Kesalahan Berulang Persib Bandung: Antara Minim Strategi atau Bebal

Analisis

by redaksi

Kesalahan Berulang Persib Bandung: Antara Minim Strategi atau Bebal

Adanya pemain Persib Bandung yang berlabel Tim Nasional ternyata bukan menjadi jaminan di dalam lapangan, Persib Bandung pada laga perdananya berjumpa dengan Bhayangkara FC di Stadion Wibawa Mukti (24/07/2022). Keteteran adalah kata yang bijak digambarkan untuk permainan skuad Persib.

Robert Rene Alberts memasang dua pemain mudanya untuk mengisi pos lini tengah, Beckham Putra mengisi posisi lebih depan daripada Marc Klok dan Robi Darwis. Susunan ini dirasa Rene akan memberikan kekuatan untuk lini tengah mereka dengan agresivitas yang dimiliki oleh Robi, pendistribusian bola dari Klok dan kreatifitas yang muncul dari Beckham.

Persib Bandung melakukan inisiasi serangan namun beberapa kali kandas, pengawalan yang ketat diberikan oleh Anderson Sales kepada David Da Silva. Perencanaan serangan yang tidak jelas menjadi akar dari mentoknya Persib Bandung menebus pertahanan Bhayangkara FC.

Para pemain Persib pun kerap luput untuk mereposisi dari menyerang ke bertahan yang imbasnya membuat para pemain Bhayangkara asik menguasai bola. Kekuatan yang terlihat dari lini tengah Persib adalah Robi Darwis. Agresivitas yang dimilikinya memberikan tekanan kepada pemain tengah Bhayangkara yang sedang menguasai bola, terhitung tujuh kali intercept yang ia lakukan di pertandingan kali ini. Namun Robi masih terkendala dengan staminanya, lebih dari menit

Mungkin saja jika Rene menempatkan Irianto menjadi gelandang bertahan yang diduetkan dengan Klok akan memberikan ketenangan di lini tengah, kesampingkan Kambuaya yang sedang dilanda cedera. Hadirnya Beckham bersama kedua gelandang tersebut akan lebih mudah untuk ia mengkreasikan bola ke lini serang Persib.

Sayangnya Persib kalang kabut usai Beckham ditarik keluar, penggantinya adalah Erwin Ramdani yang notabene adalah sayap, entah apa maksud dari Rene memasukan sang pemain, lalu posisi yang ditinggalkan Beckham diisi oleh Frets Butuan. Persib kebobolan terlebih dahulu akibat blunder yang dilakukan oleh Robi Darwis, diserobot Hargianto kemudian diteruskan oleh Ezzejjari.

Dari gambar diatas terlihat bagaimana Robi membelakangi lawan, ini membuatnya tidak bisa melihat apakah ada pemain lawan di belakangnya atau tidak, pengambilan keputusan yang lama juga menjadi faktor bola direbut oleh lawan, diperlukan kesadaran ketika membangun serangan dari bawah, juga komunikasi antar pemain harus terjalin dengan baik.

Dalam pertandingan ini Rene menempatkan Zalnando dan Sato dalam satu poros, Zalnando ditempatkan lebih ke depan dari posisi biasa ia bermain. Rene menyimpan harapan ketika Zalnando yang bermain di posisi sayap dengan kemampuan yang ia miliki, crossing. Nyatanya selama Zalnando bermain, ia hanya melesatkan dua umpan saja, itu pun satu diantaranya sepak pojok yang berbuah gol sundulan Irianto.

Kecenderungan bertahan mulai terindikasi dengan gagalnya serangan-serangan Persib karena kurangnya support dari lini kedua. Serangan balik adalah bumbu terakhir Persib untuk mencetak gol, nyatanya itu hanya sebatas buang-buang waktu dan tenaga saja

Praktis secara kuantitas pemain Bhayangkara lebih tiga orang daripada pemain Persib. Hanya kemungkinan kecil Persib bisa membuat bola berada di dalam gawang, Frets berada di posisi sedang menguasai bola dan Da Silva berada di tengah. Dengan catatan bola

Pada gambar ini terlihat organisasi pertahanan Persib yang begitu lebar, ini yang menjadi percuman ketika Persib menerapkan sistem bertahan tetapi masih terjadi ruang antar lini yang cukup terbuka. Ini yang mampu dimaksimalkan oleh para pemain Bhayangkara, Indra Kahfi begitu leluasa menguasai bola tanpa ada tekanan yang berarti, ia mampu melepaskan umpan kepada Sani Rizky yang juga tanpa penjagaan yang diakhiri dengan Sani Rizky melepaskan tendangan ke arah gawang. Perlu diperhatikan, Indra merupakan seorang bek, begitu leluasanya ia menguasai bola hingga melewati garis tengah.

