Persebaya Surabaya: Tidak Kapok Cuci Gudang

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Persebaya Surabaya: Tidak Kapok Cuci Gudang

Dusan Stefanovic melengkapi pemain asing yang dimiliki Persebaya Surabaya. Sebelumnya, Persebaya sudah lebih dahulu mengontrak lima pemain asing lainnya, yaitu Bruno Moreira, Sho Yamamoto, Ui-young Song, dan Ze Valente. Di antara semuanya, hanya Yamamoto dan Ze Valente yang merupakan pilar Persebaya musim lalu. Klub berjuluk Bajul Ijo ini memang melakukan cuci gudang besar-besaran seperti jelang Liga 1 2022/23.

Bongkar pasang pemain dalam jumlah banyak yang kembali dilakukan kali ini demi mengejar target juara Liga 1 2023/24. Sebab Persebaya harus puas hanya berakhir di peringkat enam klasemen Liga 1 musim lalu. Naik turunnya peringkat Persebaya musim lalu pun karena bongkar pemain besar-besaran karena melepas 14 pemain.

Aji Santoso, Pelatih Persebaya, seolah tidak kapok dengan melakukan cuci gudang jelang Liga 1 musim ini. Sebanyak 11 pemain dilepas termasuk Ahmad Nufiandani, Koko Ari, Leo Lelis, Rizki Ridho, Satria Tama, dan Supriadi yang bermain cukup baik selama musim lalu. Sebagai gantinya, Persebaya juga merekrut 11 pemain baru termasuk Bruno, Stefanovic, dan Young Song, sebagai legiun asing.

Selain itu, hanya merekrut Kadek Raditya dan Ferdinand Sinaga yang bisa dibilang tampil konsisten bersama klub-klub sebelumnya. Aji seolah tidak belajar dari musim lalu yang merombak hampir seluruh skuadnya sehingga terlempar dari papan atas di Liga 1 2022/23. Bahkan ketika menjamu Persija Jakarta dalam partai uji tanding di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (18/6), Persebaya tampak kewalahan.

Bermain di kandang sendiri, Reva Adi Utama dkk nampak kesulitan membendung perlawanan Persija. Pemain-pemain Persebaya nampak belum bisa adaptasi secara penuh. Terlebih, enam pemain anyar yang langsung dimainkan dalam susunan 11 pertama Persebaya. Meskipun Bajul Ijo bisa menang di laga uji tanding berikutnya melawan Persis Solo di Stadion Manahan, Sabtu (24/6), namun mereka harus tertinggal 3-0 terlebih dahulu.

Berbicara soal uji tanding, memang Aji tidak mengincar kemenangan. Melainkan melihat para pemain merespons pertandingan. "Yang terpenting bagi kami adalah pemain bisa siap untuk mengikuti kompetisi musim depan. Tentunya ini hasil yang cukup bagus, paling tidak saya sudah mengetahui pemain-pemain siapa saja yang menjadi starting line-up," jelasnya seperti dikutip dari Goal.

Sementara itu, andai jika Aji tidak sering bongkar pasang pemain sejak 2019, mungkin ia tidak harus mencari tahu lagi siapa susunan pemain kesebelasannya secara pasti. Jika melihat pondasi kesebelasannya yang terus berubah-ubah, tampaknya agak disangsikan jika target juara Persebaya akan terealisasi.

Sebab rentetan positif pra musim pun tidak menjadi jaminan konsistensi saat liga dimulai. Persebaya pun memiliki pekerjaan rumah lain yang harus dibenahi saat ini. Di sisi lain, masa depan skuad Persebaya sangat cerah karena mayoritas pemain muda. Hanya saja adaptasi para pemuda ini akan terasa percuma jika penjualan pemain potensial terus dilakukan dalam jumlah banyak.

Menguasai Lini Tengah

Aji bersama Persebaya sangat mengandalkan formasi 4-2-3-1 yang mengutamakan kekuatan di lini tengah dan sayatan pemain sayap. Hal itu mampu dibuktikan dengan produktivitas Persebaya selama melakukan uji tanding. Mencetak tiga gol ke gawang Bali United, dua gol ke gawang Persija dan empat gol saat melawan Persis, menunjukkan bahwa lini serang Persebaya sangat berbahaya karena kepadatan lini tengah dan agresivitas sayapnya.

Duet Alwi Slamat dengan Muhammad Hidayat adalah kunci kestabilan lini tengah Persebaya dalam bertahan maupun menyerang. Sementara Ze Valente adalah playmaker Bajul Ijo yang menentukan arah serangan di sepertiga akhir. Namun kekuatan mereka tidak diimbangi dengan lini belakang yang kuat.

Inilah pekerjaan rumah Persebaya jelang Liga 1 musim ini. Sebab mereka harus kebobolan dua gol di kandang sendiri dan tiga gol kala bertandang. Para pemain belakang Persebaya masih terlihat kesulitan dalam melakukan cover ketika kalah duel satu lawan satu.

Hal itu karena mereka kurang cepat untuk menutup pergerakan lawan. Inilah proses adaptasi yang harus cepat dibenahi oleh Aji. Terlebih lini belakang Persebaya merupakan yang paling kentara dibongkar pasang. Kehilangan duet Lelis dan Rizky, harus bisa segera bisa menjadi adaptasi baru bagi Stefanovic dengan Yohanes Kandaimu, maupun bek tengah lainnya.

