengan harga yang sedikit lebih murah dari Billing. Terlebih Christie (4,96 xGI) punya nilai angka harapan keterlibatan gol (xGI) yang lebih baik dari Tavernier (4,50 xGI)

Di jajaran penyerang, Solanke masih bisa dipertimbangkan sebagai penyerang diferensial. Enam gol dan 10 asis musim lalu tentu jadi modal yang penting. Tempatnya hampir tidak tergantikan meski Bournemouth masih memiliki Kieffer Moore. Meski demikian, pemilihan Solanke harus sangat memperhatikan jadwal mengingat slot untuk penyerang hanya tiga. Jika dalam 3-4 pertandingan Bournemouth tidak menemui lawan berat, Solanke bisa jadi diferensial yang tepat.

Brentford : Raya, Mbeumo, Wissa

Sejak musim pertama promosi, Brentford di tangan Thomas Frank sudah menarik perhatian. Meski tidak bersaing di papan atas, tapi mereka tampil sebagai Giant Killer. Musim lalu, mereka menjadi satu-satunya tim yang tidak bisa dikalahkan oleh sang juara, Manchester City. Gaya permainan yang reaktif dengan pertahanan yang sangat solid juga berdampak pada pemilihan aset.

David Raya di bawah mistar jadi aset terbaik. Musim lalu, Raya adalah aset dengan poin tertinggi (166 poin) setelah Ivan Toney (182 poin). Hal ini bisa terjadi karena Brentford secara kolektif memiliki pertahanan solid dengan kualitas individu dengan atribut bertahan di atas rata-rata. Tentu kita harus menyebut nama Ben Mee sebagai pertimbangan lain di sisi pertahanan. Tapi Raya berkontribusi besar atas 12 clean sheets Brentford dan status sebagai kiper dengan penyelamatan terbanyak musim lalu (154 penyelamatan).

Masalah Brentford tentu ketergantungan terhadap Toney dalam aspek produktivitas gol. Sayangnya, pemain berkebangsaan Inggris tersebut harus menjalani hukuman hingga 17 Januari 2024. Oleh karena itu, kami memperkirakan Mbeumo dan Wissa akan menjadi andalan utama Brentford untuk mencetak gol. Mbeumo dengan harga 6,5m yang digeser ke gelandang bisa jadi pilihan tepat untuk gelandang harga menengah. Perlu diingat, di bawah bayang-bayang Toney, Mbeumo masih mampu mencetak 9 gol dan 9 asis musim lalu. Sementara Wissa, diproyeksikan akan menjadi penyerang utama setelah musim lalu hanya menjadi deputi Toney sebagai penyerang tengah. Meski hanya tampil 16 kali, musim lalu Wissa mencetak 7 gol dan 4 asis. Angka yang cukup menjanjikan untuk aset yang musim lalu lebih banyak mengenyam bangku cadangan.

Brighton and Hove Albion : Gross, Mitoma, Estupinan

Berbicara soal Brighton and Hove Albion, banyak sekali aset yang sangat potensial dari tim asuhan Roberto De Zerbi ini. Musim lalu, sorotan utama terpancar kepada aset 3M, Mitoma, March, dan Mac Allister. Meski demikian, sebetulnya ada beberapa aset yang secara eye test memberikan kontribusi besar terhadap tim meski secara perolehan poin, tidak sebesar aset 3M tersebut. Mereka adalah Pascal Gross, Julio Enciso, Evan Ferguson, dan Danny Welbeck. Musim ini, Mac Allister bergabung dengan Liverpool sehingga posisi nya kemungkinan akan diisi oleh Enciso. Maka dari itu, potensi Enciso musim ini lebih tinggi.

Meski demikian, musim ini kami menaruh Pascal Gross sebagai aset terbaik Brighton. Jika berkaca musim lalu, Gross memperoleh lebih banyak poin (159) dibanding Mitoma (138) dan March (147). Memang jika dilihat dari angka harapan gol (xG) Mitoma dan March jauh lebih tinggi. Tapi, Gross jauh lebih efektif karena mencetak lebih banyak gol meski xG nya lebih rendah. Selain itu, Gross berpotensi menjadi eksekutor penalti utama setelah Mac Allister pergi.

Aset terbaik kedua setelah Pascal Gross sangat sulit dipilih. Mitoma, March, dan Enciso memiliki potensi yang hampir setara. Tapi kami sedikit mengunggulkan Mitoma atas dasar eksplosivitasnya di sisi sayap. Mengingat skema De Zerbi bermuara pada aksi di sisi sayap. Dari segi harga, Mitoma dan March dibanderol dengan harga yang sama (6,5m). Tapi jika harga menjadi masalah, Enciso dengan harga 5,5m bisa jadi alternatif.

Terakhir, aset yang tidak boleh lepas dari perhatian adalah Pervis Estupinan. Musim pertamanya langsung menjadi salah satu bek dengan sumbangan asis terbanyak (7 asis) hanya kalah dari Trent Alexander-Arnold, Kieran Trippier, dan Andrew Robertson. Tapi ingat, tiga nama tersebut adalah bek premium dengan harga minimal 6,5m. Tapi, di jajaran bek harga menengah, Estupinan adalah yang terbaik (5,0m).

Lanjut Bagian 2

Komentar