Saat melakukan transisi bertahan, para pemain Persib cenderung hanya melakukan zona marking tanpa melihat keberadaan pemain Bhayangkara. Niat Rene memasukan Dedi Kusnandar dan Ahmad Jufriyanto untuk menjaga asa untuk menang di laga perdana mereka. Gempuran terus dilayangkan Bhayangkara di sisi sebelah kanan, Henhen mesti berjibaku untuk menahan gelombang serangan di areanya.

Persib seperti melanggengkan Bhayangkara untuk terus menekan pertahanan mereka, jika ingin mengincar serangan dengan sistem serangan balik, transisi antara bertahan ke menyerang harus terorganisir dengan baik. Da Silva kerap hanya sendiri untuk menembus pertahan Bhayangkara, ditambah Anderson Sales yang tidak pernah melepaskan jagaannya itu, seperti serigala yang terus memantau sang kancil.

Merah: Bhayangkara FC/Putih: Persib Bandung

Da Silva begitu frustasi menembus keperkasaan Sales dalam menjaga teritorinya, di menit ke-81 Arsan Makarim masuk untuk mengganti Da Silva yang mengalami kram. Tak lama berselang dengan situasi Persib yang terus bertahan tanpa koordinasi yang baik, Bhayangkara mendapatkan kesempatan tendangan bebas di menit-84. Sisi sebelah kiri menjadi posisi tendangan tersebut, Hargianto sang eksekutor mampu memberikan bola panas ke kotak penalti Persib, yang lagi-lagi para pemain Persib hanya fokus ke beberapa pemain saja, Sani Rizky dibiarkan lepas tanpa pengawalan, walhasil mampu menyamakan kedudukan melalui sundulannya.

Konsentrasi menjadi poin yang perlu disoroti oleh Persib Bandung saat pertandingan menginjak sepuluh menit terakhir. Bersambung ke dalam pertandingan Persib melawan Madura United (30/07/2022) konsentrasi masih jadi faktor penting bagi Persib. Belum menginjak 1 menit, Persib sudah dikagetkan dengan serangan sporadis dari Malik Risaldi lewat sisi kiri pertahanan Persib.

Rene mengotak-ngatik skuadnya namun masih dengan formasi yang sama, 4-3-3. Bayu Fikri menjadi pengganti Henhen yang juga dilanda cedera, Nick masih diduetkan dengan Irianto di jantung pertahanan dan sisi kiri diisi oleh Sato.

Klok didampingi oleh Robi dan Ezra berada di depan mereka, memasang Ezra Walian sebagai kreator serangan adalah pengharapan Rene. Nyatanya Ezra begitu sulit untuk menguasai bola, dengan gaya bermainnya seperti itu sangat mustahil ia mampu mengimplementasikan instruksi Rene agar memberikan umpan-umpan ke lini serang.

Trio, Frets - Da Silva - Erwin masih tetap jadi juru gedor skuad Persib. Saat Ezra dipasang sebagai playmaker merupakan langkah bingung seorang Rene dalam mencari pemain dengan tipikal kreator. Variasi serangan tidak terbentuk sehingga Persib lagi dan lagi mengandalkan sisi sayap.

Kehilangan Beckham begitu ketara terhadap serangan yang dibangun oleh Persib. Hadirnya Ezra dilini tengah, tidak memberikan dampak yang begitu besar, ia hanya mampu melesatkan satu tendangan mengenai gawang. Dedi kembali jadi andalan Rene untuk urusan lini tengah Persib.

Sisi sayap memang jadi pisau penyayat lini pertahanan lawan, kembali kombinasi antara Frets Butuan dan Da Silva membuahkan gol, hasil dari penetrasi Frets disisi kiri penyerangan Persib, lalu ia memberikan passing kepada Da Silva yang menghasilkan gol dari tendangan penyerang asal Brasil itu.

