Robert Pires: Tekel si Kaki Bebek dan Nasihat David Dein

Cerita

by Redaksi 6

Redaksi 6

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Robert Pires: Tekel si Kaki Bebek dan Nasihat David Dein

"Tekel adalah salah satu gerakan sepak bola yang paling rumit untuk dicapai ketika Anda memiliki kaki bebek seperti saya. Tekel adalah seni. Ilmu yang membutuhkan ketelitian dan dosis yang sempurna. Agresi bukan tipe saya. Terkadang niat sebuah tekel bagus, tapi gerakannya benar-benar meleset. Anda hanya ingin mendapatkan bola kembali dan Anda diganjar kartu merah."

Kutipan tersebut dinukil dari autobiografi Robert Pires berjudul Las Canard ne Savent pas Tacler, yang kurang lebih berarti “si bebek yang tidak tahu cara menekel”. Itu merujuk gaya bermain Pires yang terlihat lambat, canggung, dan malas merebut bola.

Menariknya, Pires pernah melakukan tekel krusial, tepatnya di laga perempat final Liga Champions 2005/06 kontra Juventus di Highbury. Pires melakukan tekel bersih kepada mantan rekannya, Patrick Vieira, yang berujung pada gol Cesc Fabregas. Arsenal menang 2-0 di laga tersebut dan lolos hingga babak final untuk pertama kalinya.

Itu hanya satu dari momen apik Pires di Arsenal. Selama enam musim berseragam Arsenal (2000-2006), Robert Pires sudah layak disebut legenda klub lantaran membantu tim London Utara tersebut meraih masa keemasan. Total tujuh trofi berhasil dipersembahkan Pires, termasuk gelar ‘Invincible’ Premier League 2003/04.

Arsenal berhasil mendapatkan tanda tangan Pires setelah bersaing dengan raksasa Spanyol, Real Madrid, yang merupakan klub favorit Pires. Pada 2000, Pires hanya ditebus dengan mahar enam juta paun sebagai pengganti bintang Arsenal saat itu, Marc Overmars, yang hijrah ke Barcelona.

Alasan Pires memilih Arsenal mudah dicerna. Saat itu, The Gunners diperkuat banyak pemain asal Prancis macam Patrick Vieira, Thierry Henry, Sylvain Wiltord, hingga sang manajer Arsene Wenger.

“Banyak pemain Prancis yang pernah bermain di sana seperti Vieira, Petit, Henry. Saya bertanya kepada mereka: ‘Seperti apa bermain di Inggris?’ Dan mereka menjawab, ‘Jika Anda datang, Anda akan menyukainya, Anda akan menyukai Liga Inggris,” cerita Pires dalam program Premier League Legend yang ditayangkan Mola TV.

Akan tetapi, Pires membutuhkan adaptasi yang tidak singkat. Dalam laga debut Premier Leaguenya, Pires hanya duduk di bangku cadangan. Wenger selaku pelatih meminta Pires untuk melihat dulu seperti apa permainan di tanah Britania.

Awalnya, Pires sedikit menyesal karena hanya duduk di bangku cadangan. Tetapi ia mulai menyadari apa yang dikatakan Wenger. Liga Inggris bertempo cepat, penuh kontak fisik, dan ia mulai merasa pesimistis dapat memiliki karier yang cemerlang.

“Di akhir pertandingan, Arsene mendatangi saya dan menanyakan apa yang saya pikirkan. Saya mengatakan: ‘Pelatih, ini akan menjadi hal sulit untuk saya.’ Dia menjawab, ‘Jangan khawatir, saya percaya kepada Anda’,” terang pemain berdarah Portugal dan Spanyol tersebut.

Nasihat David Dein

Enam bulan pertama di Arsenal merupakan masa sulit bagi Pires. Media dan para suporter terus membandingkannya dengan Marc Overmars. Pires membutuhkan “sesuatu” yang membuat Gooners mencintainya. Sesuatu tersebut adalah Spurs, rival abadi Arsenal.

Jurnalis sepak bola Inggris, Julien Laurens, menyebut David Dein, wakil ketua Arsenal saat itu menjadi motivator Pires. Dein mengatakan Pires hanya perlu mengalahkan Spurs dan mencetak gol ke gawang mereka untuk mendapat cinta dari para pendukung Arsenal. Hal tersebut selalu diingat Pires dan menjadi kebiasaan untuknya.

Gol pertama Pires ke gawang Spurs terjadi pada 31 Maret 2001 silam di ajang Premier League. Kala itu, The Gunners menang dengan skor 2-0. Pires kembali mencetak gol ke gawang Spurs seminggu setelahnya di laga semifinal Piala FA. Pires delapan kali membobol gawang Tottenham dari 11 kesempatan.

“Saya pikir suporter Arsenal menyukai saya lantaran hal tersebut. Itu menjadi tantangan. Saya akan berpikir ‘oke, kami akan bermain melawan Tottenham, saya harus mencetak gol bagaimanapun caranya`,” ungkap Pires.

Penampilan Pires di musim keduanya semakin membaik. Musim 2001/02, dia dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Arsenal, meraih gelar Premier League pertamanya, mencetak 13 gol dan enam asis dari 44 penampilan di semua ajang. Namun, dia menderita cedera ACL yang memaksanya absen enam bulan serta melewatkan Piala Dunia 2002.

Usai cedera panjang, perlahan Pires kembali menemukan performanya dan mengakhiri musim 2002/03 dengan 20 penampilan di Premier League yang berbuah 14 gol. Dia mencetak hat-trick perdananya, termasuk gol kemenangan di final Piala FA kontra Southampton.

Puncak performa Pires bersama Arsenal terjadi pada musim 2003/04. Bermain sebanyak 36 kali di Premier League, pria kelahiran Reims tersebut menorehkan 14 gol serta 11 asis. Bersama kompatriotnya di Timnas Prancis, Thierry Henry, keduanya mencetak 57 gol untuk Arsenal di empat kompetisi berbeda. Terakhir, ia menjadi bagian dari sejarah Arsenal menjuarai Premier League tanpa tersentuh kekalahan.

Total, pria bernama lengkap Robert Emmanuel Pires tersebut telah mencetak 62 gol dari 189 penampilan bersama The Gunners di Premier League. Ia hengkang ke Villarreal pada 2006 setelah kekecewaan final Liga Champions kontra Barcelona dan merasa tidak dipercaya lagi oleh Arsene Wenger.

Link tayangan "Premier League Legends: Robert Pires".

Komentar