Senegal Bisa Mengancam Belanda Meski Tanpa Mane

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Senegal Bisa Mengancam Belanda Meski Tanpa Mane

Belanda akan bertemu dengan Senegal dalam lanjutan persaingan Grup A Piala Dunia Qatar 2022, Senin (21/11). Laga ini merupakan pertemuan perdana mereka sepanjang sejarah. Belanda sedikit diunggulkan karena dalam empat pertandingan terakhir kontra tim dari Benua Afrika dalam ajang Piala Dunia, mereka tidak pernah kalah. Sementara Senegal hanya memenangi tiga dari delapan pertandingan melawan tim Eropa dalam ajang Piala Dunia. Wilton Pereira Sampaio akan menjadi pengadil dalam pertandingan yang digelar di Al-Thumama Stadium.

Pelatih Belanda, Louis van Gaal, belum bisa menurunkan Memphis Depay yang masih harus menjalani proses pemulihan cedera paha. Selain itu, Marten de Roon menderita cedera otot pada pertandingan terakhir Atalanta sebelum jeda Piala Dunia 2022. Di kubu Senegal, Sadio Mane dipastikan absen dari Piala Dunia 2022 akibat cedera Belyang ia derita kala membela FC Bayern.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Senegal dan Belanda

Kehilangan Mane jelas mengurangi kekuatan Senegal di lini serang. Ia menjadi pencetak gol terbanyak kala mereka meraih gelar juara AFCON 2021 dengan torehan tiga gol. Selain itu, enam musim membela Liverpool, Mane selalu mencetak lebih dari 10 gol dalam satu musim. Kini, ia menjadi salah satu penyerang andalan Bayern Munich dengan catatan enam gol dan tiga asis dalam 12 pertandingan.

Meski demikian, Alio Cisse kemungkinan besar tidak mengubah formasi dasar dengan menempatkan Krepin Diatta untuk menggantikan pemain Bayern tersebut. Peran Idrissa Gueye sangat penting untuk menyuntikkan aspek kreativitas kepada lini depan Singa Teranga. Ismaila Sarr yang sering bermain di sayap kanan kemungkinan digeser ke sisi kiri untuk memberikan tempat kepada Diatta. Keputusan ini bisa menjadi keputusan yang cukup bijak karena Sarr di Watford mampu bermain di dua sayap yang berbeda.

Di sisi lain, absennya Mane menjadi keuntungan bagi De Oranje, terutama untuk unit pertahanan. Tiga bek yang dipasang Van Gaal biasanya terdiri dari dua bek tengah dengan keunggulan fisik plus satu pemain dengan keunggulan kecepatan. Jika mantan pelatih Manchester United tersebut memasang Virgil van Dijk dan Mathijs de Ligt bersamaan, maka satu bek tengah lagi milik Jurien Timber atau Tyrell Malacia. Tergantung sisi mana yang membutuhkan aspek kecepatan. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi serangan balik lawan. Selain itu, taktik ini meringankan beban bek sayap yang ditugaskan untuk membantu serangan sekaligus bertahan dalam formasi 3-4-3. Dengan demikian, celah yang muncul pada situasi transisi bisa terantisipasi dengan baik.

Menumpuk di Tengah

Belanda berstatus sebagai tim yang paling diunggulkan di Grup A. Komposisi tim, pengalaman pemain dan pelatih, serta capaianya di ajang Piala Dunia adalah tiga alasan yang membuat mereka difavoritkan. Performa yang ditunjukkan pada kualifikasi dan ajang Nations League menggambarkan bahwa mereka mengusung tekad besar pasca absen dari Piala Dunia edisi sebelumnya.

De Oranje termasuk salah satu tim yang sangat produktif dalam ajang UEFA Nations League. Dalam enam pertandingan yang dimainkan, mereka mencetak 14 gol. Capaian ini menunjukan bahwa Van Gaal memiliki lini depan yang sangat tajam. Mereka bermain sangat kolektif dan tidak mengandalkan produktivitas dari satu atau dua pemain saja. Semua pemain mampu mencetak gol sesuai dengan posisi dan perannya masing-masing. Sepuluh dari 14 gol yang dilesatkan dalam ajang UEFA Nations League berasal dari para lini serang (Depay 3 gol, Bergwijn dan Gakpo 2 gol, Weghorst, Klaassen, dan Noa Lang 1 gol)

Sistem yang Van Gaal terapkan ketika menyerang adalah memainkan seorang false nine untuk menciptakan lebih banyak opsi kombinasi di area tengah. Peran ini bisa dimainkan oleh Cody Gakpo yang sedang naik daun. Jika pola ini diterapkan, mereka memiliki lima pemain di area tersebut termasuk Frenkie de Jong dan Toon Koopmeiners. Mayoritas gol tercipta berawal dari pola tersebut. Daley Blind dan Denzel Dumfries beroperasi di sisi lapangan untuk menjaga kelebaran dan mempertahankan struktur agar unit pertahanan lawan merenggang.

Hal ini perlu menjadi perhatian Alio Cisse. Ia bisa menumpuk pemain di area tengah untuk mengimbangi dinamisnya pergerakan pemain Belanda di area tersebut. Dengan demikian, De Jong atau Koopmeiners terpaksa mengirimkan bola ke sisi lapangan. Harapannya, Blind dan Dumfries tidak menemukan celah untuk mengembalikan bola ke area nyaman Belanda (area tengah) dan memaksa mereka melepaskan umpan silang ke kotak penalti. Pada situasi ini, peluang De Oranje mencetak gol lebih rendah karena mereka tidak memiliki pemain yang kuat dalam duel udara. Kecuali Van Gaal memasukKan Wout Weghorst atau Luuk de Jong.

Memanfaatkan Ruang Tembak

Salah satu kelemahan Belanda ada di posisi kiper. Tiga pemain yang Van Gaal bawa untuk menjaga gawangnya belum memiliki pengalaman di Piala Dunia. Baik Remko Pasveer, Justin Bijlow, maupun Andries Noppert tidak bermain reguler pada kualifikasi Piala Dunia atau UEFA Nations League. Padahal, bermain di turnamen tertinggi sepakbola sangat membutuhkan mental yang tumbuh dari jam terbang dan pengalaman. Kelemahan ini memang bukan celah besar tapi tetap bisa dimanfaatkan lawan.

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan sekecil apapun ruang tembak yang mereka dapatkan. Baik dari dalam maupun kotak penalti. Terlebih, tidak mudah untuk membongkar pertahanan Belanda sehingga strategi menembak dari luar kotak penalti bukan rencana yang buruk. Ismaila Sarr, Gueye, bahkan Cheikh Kouyate memiliki tembakan keras dan akurat. Mereka bisa diandalkan untuk mengeksekusi rencana tersebut. Harapannya, siapapun penjaga gawang yang diturunkan Van Gaal tampil di bawah performa akibat mental dan pengalaman yang belum cukup.

Komentar