Dalam proses terjadinya gol ini, terlihat bagaimana Bayu gagal untuk mengantisipasi datangnya bola, lini pertahanan Persib hanya terus fokus terhadap zona marking saja tidak melihat posisi lawan. Dengan kemampuan Malik dalam melakukan akselerasi dan berhasil mengecoh Bayu, tendangan pun ia lesatkan yang berhasil dihalau oleh Fitrul, namun lagi-lagi, lini pertahanan Persib tidak mengantisipasi Lulinha yang lowong dan leluasa menjebloskan bola ke gawang.

Madura United berhasil melakukan serangan balik dengan hanya mengandalkan kombinasi antara Vizcarra dan Pedro saja. Dua berbanding empat, Nick yang terlampau jauh dan Bayu yang telat mereposisi, akhirnya harus rela Pedro menggulirkan bola di antara kakinya. Hanya dengan dua pemain saja dalam skema serangan balik Madura United bisa dengan mudahnya mencetak gol, efektif.

Hasil dari beberapa kesalahan yang dilakukan Bayu akhirnya ia ditarik dan diganti oleh Kakang di menit ke-72. Bukan tanpa serangan, Persib juga beberapa kali melakukan build-up namun gagal karena penyelesaian akhir yang buruk, pengambilan keputusan yang lama hingga tidak ada support saat Da Silva menguasai bola.

Efektivitas serangan menjadi masalah Persib Bandung, Da Silva masih belum bisa meningkatkan ketajamannya. Timbul pertanyaan, apakah Da Silva yang tidak bisa memaksimalkan peluang atau suplai bola yang kurang serta tidak ada support dari lini kedua? Ini menjadi pertanyaan besar dalam dua pertandingan yang dijalani oleh Persib Bandung.

Merah: Persib Bandung/Putih: Madura United

Dalam statistik yang dihimpun oleh Flashscore.com, begitu banyak serangan yang dibuat oleh Persib Bandung, tapi hanya satu gol yang bisa mereka raih. Perlu evaluasi besar untuk memecahkan kebuntuan seperti ini. Masih layakkah menggunakan satu pemain sebagai striker atau bahkan diperlukan sekaligus dua striker saat melakoni pertandingan.

Menyoal efektivitas, Persib kalah telak dengan Madura United di wilayah lini tengah. Hubungan di lapangan antara Jaja dengan Vizcarra begitu nyaman terlihat bagaimana mereka saling membagi bola untuk menginisiasi serangan. Terutama begitu cairnya permainan Jaja, bagaimana ia mencari ruang dan bagaimana ia membagikan bola ke antar lini.

Terbukti dalam skema yang dijalani saat Madura United mendapatkan kesempatan tendangan penalti, diawali Jaja memberikan passing satu-dua dengan Pedro dan Jaja menempatkan bola di ruang kosong pertahanan Persib. Lulinha menyambar bola, Fitrul yang telat alhasil terkena kaki Lulinha yang berkahir Madura United dihadiahi penalti.

Pada pertandingan melawan Borneo FC (07/08/2022). Persib Bandung masih belum ada perubahan yang signifikan, pakem 4-3-3 Rene masih terus dilancarkan, hanya mengganti Bayu Fikir dengan Kakang dan penjaga gawang kembali Teja.

Dalam pertandingan melawan Madura United dan Borneo FC, Persib Bandung memang mencetak gol terlebih dahulu, kedua gol tersebut dicetak oleh David Da Silva dan terlahir saat waktu belum genap 20 menit. Gol tercipta dari skema lemparan ke dalam yang dilakukan oleh Robi Darwis yang mengarah ke David Da Silva.

Hal ini mestinya jadi motivasi lebih para pemain Persib Bandung untuk bermain lebih baik dan terorganisir. Nyatanya, hanya berselang beberapa menit, Borneo mampu menyamakan kedudukan lewat aksi overlapping Fajar di menit ke-16.

Lagi dan lagi lini tengah Persib Bandung masih saja minim kreativitas, kehadiran Ezra Walian tidak berpengaruh besar terhadap permainan Persib Bandung. Rene masih keukeuh memainkan Ezra sebagai kreator serangan. Ia kerap lambat untuk melepaskan, ketika pemain lain sudah membuka ruang tapi ia masih tetap menggiring bola namun tidak menjadi apa-apa.