Begitu pun dengan Reva Adi di bek kiri dan Nuri Fasya di bek kanan. Apalagi empat nama bek yang disebutkan itu merupakan rekrutan baru Persebaya. Maka wajar jika adaptasi sangat perlu difokuskan di lini belakang karena empat bek berpotensi diisi wajah-wajah baru.

Wajar juga jika Persebaya menderita banyak gol selama uji tanding karena proses adaptasi di belakang masih terjadi.

Pemain Andalan: Sho Yamamoto

Bongkar pasang pemain yang mengorbankan Taisei Marukawa membuat sedih para pendukung Persebaya jelang Liga 1 musim lalu. Namun kehilangan Marukawa langsung dibayar kontan oleh sesama pemain dari Jepang, yaitu Sho Yamamoto. Permainan ngotot dan agresif khas negara matahari terbit itu menjadi sihir Yamamoto kepada para penonton.

Yamamoto bermain sebagai sayap kiri yang juga bisa menempati sayap kanan maupun gelandang serang. Mampu menjadi versatile dan bermain konsisten, membuatnya tak pernah duduk dibangku cadangan Persebaya. Artinya, ia selalu bermain penuh yang menghabiskan total 2,893 menit bersama Persebaya selama musim lalu.

Dari 33 pertandingan bersama Bajul Ijo, Yamamoto mampu mencetak 10 gol dan 10 asis. Kunci torehan dari pemain kelahiran 12 November 1996 itu adalah akurasi tendangannya yang keras dan ketepatan mengoper bola. "Kalau statistik dia luar biasa, bahkan secara statistik lebih bagus dari Taisei," kata Aji, seperti dikutip dari Bola.

Perbedaan dengan Marukawa lainnya adalah bahwa Yamamoto tetap bertahan dengan Persebaya atas penawaran perpanjang kontrak pada Maret lalu. "Dia salah satu pemain yang bermain terus. Mainnya ngeyel sesuai gaya Persebaya. Kami juga gak mau bongkar pasang pemain. Jadi kami amankan kontraknya," kata Yahya Alkatiri, Manajer Persebaya, seperti dikutip dari Kompas.

Perpanjangan kontrak pemain 26 tahun ini membuat Persebaya sedikit disadarkan dengan pentingnya aset skuadnya di masa depan. Dedikasi dan totalitas dari Yamamoto membuatnya memiliki tempat tersendiri di hati Persebaya dan suporternya.

Pemain Muda Potensial: Ernando Ari

Ernando Ari benar-benar menjadi pahlawan bagi suporter Persebaya ketika menahan penalti Rizky Dwi, bek Arema FC, pada Liga 1 musim lalu. Aksi Ernando itu memastikan kemenangan Persebaya atas rivalnya tersebut dengan skor 1-0. Pemain kelahiran 27 Februari 2002 itu pun menjadi kiper termuda yang paling banyak menggagalkan penalti di Liga 1 musim lalu.

Sebelumnya, ia juga menggagalkan eksekusi penalti saat melawan PSIS Semarang dan Persija. "Kami sudah latihan untuk penalti dan melihat video-video sebelum pertandingan. Jadi, saya yakin dengan adanya video itu membantu kami dan saya juga sudah latihan di Persebaya dan timnas (Tim Nasional)," kata Ernando.

Ya, Ernando sering dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia mulai dari U-22 sampai senior. Fisiknya pun terus diuji karena panggilan Indonesia yang sering bentrok dengan jadwal Persebaya di Liga 1. Bahkan sekarang, pemain berusia 21 tahun itu merupakan penjaga gawang utama Indonesia.

Wajar karena Ernando adalah jaminan kokohnya pertahanan Indonesia U-22 sehingga meraih medali emas Sea Games 2023. Kepiawaiannya pun sudah teruji dalam menjaga Indonesia sejak tampil di Piala AFF U-16 pada 2018 lalu.

Ernando sendiri tergolong kiper modern karena tidak hanya mengandalkan tepisan tendangan dalam menjaga gawang. Tercatat bahwa pria kelahiran Semarang itu melakukan 25 intersepsi, 16 sapuan bersih, dan empat tekel selama Liga 1 musim lalu.

Ernando juga berkontribusi dalam membangun serangan Persebaya dari lini belakang. Tercatat bahwa kiper bernomor punggung 21 ini melepaskan 409 umpan sukses dari 492 percobaan sehingga berakurasi 84 persen. Rataan itu merupakan tertinggi kelima setelah Andritany Ardhiyasa, Adilson Maringa, Awan Setho, dan Muhammad Natsir.

Catatan bagi Ernando adalah harus waspada dengan cedera yang sempat membuatnya absen lama di Liga 1 musim lalu. Selain itu, kiper setinggi 178 cm ini harus lebih tenang lagi jika ingin menjadi sosok kiper modern. Sebab tak jarang beberapa kali Ernando melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. Salah satunya adalah ketika memperkuat Indonesia melawan Argentina meskipun beberapa kali melakukan penyelamatan penting.

Komentar