Rekrut Benni McCarthy, Manchester United Butuh Skema Serangan Tajam

Cerita

by redaksi

Rekrut Benni McCarthy, Manchester United Butuh Skema Serangan Tajam

Jika berbicara secara saklek, keberhasilan suatu pertandingan sepakbola adalah sebuah kemenangan. Dan merunut lagi bagaimana kemenangan itu bisa terjadi merupakan hasil dari mencetak gol. Lalu, bagaimana gol itu bisa tercipta adalah karena pemain, hingga bagaimana pemain itu bisa mencipta gol adalah strategi.

Per tanggal 31 Juli 2022, Manchester United memboyong pelatih yang difokuskan untuk mengatur skema menyerang, hingga penempatan posisi pemain ketika menyerang. Benni McCarthy ditunjuk sebagai pelatih tersebut, dan merupakan salah satu saran dari Erik ten Hag. “Dia (McCarthy) akan fokus di positioning dan penyerangan,” ujar ten Hag di MUTV.

Dalam wawancaranya di MUTV, ten Hag memilih McCarthy karena pengalamannya dalam menangani tim professional, dan juga merupakan penyerang yang sukses pada zamannya.

Minim produktivitas gol

Itulah yang sedang dikejar oleh Manchester United pada musim 2022/2023 di bawah asuhan ten Hag. Pada musim 2021/22, Manchester United hanya mampu mengantongi 57 gol dari 38 pertandingannya di Liga Inggris dengan angka kebobolan serupa.

Dalam hal ini, selisih antara mencetak gol dan kebobolan adalah 0. Dengan rata-rata gol per pertandingannya yaitu 1,5. Sedangkan pada musim 2020/2021, Manchester United mampu mencetak gol sebanyak 73 gol dari seluruh pertandingan Liga Inggris dan kebobolan sebanyak 44 gol, dengan selisih 29 sehingga rata-rata gol per pertandingan sejumlah 1,9.

Perlu menjadi sorotan adalah pencetak gol terbanyak MU pada saat itu adalah Bruno Fernandes dengan 28 gol dalam seluruh pertandingannya bersama Manchester United. Bruno bukanlah seorang penyerang, melainkan gelandang. Di jajaran penyerang hanya ada Marcus Rashford yang tembus 21 gol di semua kompetisi, masih lebih banyak Bruno Fernandes.

Di musim 2021/22, Ronaldo pulang kampung menuju setan merah dan menjadi pencetak gol terbanyak yang dihasilkan lini serang Manchester United dengan 24 gol di semua pertandingan. Pencapaian itu tidak bisa melebihi torehan yang dilakukan oleh Bruno di musim 2020/21.

Ini menjadi pekerjaan rumah bagi ten Hag untuk membenahi capaian gol skuadnya, terutama lini serang mereka. Dan akhirnya secerca harapan itu tiba, ten Hag memboyong Benni McCarthy sebagai pelatih untuk skema serangan dan penempatan posisi pemain.

Benedict Saul McCarthy

Bukan tanpa tujuan ten Hag memboyong McCarthy sebagai staf pelatihnya, McCarthy begitu mentereng di masanya sebagai penyerang. Di medio 2004, partai Liga Champions mempertemukan FC Porto melawan Manchester United pada fase gugur, McCarthy mampu mencetakan dua gol ke gawang Eric Caroll yang memaksa Manchester United harus meninggalkan Liga “Si Kuping Besar” itu.

Lagu lama, seperti perpindahan pemain dari tim satu ke tim lainnya, McCarthy merupakan pendukung Manchester United sedari dulu, ujarnya dalam wawancara bersama MUTV.

Saat berseragam Blackburn Rovers musim 2006/07, McCarthy memberikan debut musim pertamanya dengan mencetak 18 gol hampir mendekati pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim 2006/07, Didier Drogba dari Chelsea. Maju beberapa tahun ke depan setelah ia pensiun, McCarthy bertransformasi menjadi pelatih klub Amazulu di liga tertinggi Afrika Selatan.

Tujuan ten Hag memang sudah jelas, ialah memperbaiki kualitas lini serang Manchester United untuk musim mendatang. Lalu timbul pertanyaan dalam benak, “bagaimana penerapan yang akan dibuat oleh McCarthy dalam membuat lini serang menjadi efektif?”

Benni McCarthy diharapkan menjadi perpanjangan tangan ten Hag dalam formasi 4-2-3-1, pada beberapa kesempatan pra musim Manchester United, pakem formasi itu selalu diaplikasikan di pertandingan. Dengan menempatkan 3 pemain di lini depan, Jadon Sancho (kiri), Anthony Martial (tengah) dan Marcus Rashford (kanan).

Ten Hag menugaskan McCarthy memberikan pemahaman mengenai skema serangan dan mencari ruang atau memaksimalkan ruang kosong (positioning).

Kemampuan McCarthy diperlukan ten Hag untuk mengangkat potensi yang dimiliki oleh para penyerang MU, seperti Marcus Rashford, Jadon Sancho, Cristiano Ronaldo, dan lainnya dalam mengeksekusi peluang.

Suatu keresahan mengakar yang mengakibatkan ten Hag mendatangkan pelatih dengan spesialisasi penyelesaian akhir dan pemanfaatan ruang.

Komentar