Lini tengah Persib Begitu kewalahan meladeni lini tengah Borneo FC, Kei Hirose begitu licin dan kuat untuk Klok - Robi - Ezra. Kei Hirose diduetkan dengan pemain kawakan Hendro Siswanto. Pengorganisaasin saat bertahan Persib Bandung masih belum terselesaikan, terciptanya gol kedua Borneo, dimulai dari umpan Hendro Siswanto ke area pertahanan Persib Bandung sebelah kanan. Kakang tidak menempati posisi sebagaimananya.

Gol bisa tercipta karena Irianto terus menggiring bola hingga tengah lapangan dan berhasil direbut oleh pemain Borneo, Transisi bertahan yang tidak terorganisir ini juga masih belum bisa ditangani dengan baik oleh Rene. Hendro memberi umpan kepada Pato lalu ia menggiring bola ke kotak penalti dan menembakannya. Bukan hal itu yang jadi sorotan pentingnya, tapi bola yang gagal diantisipasi dengan benar oleh Teja. Terens muncul dengan leluasa tanpa penjagaan dari para pemain Persib Bandung.

Merah: Borneo FC/Putih: Persib Bandung.

Terlihat bagaimana Persib Bandung tidak bisa memaksimalkan umpan-umpannya. Kokohnya lini tengah Borneo tercipta dari determinasi Kei Hirose, Hendro Siswanto begitu disiplin menjaga ke dalaman lini tengah mereka.

Ditambah Lilipaly yang selalu menciptakan ruang untuk mengalirkan bola atau hanya sekedar menarik konsentrasi pemain Persib Bandung. Peran Hardianto yang sering turun untuk menjemput bola juga membuat terjadinya overload di tengah lapangan. Ini keuntungan untuk Borneo, mereka mendapatkan beberapa opsi untuk melakukan passing.

Kerugian bagi Persib Bandung, mereka kekurangan pemain untuk jika saat pemain Borneo menumpuk di tengah, 5 berbanding 3 pemain atau 4 berbanding 3.

Kebuntuan serangan melalui lini tengah coba diminimalisir dengan masuknya Febri di babak kedua untuk menggantikan Erwin. Tak lupa, Rene memasukan kembali Dedi Kusnandar yang diharapkan mampu mengimbangi Kei Hirose.

Kambuaya masuk di menit ke - 59 menggantikan Ezra Walian, kemampuan akselerasi Kambuaya diharapkan bisa mengeliminasi pertahan Borneo FC. Kambuaya hanya mendapatkan sekali tendangan ke gawang Borneo FC. Konsentrasi lini tengah Persib Bandung diuji kembali dengan masuknya Bustos dan Shiran.

Bukan hanya sisi tengah saja yang lemah, area kanan juga. Kakang kembali out of position. Menit ke-63 Lilipaly berhasil mencatatkan gol jarak jauh yang indah akibat Teja yang salah membuang bola.

Bustos dengan gaya permainan yang flamboyan dikombinasikan dengan Kei Hirose yang berlari mengejar bola kesana-kesini dan Hendro yang disiplin, membuahkan hasil dengan assist yang diberikan Bustos kepada Pato. Gol cantik menjadi mimpi buruk bagi Persib Bandung sekaligus memperburuk strategi Robert Rene Alberts.

Dari tiga pertandingan yang Persib Bandung lakoni, masih terus berulang kesalahan-kesalahan yang tidak hendak diperbaiki, bagaimana mereka membangun serangan dengan baik, dari semua laga yang telah dijalani Persib Bandung melakukan kesalahan passing jika dirata-ratakan sejumlah 10 kali per pertandingan. Setiap transisi yang dilakukan tidak dilakukan secara kolektif sehingga ketika menyerang mereka kekurangan pemain di posisi lini pertahanan lawan dan ketika bertahan mereka kekurangan pemain untuk menjaga pemain lawan.

Selain itu adalah konsentrasi dan komunikasi, bagaimana mereka mampu berkomunikasi di lapangan dengan baik, hal ini untuk meminimalisir bola direbut oleh lawan, juga memberikan kesadaran kepada pemain untuk mempercepat melepas bola. Dua pertandingan Persib Bandung mereka mampu mencetak gol terlebih dahulu dan tidak bisa menggandakannya bahkan tidak bisa mempertahankan asa kemenangannya itu. Pasti di babak kedua mereka hilang konsentrasi sehingga asa kemenangan itu harus raib di tangan lawan.

Komentar